Sukses

3 Kejadian Besar hingga Huru-hara di Akhir Zaman Dalam Al-Qur'an, Siapkah Kita?

Membicarakan kiamat atau akhir zaman selalu menarik. Misalnya mengenai tanda kiamat atau bagaimana kiamat berlangsung

Liputan6.com, Jakarta - Dalam pandangan Islam, kiamat adalah keniscayaan. Meyakini terjadinya kiamat erat terkait dengan aqidah karena menjadi bagian dari rukun iman.

Kapan waktu terjadinya kiamat hanya Allah SWT yang tahu. Manusia hanya bisa berusaha yang terbaik untuk menjalankan yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Membicarakan kiamat atau akhir zaman selalu menarik. Misalnya mengenai tanda kiamat atau bagaimana kiamat berlangsung.

Muhammad Luthfi Usman, Staf Jurusan Informatika Universitas Islam Indonesia (UII) mengulas peristiwa akhir zaman yang tercantum dalam Al-Qur'an.

"Banyak kejadian di akhir zaman yang kita tidak ketahui. Terdapat tiga surat pertama pada Juz 30 di dalam Alquran yang membahas tentang kiamat atau akhir zaman, yaitu QS. An Naba’, QS. An Nazi’at, dan QS. At Takwir," tulisnya.

Berikut ini adalah ulasan mengenai kejadian besar di akhir zaman yang ada dalam Al-Qur'an, melansir laman informatics.uii.ac.id, Selasa (20/2/2024).

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. An Naba’ (Berita Besar)

Di dalam QS. An Naba’, para ulama menafsirkan tentang apa yang dimaksud dengan an naba’ (berita besar). Dalam hal ini ada tiga pendapat, yaitu Alquran, kerasulan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan hari kebangkitan [1]. Dari ketiga pendapat tersebut, yang dimaksud an naba’ (berita besar) dalam ayat pertama QS. An Naba’ adalah hari kebangkitan dan inilah pendapat yang dipilih oleh Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari. Selain itu, dalam QS. An Naba’ juga dijelaskan bahwa Allah Ta’ala telah menunjukkan tentang berbagai bukti kekuasaan-Nya, seperti bumi, gunung, menciptakan makhluk berpasang-pasang, malam, siang, langit, matahari, hujan, dan tumbuhnya tanaman. Namun banyak manusia yang banyak melampaui batas dan tidak percaya dengan adanya hari pembalasan.

Dalam QS. An Naba’, Allah menggambarkan betapa dahsyatnya hari kiamat mulai dari ayat 17-20.

إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا (١٧) يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا (١٨) وَفُتِحَتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ أَبْوَابًا (١٩) وَسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا (٢٠)

Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan (17), yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok (18), dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu (19), dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia.

 

 

3 dari 5 halaman

2. An Nazi’at (Peringatan Mengenai Huru-Hara pada Hari Kiamat)

An Nazi’at secara umum memaparkan tentang peringatan terkait dengan huru hara yang terjadi pada hari kiamat [2]. Di ayat yang ke 6-7 Allah menjelaskan tentang kebangkitan manusia yang diawali dengan tiupan sangkakala oleh Malaikat Israfil [3].

يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُ ﴿٦﴾ تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ (٧)

(Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncang alam (6), tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua (7).Di ayat 8-9 Allah menggambarkan kondisi manusia yang sangat ketakutan pada hari tersebut.

قُلُوبٌ يَوْمَئِذٍ وَاجِفَةٌ ﴿٨﴾ أَبْصَارُهَا خَاشِعَةٌ (٩)

Hati manusia pada waktu itu sangat takut (8),  Pandangannya tunduk (9).Di dalam surat An Nazi’at dijelaskan pula bahwa orang kafir sudah diberi peringatan tentang akhir zaman dan mereka di akhirat sangat menyesal dengan kekafirannya, tidak percaya bahwa manusia setelah mati akan dibangkitkan dan akan diperhitungkan perbuatannya selama di dunia ini.

Allah Ta’ala dan Rasul-Nya telah memperingatkan kepada orang-orang kafir bahwa besok akan ada kiamat, di mana semua manusia akan dibangkitkan dan akan diperhitungkan amalnya. Dalam surat ini juga dijelaskan bahwa malaikat akan mencabut nyawa orang kafir dengan sangat keras, sedangkan malaikat akan mencabut nyawa orang beriman dengan sangat halus.

4 dari 5 halaman

3. At Takwir (Dahsyatnya Kiamat)

Allah Ta’ala berfirman dalam QS. At Takwir 1-14 yang artinya,

“Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak dipedulikan), dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, ‘dan apabila lautan dipanaskan, dan apabila roh-roh dipertemukan (dengan tubuh), apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh, dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia) dibuka, dan apabila langit dilenyapkan, dan apabila neraka Jahim dinyalakan, dan apabila surga didekatkan, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.”Di dalam QS. At Takwir dijelaskan bahwa nanti matahari akan digulung, bintang-bintang akan berjatuhan, terbayangkan bahwa besok di akhirat semua sumber cahaya dipadamkan. Sedangkan saat itu, sangat banyak manusia yang dikumpulkan dan tentunya sangat sulit untuk bergerak maupun berjalan. Ketika kita berjalan sendiri melewati jembatan yang sangat gelap dan jembatannya hampir tidak kelihatan. Apakah terbayang kita bisa melewati jembatan tersebut kalau tidak ada lampu atau senter dengan banyak risiko menyebabkan terjatuh.

Sebagai seorang beriman tentunya kita percaya bahwa Allah Ta’ala dan Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan kita arahan baik melalui Alquran dan Al Hadis. Ada kabar gembira bagi orang beriman ketika di akhirat kelak, kita akan diberikan cahaya yang berasal dari sholat subuh dan isya’ yang dilakukan secara tepat waktu dan berjamaah bagi laki-laki, sedangkan bagi perempuan dapat dilakukan dengan tepat waktu di rumah, sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

5 dari 5 halaman

Kabar Gembira untuk Orang Beriman

“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat” (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi dan Ibnu majah)Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, yang menggambarkan keadaan manusia pada saat melewati sirath:

“Yang pertama kali lewat di antara kalian bagaikan kilat”

Aku (Abu Hurairah) bertanya, “Demi bapak dan ibuku sebagai tebusannya, apa maksud “berjalan seperti kilat”? Beliau Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan, “Tahukah kamu bagaimana kilat pergi dan datang dalam sekejap?”

Kemudian (ada yang) berjalan seperti angin, seperti burung, dan ada juga yang berlari, perjalanan mereka sesuai dengan amalan mereka. Sedangkan Nabi kalian ini (Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam) berdiri menunggu di atas sirath seraya berdoa, ‘Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah…’

 Sampai ada yang amalannya (karena sedikit) tak sangup (membawa si hamba tadi) sehingga ada orang yang tidak bisa lewat melainkan merayap.Pada situasi yang sangat gelap saat itu, manusia diminta untuk segera melewati jembatan sirath. Jembatan yang sangat gelap di mana hanya orang yang beriman (rajin sholat subuh dan isya) saja yang mendapatkan cahaya, sehingga bisa melihat jembatan siroth lalu melewatinya.

Demikian yang dapat penulis sampaikan melalui tulisan ini. Semoga dengan bertambahnya wawasan ini akan menambah keimanan dan mengetahui betapa Allah Ta’ala sangat menyayangi hambanya yang beriman. Dan perbanyaklah berbuat kebaikan dan merutinkan sholawat untuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar kelak kita diberikan syafa’atnya. Aamiin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.