Sukses

PBB: 1 Juta Pengungsi di Palestina Kekurangan Makanan Selama Ramadan

Bukan hanya masalah makanan, penduduk Palestina juga tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok lainnya untuk hidup.

Liputan6.com, Gaza - Di balik kemeriahan serta mewahnya hidangan di atas meja saat Ramadan tiba di sejumlah negara, PBB malah mencatat bahwa 1 juta pengungsi di Palestina kekurangan makanan selama bulan puasa.

Dikutip dari laman middleeastmonitor.com, Rabu (15/5/2019), hal ini diungkapkan oleh United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) bahwa banyak muslim Palestina kekurangan makanan.

"Pada saat umat Islam di seluruh dunia sedang menjalani puasa di bulan suci Ramadan, sering ditandai dengan sifat meriah dari Iftarnya, sementara di Gaza, lebih dari setengah populasi bergantung pada bantuan makanan dari internasional."

Meski begitu, pihak UNRWA terus menghimpun bantuan dari dunia internasional untuk mengurusi masalah ini.

Bukan hanya masalah makanan, mereka juga tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok lainnya untuk hidup.

Saat ini ada lebih dari satu juta orang yang membutuhkan bantuan makanan darurat yang tanpanya mereka tidak dapat melewati hari demi hari.

Matthias Schmale, Direktur Operasi UNRWA di Gaza, mengatakan: "Ini adalah peningkatan hampir sepuluh kali lipat yang disebabkan oleh blokade yang mengarah pada penutupan perbatasan Gaza dan dampak bencana pada ekonomi lokal, konflik berturut-turut yang meruntuhkan seluruh lingkungan dan krisis politik internal Palestina yang sedang berlangsung."

Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh PBB pada tahun 2017 memperingatkan bahwa Jalur Gaza, Palestina akan "tidak dapat dihuni" pada tahun 2020.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tingkat Pengangguran di Gaza Juga Naik

Tingkat pengangguran di Gaza naik menjadi 52 persen tahun lalu, dengan lebih dari satu juta penduduk bergantung pada pemberian makanan triwulanan UNRWA.

Didirikan pada tahun 1949, UNRWA memberikan bantuan kritis kepada para pengungsi Palestina di Jalur Gaza yang diblokade.

Tahun lalu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan Washington akan "tidak lagi melakukan pendanaan" kepada UNRWA.

Padahal, Amerika Serikat merupakan kontributor terbesar UNRWA yang memberikan US$ 350 juta pertahun -- kira-kira seperempat dari keseluruhan anggaran agensi tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.