Sukses

Pria Ini Habiskan Uang Rp 170 Juta Setahun untuk Hidup di Kereta, Kerja di Gerbong

Lasse Stolley punya harapan bisa kerja di perusahaan kereta.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah kisah yang menarik perhatian dunia baru-baru ini adalah keputusan luar biasa seorang remaja Jerman, Lasse Stolley. Remaja itu memilih untuk tinggal, hidup, dan bekerja di dalam gerbong kereta berjalan. Kisahnya viral yang menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.

Lasse Stolley, seorang remaja berusia 17 tahun, mungkin mewujudkan impian penggemar lokomotif Francis Bourgeois. Pasalnya dia secara harfiah dan secara hukum tinggal di berbagai kereta Deutsche Bahn di Jerman.

Stolley, yang mengaku sebagai 'pengembara digital', menjelaskan bahwa meskipun privasi sangat minim dalam tempat tinggalnya yang tidak biasa ini, dia sangat menikmati kebebasan dan fleksibilitas yang diberikan kepadanya. Namun ia harus menggelontorkan uang ratusan juta untuk hidup di kereta berjalan. 

"Jalur kereta api Jerman adalah tiramnya," ujarnya kepada Business Insider.

Menariknya Stolley kini telah menempuh perjalanan lebih dari 483 ribu kilometer sejak meninggalkan rumah orang tuanya di Fockbek, Schleswig-Holstein, pada usia 16 tahun. Berikut Liputan6.com merangkum selengkapnya kisah unik remaja tinggal di kereta melansir dari Business Insider, Rabu (6/5/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ingin Dilirik Perusahaan Kereta

Stolley menjelaskan bahwa keputusannya untuk hidup di gerbong kereta datang setelah rencana karirnya sebagai spesialis IT dibatalkan pada menit-menit terakhir. Lantas ia mendapat ide tinggal di dalam kereta usai melihat video dalam Youtube. 

Awalnya, orang tua Stolley sangat khawatir dengan gagasan tersebut, tetapi dengan banyak upaya meyakinkan, mereka akhirnya setuju untuk membantunya mengklarifikasi legalitasnya. 

"Saya harus meyakinkan mereka bahwa ini bukanlah sesuatu yang gegabah," kata Stolley sambil tersenyum.

Meskipun gaya hidupnya yang tidak konvensional, Stolley mengungkapkan bahwa biaya hidupnya mencapai sekitar Rp 170 juta per tahun. Namun, dia berharap bahwa pengalamannya ini akan membuka pintu bagi peluang kerja di industri transportasi.

"Keinginan saya adalah memberikan masukan kepada perusahaan transportasi dan mendapatkan kompensasi atas hal tersebut," tuturnya penuh harap.

3 dari 3 halaman

Kerja di Gerbong Bersama Penumpang

Saat ini, Stolley bekerja sebagai programmer di siang hari dan menikmati waktu santainya di gerbong kelas satu di malam hari. Ia membawa empat kaos, dua pasang celana, perlengkapan mandi, bantal leher, dan selimut perjalanan ke dalam.

Namun ia mengatakan bahwa barang 'paling penting' yang dimilikinya adalah laptop dan headphone peredam bising yang membantunya 'keluar' dari kereta.

"Saya harus mandi di kolam renang umum dan pusat rekreasi, sambil menjalani gaya hidup yang sangat minimalis karena semua barang milik saya harus muat di dalam ransel 36 liter saya," jelasnya.

Kisah Stolley adalah contoh nyata dari keberanian dan keteguhan hati dalam mengejar impian. Dengan semangat petualangannya, dia membuktikan bahwa tidak ada batasan bagi seseorang untuk mengejar apa yang mereka inginkan, bahkan jika itu berarti tinggal di gerbong kereta sepanjang waktu.

"Rumah saya adalah kereta,” kata Stolley.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.