Sukses

Skenario buat 4 Kloter Jemaah Haji Bila Tak Bisa Mendarat di Jeddah

Empat kloter jemaah haji ditolak mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.

Liputan6.com, Jeddah - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyiapkan 50 petugas untuk menyambut kedatangan 4 kloter jemaah haji gelombang dua, yang dijadwalkan mendarat di Bandara Prince Mohammad Bin Abdul Aziz, Madinah.

Empat kloter jemaah haji gelombang dua gelombang kedua tersebut, adalah Kloter 35 dan 40 Embarkasi Ujung Pandang (UPG), serta Kloter 17 dan 19 Embarkasi Banjarmasin (BDJ).

Rencananya jemaah haji dari UPG 35 akan tiba di Arab Saudi pada 2 Agustus, BDJ 17 mendarat pada 3 Agustus. Sementara UPG 40 dan BDJ 19 akan sampai di Madinah pada 5 Agustus 2019.

Ini merupakan skenario terkait layanan bila permohonan pemindahan pendaratan 4 kloter tersebut dari Madinah ke Bandara King Abdul Aziz Jeddah ditolak Pemerintah Arab Saudi.

Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah, Akhmad Jauhari mengatakan, jika nanti empat kloter gelombang dua mendarat di Madinah karena tidak mendapatkan slot di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, maka pelayanan terhadap jamaah haji menjadi tanggung jawabnya.

"Terkait dengan hal itu, kita sudah melakukan persiapan-persiapan di antaranya adalah menyiapkan petugas yang akan memberikan layanan kepada jamaah haji yang akan mendarat di Madinah," kata Akhmad Jauhari.

Dia menuturkan, kesiapan sekitar 50 petugas merupakan tindaklanjut surat Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag nomor B-19012/DJ/Dt.II.II.4/Hj.05/07/2019 tertanggal 17 Juli 2019.

Mereka adalah Satuan Tugas yang dibentuk untuk menangani pelayanan penerimaan kedatangan, pelayanan transportasi dan pelayanan konsumsi pada tanggal 2,3, dan 5 Agustus.

 

Daker Madinah, kata dia, masih terus berkomunikasi dengan sejumlah pihak terkait penyambutan empat kloter jemaah haji dari Embarkasi Ujung Pandang dan Banjarmasin.

Di antaranya dengan PPIH Pusat di Jakarta, Kementerian Haji Arab Saudi, Muassasah Adilla, Maktab Wukala, dan Naqobah Amali Sayyaroh. Komunikasi dengan berbagai pihak dari Pemerintah Arab Saudi dilakukan karena institusi tersebut yang akan mengatur pergerakan jemaah haji dari Madinah ke Makkah.

"Terkait Maktab Wukala adalah penyambutan di bandara, naqobah terkait bagaimana mekanisme pengangkutan jemaah dari bandara menuju tempat penginapan atau hotel akomodasinya," katanya.

Akhmad Jauhari memastikan tidak ada dampak yang siginifikan jika empat kloter jemaah haji gelombang dua tetap mendarat di Bandara Prince Mohammad Bin Abdul Aziz Madinah.

Hanya perbedaan rute yang harus dilakukan oleh jamaah, dari yang semestinya berangkat dari Jeddah ke Mekkah, berubah dari Madinah langsung ke Mekkah.

Tonton Video Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.