Sukses

Kata Tanya yang Digunakan dalam Perumusan Masalah Karya Ilmiah yaitu Apa, Mengapa, dan Bagaimana

Kata tanya yang digunakan dalam perumusan masalah karya ilmiah yaitu apa, mengapa ,dan bagaimana memungkinkan peneliti untuk dapat menyusun rumusan masalah yang jelas dan terfokus.

Liputan6.com, Jakarta Rumusan masalah dalam karya ilmiah memiliki peran yang sangat penting sebagai panduan yang jelas bagi peneliti untuk menjalankan penelitiannya. Kata tanya yang digunakan dalam perumusan masalah karya ilmiah yaitu apa, mengapa, dan bagaimana merupakan kunci dalam merumuskan masalah yang akan diteliti.

Kata tanya yang digunakan dalam perumusan masalah karya ilmiah yaitu apa, mengapa ,dan bagaimana memungkinkan peneliti untuk dapat menyusun rumusan masalah yang jelas dan terfokus. Misalnya, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, "Mengapa hal ini terjadi?", dan "Bagaimana kita dapat memecahkan masalah ini?"

Dengan kata tanya yang digunakan dalam perumusan masalah karya ilmiah yaitu apa, mengapa, dan bagaimana peneliti dapat memandu diri mereka untuk fokus pada aspek-aspek yang relevan dan signifikan dari masalah yang akan diteliti. Selain itu, dengan merumuskan masalah berdasarkan kerangka mengapa dan bagaimana, peneliti dapat memastikan bahwa penelitian mereka memiliki landasan yang kokoh dan terstruktur. 

Berikut ulasan lebih lanjut tentang kata tanya yang digunakan dalam rumusan masalah karya ilmiah yaitu apa, mengapa, dan bagaimana yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (6/3/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Peran Kata Tanya Apa, Mengapa, dan Bagaimana dalam Penelitian Ilmiah

Kata tanya "apa", "mengapa", dan "bagaimana" memegang peran kunci dalam proses merumuskan masalah dalam sebuah penelitian ilmiah. Berikut perannya masing-masing.

Apa

Kata tanya "apa" digunakan untuk mengidentifikasi objek atau fenomena yang akan diteliti. Dalam konteks rumusan masalah, pertanyaan yang dimulai dengan "apa" membantu peneliti untuk menentukan pokok permasalahan atau fokus penelitian yang akan dijelajahi. Misalnya, "Apa manfaat antioksidan dalam buah jeruk?"

Mengapa

Kata tanya "mengapa" membuka ruang untuk penyelidikan terhadap alasan atau justifikasi dari fenomena yang diamati. Dengan bertanya "mengapa", peneliti dapat menggali akar permasalahan, menyelidiki faktor penyebab, atau merumuskan hipotesis tentang hubungan sebab-akibat dalam konteks penelitian mereka. Misalnya, "Mengapa program Keluarga Berencana kurang efektif di wilayah tertentu?"

Bagaimana

Kata tanya "bagaimana" membantu peneliti memahami proses atau mekanisme di balik fenomena yang diamati. Dengan bertanya "bagaimana", peneliti dapat mengeksplorasi metode atau strategi yang digunakan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Misalnya, "Bagaimana cara meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program Keluarga Berencana?"

Dalam konteks merumuskan masalah, ketiga kata tanya ini membantu peneliti untuk menentukan pokok permasalahan, mengidentifikasi faktor-faktor yang relevan, dan merancang pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian. Dengan demikian, kata tanya "apa", "mengapa", dan "bagaimana" merupakan alat penting dalam membantu peneliti mengarahkan fokus dan merumuskan pertanyaan penelitian yang relevan dan informatif.

3 dari 4 halaman

Cara Menyusun Rumusan Masalah

Membuat rumusan masalah yang efektif adalah langkah penting dalam menyusun sebuah karya ilmiah. Ada beberapa langkah yang dapat diikuti untuk menyusun rumusan masalah yang baik, berikut diantaranya.

1. Spesifik

Rumusan masalah haruslah spesifik, singkat, padat, dan jelas. Menghindari penggunaan kata-kata yang terlalu panjang agar esensi dari masalah dapat tersampaikan dengan baik.

2. Metode Penelitian yang Sesuai

Pemilihan metode penelitian yang tepat sangat penting untuk mendukung rumusan masalah. Peneliti harus mempertimbangkan apakah akan menggunakan metode penelitian kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian.

3. Teori Pendukung

Setelah menentukan metode penelitian, peneliti perlu mencari teori-teori yang mendukung metode tersebut. Hal ini bertujuan untuk memberikan landasan teoritis yang kuat bagi penelitian yang dilakukan.

4. Mengamati Fenomena Sekeliling

Penting bagi peneliti untuk peka terhadap fenomena yang terjadi di sekitarnya. Dengan memperhatikan masalah-masalah praktis yang ada, peneliti dapat menemukan topik penelitian yang relevan dan bermanfaat.

5. Menggunakan 5W+1H

Salah satu metode yang dapat digunakan dalam merumuskan masalah adalah dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan 5W+1H (What, When, Where, Who, Why, How). Hal ini membantu peneliti untuk menentukan topik penelitian dan membuat pertanyaan yang menarik.

4 dari 4 halaman

Contoh Rumusan Masalah

Judul: Evaluasi Efektivitas Program Keluarga Berencana dalam Meningkatkan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat di Wilayah XYZ

Rumusan Masalah

  1. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat terhadap program Keluarga Berencana di wilayah XYZ?
  2. Apakah tingkat partisipasi masyarakat dalam program Keluarga Berencana di wilayah XYZ sesuai dengan target yang ditetapkan?
  3. Apa faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kesadaran masyarakat terhadap program Keluarga Berencana di wilayah XYZ?
  4. Bagaimana efektivitas implementasi program Keluarga Berencana di wilayah XYZ dalam menjangkau target populasi?
  5. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh program Keluarga Berencana di wilayah XYZ?
  6. Apakah terdapat perbedaan tingkat kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap program Keluarga Berencana antara kelompok usia dan latar belakang sosial-ekonomi yang berbeda di wilayah XYZ?

Judul: Evaluasi Potensi Antioksidan dan Kesehatan yang Terkandung dalam Berbagai Varietas Jeruk: Studi Kasus di Wilayah ABC

Rumusan Masalah

  1. Apa kandungan antioksidan yang terdapat dalam berbagai varietas jeruk yang ditemui di Wilayah ABC?
  2. Bagaimana perbandingan kandungan antioksidan antara berbagai varietas jeruk yang dikonsumsi di Wilayah ABC?
  3. Bagaimana potensi antioksidan dalam jeruk berkontribusi terhadap perlindungan terhadap penyakit dan promosi kesehatan di antara populasi yang mengonsumsi jeruk secara rutin di Wilayah ABC?
  4. Apakah terdapat perbedaan dalam manfaat kesehatan yang didapatkan dari konsumsi jeruk segar dibandingkan dengan produk olahan jeruk, seperti jus jeruk, di Wilayah ABC?
  5. Apakah ada hubungan antara konsumsi jeruk dan penurunan risiko penyakit tertentu, seperti penyakit kardiovaskular dan kanker, di kalangan populasi di Wilayah ABC?
  6. Bagaimana faktor-faktor lingkungan dan budaya yang memengaruhi pola konsumsi jeruk dan persepsi masyarakat terhadap manfaat kesehatan yang terkait di Wilayah ABC?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.