Sukses

65 Kata Bahasa Jawa yang Jarang Diketahui, Lengkap Arti dan Maknanya

Pemahaman yang lebih dalam terhadap kata Jawa yang jarang terdengar ini dapat membantu memperkaya kosakata.

Liputan6.com, Jakarta - Memahami kata Bahasa Jawa yang jarang diketahui merupakan langkah penting dalam memahami budaya dan filosofi Jawa secara lebih mendalam. Meskipun terkadang terdengar kuno atau ketinggalan zaman, pemahaman akan makna dan arti di balik kata-kata tersebut membuka jendela ke dalam kearifan lokal yang kaya.

Pemahaman yang lebih dalam terhadap kata Jawa yang jarang terdengar ini dapat membantu memperkaya kosakata. Sekaligus memperdalam pemahaman tentang nilai-nilai tradisional yang melekat dalam masyarakat Jawa.

Memahami kata Bahasa Jawa yang jarang diketahui dapat membantu memperkaya ekspresi dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat lebih tepat dalam menyampaikan pikiran, perasaan, dan pesan kepada orang lain. Hal ini juga dapat memperkuat ikatan budaya dan sosial antarindividu dalam komunitas yang menerapkan Bahasa Jawa sebagai bagian dari identitas budaya mereka.

Selain itu, mempelajari kata Bahasa Jawa yang jarang diketahui dapat menjadi jendela bagi generasi muda untuk menjaga dan mempertahankan warisan budaya nenek moyang. Dalam dunia yang terus berkembang dan modern, nilai-nilai tradisional seringkali terabaikan.

Berikut Liputan6.com ulas kata bahasa Jawa yang jarang diketahui tersebut, Senin (19/2/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1-20

  1. "Dadiya banyu emoh nyawuk, dadiya godhong emoh nyuwek, dadiyo suket emoh nyenggut." Kata Jawa yang jarang diketahui: "nyawuk" (bertegur sapa). Makna: Menggambarkan orang yang saking jengkelnya hingga tidak mau bertegur sapa lagi.
  2. "Cuplak andheng-andheng, yen ora pernah panggonane bakal disingkirake." Kata Jawa yang jarang diketahui: "andheng-andheng" (tahi lalat). Makna: Orang yang menyebabkan keburukan maka semua kebaikannya akan terhapus.
  3. "Dandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dandhang." Kata Jawa yang jarang diketahui: "dandhang" (buruk), "kuntul" (baik). Makna: Perkara yang buruk dianggap baik, sedangkan yang baik dianggap buruk.
  4. "Gupak pulute ora mangan nangkane." Kata Jawa yang jarang diketahui: "gupak" (kena sesuatu), "pulute" (getah). Makna: Sudah ikut berjuang susah payah, tapi tidak ikut menikmati hasilnya.
  5. "Jagakake endhoge si blorok." Kata Jawa yang jarang diketahui: "jagakake" (berharap pada). Makna: Berharap pada sesuatu yang belum pasti.
  6. "Jalma angkara mati murka." Kata Jawa yang jarang diketahui: "angkara" (kemarahan). Makna: Mendapat kesulitan karena kemarahannya sendiri.
  7. "Kakehan gludug kurang udan." Kata Jawa yang jarang diketahui: "gludug" (petir/gemuruh). Makna: Terlalu banyak bicara namun tidak pernah memberi bukti.
  8. "Kebat kliwat, gancang pincang." Kata Jawa yang jarang diketahui: "kebat" (tergesa-gesa/cepat). Makna: Tindakan yang tergesa-gesa pasti tidak sempurna.
  9. "Kendel ngringkel, dhadang ora godak." Kata Jawa yang jarang diketahui: "kendel" (berani), "ngringkel" (pintar). Makna: Mengaku berani dan pintar, kenyataannya penakut dan bodoh.
  10. "Kumenthus ora pecus." Kata Jawa yang jarang diketahui: "kumenthus" (banyak membual). Makna: Menggambarkan orang yang banyak membual tanpa bukti dan perbuatan yang becus.
  11. "Lambe satumang kari samerang." Kata Jawa yang jarang diketahui: "lambe" (mulut). Makna: Orang yang sudah berkali-kali dinasihati tapi tak juga didengarkan.
  12. "Menthung koja kena sembagine." Kata Jawa yang jarang diketahui: "koja" (memperdaya). Makna: Menggambarkan seseorang yang merasa telah memperdayai namun sebenarnya dia sendiri yang telah terpedaya.
  13. "Milih-milih tebu oleh boleng." Kata Jawa yang jarang diketahui: "boleng" (tidak baik/jelek). Makna: Terlalu banyak memilih tapi pada akhirnya malah mendapatkan yang tidak baik.
  14. "Nabok nyilih tangan." Kata Jawa yang jarang diketahui: "nabok" (menampar/memukul). Makna: Menggambarkan orang yang tidak berani menghadapi musuhnya dan meminta bantuan orang lain diam-diam.
  15. "Ngajari bebek nglangi." Kata Jawa yang jarang diketahui: "ngajari" (mengajar). Makna: Pekerjaan yang tidak ada manfaatnya.
  16. "Obah ngarep kobet mburi." Kata Jawa yang jarang diketahui: "ngarep" (berharap). Makna: Segala tindakan pemimpin selalu jadi anak buahnya.
  17. "Pitik trondhol diumbar ing padaringan." Kata Jawa yang jarang diketahui: "trondhol." Makna: Orang yang diberi kepercayaan barang berharga, pada akhirnya hanya bisa menghabiskannya.
  18. "Sembur-sembur adus, siram-siram bayem." Kata Jawa yang jarang diketahui: "sembur-sembur" (menyembur). Makna: Sebuah tujuan yang terlaksana karena mendapat dukungan banyak orang.
  19. "Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja aleman." Kata Jawa yang jarang diketahui: "gumunan" (terheran-heran), "getunan" (menyesal), "kagetan" (terkejut-kejut), "aleman" (manja). Makna: Jangan mudah terheran-heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut-kejut, jangan manja.
  20. "Aja kuminter mundak keblinger, aja cidra mundak cilaka." Kata Jawa yang jarang diketahui: "kuminter" (merasa paling pandai), "cidra" (berbuat curang). Makna: Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.
3 dari 4 halaman

21-40

  1. "Mangan ora mangan sing penting ngumpul." Kata Jawa yang jarang diketahui: "mangan" (makan). Makna: Makan tidak makan yang terpenting adalah bisa berkumpul.
  2. "Anak polah bapa kepradah." Kata Jawa yang jarang diketahui: "polah" (tingkah laku), "kepradah" (terdampak buruk). Makna: Tingkah laku anak mempunyai imbas bagi orang tua, tingkah laku anak yang buruk orang tua ikut terdampak buruk, begitu pula sebaliknya, jika perilaku anak baik, orang tua pun akan ikut terdampak baik.
  3. "Busuk ketekuk, pinter keblinger." Kata Jawa yang jarang diketahui: "ketekuk" (terlipat). Makna: Orang bodoh atau pandai suatu saat sama-sama akan mengalami kesulitan.
  4. "Tak kiro lali bales, tibake wes males." Kata Jawa yang jarang diketahui: "tibake" (udah). Makna: Aku pikir lupa membalas, ternyata udah malas.
  5. "Dandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dandhang." Kata Jawa yang jarang diketahui: "dandhang" dan "kuntul". Makna: Perkara yang buruk dianggap baik, sedangkan yang baik dianggap buruk.
  6. "Dhuwur wekasane, endhek wiwitane." Kata Jawa yang jarang diketahui: "dhuwur" (tinggi). Makna: Kesengsaraan yang membuahkan kemuliaan.
  7. "Diobong ora kobong, disiram ora teles." Kata Jawa yang jarang diketahui: "kobong" (terbakar). Makna: Menjadi pribadi yang ulet, tekun, tangguh menghadapi segala ujian dan rintangan, hingga berhasil merengkuh kemuliaan serta kejayaan.
  8. "Dumadining sira iku lantaran anane bapa biyung ira." Kata Jawa yang jarang diketahui: "dumadining" (terjadinya). Makna: Terjadinya dirimu karena diciptakannya ibu bapakmu sehingga kedua orang tua harus dimuliakan.
  9. "Jaman iku owah gingsir." Kata Jawa yang jarang diketahui: "owah gingsir" (dinamis dan berubah). Makna: Ruang, waktu, serta zaman akan selalu dinamis dan berubah.
  10. "Kaya banyu karo lenga." Kata Jawa yang jarang diketahui: "lenga" (minyak). Makna: Tidak pernah rukun ibarat air dan minyak.
  11. "Nguyahi banyu segara." Kata Jawa yang jarang diketahui: "nguyahi" (menggarami). Makna: Melakukan suatu perbuatan yang sia-sia belaka, ibarat menggarami lautan.
  12. "Urip iku saka Pangeran, bali marang Pangeran." Kata Jawa yang jarang diketahui: "saka" (berasal). Makna: Hidup itu berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan.
  13. "Manunggaling kawula gusti." Kata Jawa yang jarang diketahui: "manunggaling" (bersatunya). Makna: Manunggalnya atau bersatunya antara kawula (hamba) dengan sifat-sifat Tuhannya.
  14. "Atose watu akik isih kalah karo atose omonganmu." Kata Jawa yang jarang diketahui: "atose" (keras). Makna: Kerasnya batu akik masih kalah dengan omonganmu.
  15. "Wani ngalah, luhur wekasane." Kata Jawa yang jarang diketahui: "luhur" (luhur). Makna: Berani mengalah demi kepentingan bersama adalah sikap yang luhur. Begitulah watak kesatria yang berjiwa besar dan lapang dada.
  16. "Wani silit, wedi rai." Kata Jawa yang jarang diketahui: "silit" (anus). Makna: Seorang pengecut yang hanya berani di belakang layar, namun takut ketika behadapan secara langsung.
  17. "Asu rebutan balung." Kata Jawa yang jarang diketahui: "rebutan balung" (memperebutkan tulang ayam). Makna: Manusia berkonflik untuk memperebutkan suatu hal yang sifatnya sepele atau remeh temeh.
  18. "Beda-beda pandumaning dumadi." Kata Jawa yang jarang diketahui: "pandumaning" (pemberian). Makna: Tuhan Yang Maha Adil memberikan anugerah yang adil kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya.
  19. "Kebo nyusu gudel." Kata Jawa yang jarang diketahui: "gudel" (anak kerbau). Makna: Kaum tua menimba ilmu atau berguru kepada kaum muda.
  20. "Crah agawe bubrah." Kata Jawa yang jarang diketahui: "crah". Makna: Pertentangan atau konflik menyebabkan perpecahan/kerusakan.

 

4 dari 4 halaman

41-65

  1. "Gliyak-gliyak tumindak, sareh pakoleh." Kata Jawa yang jarang diketahui: "gliyak-gliyak" (perlahan-lahan). Makna: Upaya yang dilakukan perlahan, tapi akhirnya tujuannya akan tercapai.
  2. "Kena iwake aja nganti buthek banyune." Kata Jawa yang jarang diketahui: "buthek" (tidak jernih). Makna: Berusahalah mencapai tujuan tanpa menimbulkan kerusakan.
  3. "Adhang-adhang tetese embun." Kata Jawa yang jarang diketahui: "adhang-adhang". Makna: Berharap sesuatu dengan hasil apa adanya. Seperti berharap pada tetes embun.
  4. "Adigang, adigung, adiguna." Kata Jawa yang jarang diketahui: "adigang, adigung, adiguna" (mengandalkan kekuatan, kekuasaan, dan kepintarannya). Makna: Mengandalkan kekuatan, kekuasaan, dan kepintarannya.
  5. "Ana dina, ana upa." Kata Jawa yang jarang diketahui: "ana upa" (ada satu nasi). Makna: Tiap perjuangan selalu ada hasil yang nyata.
  6. "Becik ketitik, ala ketara." Kata Jawa yang jarang diketahui: "ketitik" (tempat yang tepat). Makna: Perbuatan baik akan selalu dikenali, dan perbuatan buruk nantinya juga akan diketahui juga.
  7. "Ngundhuh wohing pakerti." Kata Jawa yang jarang diketahui: "wohing" (sesuatu). Makna: Apa pun yang kita lakukan akan membuahkan hasil yang sepadan.
  8. "Sabar sareh mesthi bakal pikoleh." Kata Jawa yang jarang diketahui: "sareh" (tenang). Makna: Pekerjaan apa pun jangan dilakukan dengan tergesa-gesa agar berhasil.
  9. "Sepi ing pamrih, rame ing gawe." Kata Jawa yang jarang diketahui: "pamrih" (kepentingan diri sendiri). Makna: Melakukan pekerjaan tanpa pamrih.
  10. "Sluman slumun slamet." Kata Jawa yang jarang diketahui: "sluman slumun" (kurang hati-hati). Makna: Biarpun kurang hati-hati tapi masih diberi keselamatan.
  11. "Dhemit ora ndulit, setan ora doyan." Kata Jawa yang jarang diketahui: "dhemit" (setan). Makna: Berharap doa dan harapan agar selalu diberi keselamatan, tidak ada suatu halangan dan rintangan.
  12. "Beras wutah arang bali menyang takere." Kata Jawa yang jarang diketahui: "wutah" (tumpah). Makna: Menggambarkan sesuatu yang sudah rusak tidak akan bisa kembali sama seperti semula.
  13. "Krido lumahing asto." Kata Jawa yang jarang diketahui: "krido". Makna: Hamba yang mengemis dan peminta-minta.
  14. "Kutuk marani sunduk." Kata Jawa yang jarang diketahui: "sunduk" (tusuk). Makna: Mendekati mara bahaya.
  15. "Urip iku urup." Kata Jawa yang jarang diketahui: "urup" (hidup/bercahaya). Makna: Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita, sekecil apa pun manfaat yang kita berikan, jangan sampai menjadi orang yang meresahkan masyarakat.
  16. "Bathok bolu isi madu." Kata Jawa yang jarang diketahui: "bathok" (batok kelapa). Makna: Menggambarkan seseorang dari kalangan bawah tapi kaya ilmu pengetahuan, seperti kaleng yang berisi madu, di luar terlihat sederhana tapi di dalamnya penuh dengan kekayaan ilmu.
  17. "Busuk ketekuk, pinter keblinger." Kata Jawa yang jarang diketahui: "keblinger" (salah arah). Makna: Orang bodoh ataupun pandai suatu saat sama-sama akan mengalami kesulitan atau kebingungan dalam menentukan arah hidupnya.
  18. "Desa mawa cara, negara mawa tata." Kata Jawa yang jarang diketahui: "cara" (adat). Makna: Setiap daerah memiliki adat istiadat atau aturan yang berbeda, baik dalam tingkah laku maupun tata tertibnya.
  19. "Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan." Kata Jawa yang jarang diketahui: "dudu" (bahkan) Makna: Meskipun tidak ada ikatan darah, namun terasa sudah seperti bagian dari keluarga, yang jika ada duka, ikut merasa sedih dan kehilangan.
  20. "Kacang ora ninggal lanjaran." Kata Jawa yang jarang diketahui: "lanjaran." Makna: Kebiasaan anak selalu meniru dari orang tuanya, baik sifat, perilaku, maupun kebiasaan yang dimiliki orang tua akan tercermin pada anak-anaknya.
  21. "Kebo mulih menyang kandhange." Kata Jawa yang jarang diketahui: "kebo" (kerbau). Makna: Sejauh-jauh seseorang pergi, akhirnya akan pulang ke kampung halamannya, seperti kerbau yang pada akhirnya kembali ke kandangnya.
  22. "Kesandhung ing rata, kebentus ing tawang." Kata Jawa yang jarang diketahui: "kesandhung" (tersandung). Makna: Menemui musibah yang tidak disangka-sangka, seperti bertemu dengan kesulitan atau bencana yang tidak pernah diduga sebelumnya.
  23. "Mikul dhuwur mendhem jero." Kata Jawa yang jarang diketahui: "mendhem" (mabuk). Makna: Seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua, baik dari luar maupun dari dalam, mendukung serta menghargai orang tua dengan setulus hati.
  24. "Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah." Kata Jawa yang jarang diketahui: "rukun" (harmoni). Makna: Hidup rukun pasti akan hidup sentosa, sebaliknya jika selalu bertikai pasti akan bercerai, harmoni dalam hubungan akan membawa kedamaian, sedangkan konflik akan menyebabkan perpecahan.
  25. "Tunggak jarak mrajak tunggak jati mati." Kata Jawa yang jarang diketahui: "mrajak". Makna: Perkara jelek merajalela sedangkan perkara baik tinggal sedikit, seringkali hal-hal negatif atau buruk lebih mendominasi daripada hal-hal positif dalam kehidupan sehari-hari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.