Sukses

Jokowi Dinilai Tak Akan Jatuh oleh Kampanye Negatif

Salah satu alasan Jokowi tak tergoyahkan kampanye hitam karena mantan Walikota Solo itu memang diminati rakyat.

Liputan6.com, Jakarta - Joko Widodo atau Jokowi telah resmi menjadi Capres PDIP. Serangan kampanye negatif, seperti masa jabatan tak pernah selesai dilayangkan pada pria yang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta itu.

"Calon yang tangguh dan benar-benar didukung rakyat luas tak lapuk karena hujan dan tak lekang karena panas. Artinya, karena pencapresan Jokowi didukung masyarakat luas, maka iapun tak akan bisa diruntuhkan pamor atau ketokohannya oleh rumor politik maupun kampanye negatif," ujar Pengamat politik dari LIPI Siti Zuhro saat dihubungi, di Jakarta, Sabtu (29/3/2014).

Salah satu alasan Jokowi tak tergoyahkan kampanye hitam karena mantan Walikota Solo itu memang diminati rakyat. Oleh karena itu, bila rakyat sudah menghendaki, sulit mengalihkan pandangaannya kepada calon lain.

"Berkaitan dengan itu, rakyat mengharapkan dan akan mengapresiasi Pemilu 2014 bila para elite atau calon pemimpin bisa berkontestasi secara matang dan dewasa dengan mengkompetisikan visi, misi, dan programnya untuk memperbaiki negara ke depan," jelasnya.

Siti juga mengungkapkan, capres dari partai-partai lain sebaiknya tidak mengurusi Jokowi dan mengobarkan genderang perang lewat kampanye negatif. Sebab, cara-cara kampanye seperti itu tentunya kurang simpatik dan malah membangun citra tak positif bagi mereka sendiri.

"Nilai-nilai budaya Indonesia yang mencintai harmoni mesti dipahami oleh para calon dalam berkampanye supaya tidak menuai kontroversi dan membingungkan publik," tandas Siti.

Politisi PKS Fahri Hamzah meminta PDIP dan juga Jokowi menjelaskan penjualan aset negara oleh pemerintahan Megawati. Tak hanya soal penjualan aset negara, sindiran-sindiran politik juga ditujukan kepada PDIP setelah mendeklarasikan Jokowi sebagai capres. Misalnya Partai Gerindra yang merasa ditelikung karena PDIP dinilai tidak menepati Perjanjian Batu Tulis 2009 yang salah satu butirnya menyatakan Mega mendukung Prabowo sebagai calon presiden pada Pemilu 2014.

Menanggapi kritikan dan sindiran-sindiran itu, Jokowi menyatakan tak perlu ditanggapi. Jokowi memilih diam daripada menangapi serangan-serangan politik seperti itu. "Ya sampai saat ini kita masih diam. Ya masih diam. Tidak menanggapi hal-hal yang nyerang seperti itu," ucap Jokowi.

Baca juga:

Pengamat CSIS: Kritik untuk Jokowi Wajar

Penjualan Aset Negara oleh Mega Disoal, Jokowi: Kita Beli Kembali

Tanpa Sosok Ahok, Sukses Pilkada Jokowi Terulang Saat Pilpres?

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.