Sukses

Berada di Gurun Pasir nan Tandus, Kenapa Sumur Zamzam Tak Pernah Kering?

Sumur Zamzam di Makkah, Arab Saudi memiliki sejarah panjang. Sejak ribuan tahun silam, air Zamzam telah menghidupi jutaan orang, dari masa ke masa dan tak pernah habis atau kering

Liputan6.com, Jakarta - Sumur Zamzam di Makkah, Arab Saudi memiliki sejarah panjang. Sejak ribuan tahun silam, Zamzam telah menghidupi jutaan orang, dari masa ke masa.

Sumur Zamzam juga pernah mewarnai pertikaian antarsuku di Jazirah Arab, hingga lenyap ratusan tahun. Belakangan, kakek Nabi Muhammad SAW, Abdul Muthalib menemukan sumur legendaris ini.

Bagi umat Islam, air Zamzam bukan sekadar air mineral biasa. Air Zamzam merupakan situs bersejarah dan kental dengan nilai spiritual.

Banyak hadis yang menjelaskan keajaiban dan manfaat air Zamzam. Nabi Muhammad SAW sendiri memuji kualitasnya, menggambarkannya sebagai nutrisi dan memiliki khasiat penyembuhan.

Banyak pula literatur hadis yang meriwayatkan pernyataannya yang menekankan sifat keberkahan air Zamzam, seperti kemampuannya untuk memuaskan rasa lapar, memuaskan dahaga, dan menyembuhkan penyakit.

Tahun 2023 ini, jemaah haji Indonesia mendapatkan jatah sebanyak 10 liter air Zamzam, atau dua kali lipat dibanding haji periode sebelum-sebelumnya. Selain dikonsumsi di Arab Saudi, air Zamzam juga menyebar ke seluruh dunia dan diminum jutaan manusia.

Mungkin akan timbul pertanyaan, kenapa air Zamzam tak pernah habis atau kenapa sumur Zamzam tak pernah kering. Pertanyaan itu mungkin saja timbul mengingat lokasi sumur Zamzam yang berada di gurun pasir nan gersang.

Berikut ini adalah penjelasan ilmiah kenapa sumur Zamzam tak pernah kering.

 

Siak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kenapa Sumur Zamzam Tak Pernah Kering?

Mengutip laman Universitas Pakuan unpak.ac.id air Zamzam merupakan air yang berasal dari sumur di kawasan Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Sumur zamzam terletak 11 meter dari Ka'bah. Saat ini, sumur zamzam berada di ruang bawah tanah yang dapat dilihat dari balik panel kaca.

Mesin penyedot sumur zamzam menyedot air hingga 18,5 liter per detik sehingga mampu menghasilkan 660 liter air per menit.

Dalam bahasa Arab, zamzam berarti “banyak” atau “melimpah ruah”. Pengertian ini sesuai dengan kondisi air zamzam yang tak pernah kering meski telah digunakan selama ribuan tahun.

Air zamzam telah ada sejak zaman Nabi Ismail. Secara ajaib, mata air zamzam keluar saat Nabi Ismail menangis karena kehausan di padang pasir bersama ibunya, Hajar.

Dokumen sejarah menunjukkan, zaman itu diperkirakan tahun 1910 SM sehingga jika disesuaikan dengan kalender Hijriah, air zamzam telah ada selama lebih dari 4.000 tahun.

Hal ini pun menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana air zamzam tidak pernah kering selama ribuan tahun.

Dilansir dari Egypt Today, 16 Agustus 2018, Abbas Sharaqi, Profesor Geologi dan Sumber Daya Air di African Research Institute, mengatakan, air di sumur zamzam tidak pernah kering karena terhubung dengan air tanah terbarukan.

“Tidak adanya penipisan dalam geologi berarti bahwa ia adalah air yang dapat diperbarui. Air tanah bisa diperbarui, seperti di sumur zamzam,” kata Profesor Sharaqi.

 

3 dari 3 halaman

Air Terbarukan

Profesor Sharaqi menjelaskan, air zamzam merupakan air terbarukan yang sumbernya adalah hujan di Kota Makkah.

Makkah merupaan daerah pegunungan dan salah satu lembahnya menampung air untuk sumur zamzam di dataran rendah.

Menurut Profesor Sharaqi, terdapat 14 meter endapan sungai yang terbentuk dari air hujan di pegunungan yang jatuh ke dataran rendah dan berubah menjadi sedimen.

Proses ini membutuhkan waktu jutaan tahun untuk membuat sumur zamzam yang panjangnya mencapai 14 meter.

Di bagian paling bawah terdapat kumpulan bebatuan yang menjadikan total kedalaman sumur zamzam mencapai 35 meter.

“Air di sumur zamzam digunakan sebagai air minum jamaah dan tidak digunakan untuk pertanian,” ujarnya.

“Sumur zamzam telah digunakan selama 4.000 tahun, ini membuat kami berpikir bahwa jika tidak ada hujan di Arab Saudi, mungkin airnya akan habis. Namun, mengingat kondisi iklim yang stabil dan tidak berubah, sumur bisa terus ada,” tambah Profesor Sharaqi.

Tim Rembulan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.