Sukses

17 Penyebab Diare yang Wajib Diwaspadai, Infeksi Bakteri Hingga Makanan dan Minuman

Beberapa penyebab diare meliputi infeksi bakteri, virus, atau parasit, konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, reaksi terhadap obat-obatan, atau kondisi medis lainnya.

Liputan6.com, Jakarta Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh banyak orang. Gejala diare dapat sangat mengganggu aktivitas keseharian, karena seringkali disertai dengan perut kembung, kram dan merasa lemah. Penyebab diare dapat berasal dari berbagai hal, seperti infeksi virus, bakteri, atau parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Selain itu, konsumsi makanan atau minuman yang tidak bersih atau mengandung bakteri, juga dapat menjadi penyebab diare. Perlu diketahui, bahwa gejala diare biasanya ditandai dengan frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya, tekstur tinja yang encer dan adanya darah atau lendir pada tinja. 

Untuk mengobati diare, sangat penting untuk menjaga kestabilan cairan tubuh dengan minum air putih atau minuman elektrolit, serta mengkonsumsi makanan yang mudah dicerna seperti nasi putih, roti tawar, atau pisang. Selain itu, bisa juga mengkonsumsi obat diare yang dijual bebas di apotek, namun sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter.

Penting juga bagi Anda menjaga kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi, serta mencuci tangan dengan benar sebelum makan dan setelah buang air kecil atau besar. Berikut ini penyebab diare yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (6/2/2024). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Kopi

Kopi dengan aroma khas dan rasa yang memikat, telah menjadi minuman favorit bagi banyak orang. Meskipun demikian, konsumsi kopi dengan perut kosong dapat memiliki efek samping yang tidak diinginkan, termasuk potensi menyebabkan diare dan peningkatan risiko masalah lambung, seperti maag. Kandungan kafein dan asam dalam kopi dapat merangsang produksi asam lambung, terutama saat dikonsumsi ketika perut masih kosong.

2. Makanan Pedas

Makanan pedas yang lezat bisa menjadi penyebab diare jika dikonsumsi secara berlebihan, terutama saat perut masih kosong. Asam lambung dapat naik dan iritasi pada usus dapat terjadi. Konsumsi makanan pedas saat perut masih kosong meningkatkan risiko diare, nyeri perut dan kembung. Oleh karena itu, perlu berhati-hati dan memperhatikan pola makan, terutama saat memasukkan makanan pedas.

3. Bakteri Patogen

Beberapa bakteri patogen, seperti Salmonella, Shigella, Campylobacter dan Vibrio cholerae, dapat menyebabkan infeksi usus dan diare. Kontaminasi makanan yang tidak higienis, terutama daging, telur dan sayuran mentah, dapat menjadi sumber penularan bakteri ini. Kebersihan dan pengolahan makanan yang baik adalah langkah penting untuk mencegah infeksi yang dapat menyebabkan masalah pencernaan.

4. Buah Jeruk

Buah jeruk meskipun menyehatkan, dapat menjadi penyebab diare jika dikonsumsi dengan perut kosong. Tingginya kandungan asam dalam buah jeruk dapat mengiritasi lambung dan mengganggu sistem pencernaan jika dikonsumsi tanpa diimbangi oleh makanan lain. Sebaiknya, hindari mengonsumsi buah jeruk saat perut masih kosong untuk mencegah ketidaknyamanan pada sistem pencernaan.

5. Intoleransi Laktosa

Intoleransi laktosa adalah salah satu penyebab diare, di mana hal ini membuat kondisi tubuh tidak dapat mencerna laktosa dengan baik, dapat menyebabkan diare, rasa mual dan muntah setelah mengonsumsi produk susu. Kekurangan enzim laktase yang diperlukan untuk mencerna laktosa, adalah penyebab utama intoleransi ini. Oleh karena itu, individu yang mengalami intoleransi laktosa sebaiknya memperhatikan konsumsi produk susu, atau memilih alternatif susu yang rendah laktosa.

6. Abai Cuci Tangan

Kebiasaan buruk yang abai mencuci tangan, dapat meningkatkan risiko terkena diare. Penelitian menunjukkan bahwa kurangnya kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dapat meningkatkan risiko diare, terutama pada anak-anak. Mencuci tangan secara rutin dengan sabun adalah langkah penting, untuk mencegah penyebaran kuman dan infeksi yang dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan.

 

3 dari 4 halaman

7. Produk Olahan Susu

Meskipun susu dan produk olahannya mengandung nutrisi penting, mengonsumsinya dengan perut kosong dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan diare. Zat asam dalam susu dapat meningkatkan produksi asam lambung dan mengganggu keseimbangan pencernaan, jika dikonsumsi dalam jumlah besar tanpa diimbangi oleh makanan lain. Penting untuk menciptakan keseimbangan dalam konsumsi produk susu, untuk menjaga kesehatan pencernaan.

8. Soft Drink

Soft drink meskipun menyegarkan, dapat meningkatkan risiko diare, terutama jika dikonsumsi saat perut masih kosong. Kandungan pemanis buatan yang tinggi dalam minuman bersoda, dapat menyebabkan masalah pencernaan dan merugikan kesehatan lambung. Sebaiknya, konsumsi soft drink sebaiknya diimbangi dengan makanan untuk menghindari efek negatif pada sistem pencernaan.

9. Pola Makan Tidak Teratur

Pola makan yang tidak teratur dapat menyebabkan gangguan pencernaan, termasuk diare. Diet yang tidak seimbang, terutama saat berusaha menurunkan berat badan dengan menghindari makanan, dapat meningkatkan risiko terjadinya diare. Penting untuk menciptakan pola makan yang seimbang dan teratur untuk mendukung kesehatan pencernaan.

10. Kanker Usus Besar

Kanker usus besar khususnya pada usia 50 tahun ke atas, dapat menyebabkan perubahan pola buang air besar, seperti diare berkepanjangan atau sembelit. Gejala lainnya melibatkan perut begah, kembung, muntah berulang, penurunan berat badan drastis, dan nyeri perut. Pemeriksaan medis diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengelola kanker usus besar dengan segera.

11. Pembuangan Tinja Buruk

Sistem pembuangan tinja yang buruk dapat menjadi sumber penularan penyakit, terutama melalui air dan lalat. Infrastruktur sanitasi yang kurang, dapat memengaruhi kualitas air dan menyebabkan penyebaran kuman. Masyarakat perlu menyadari pentingnya memiliki fasilitas pembuangan tinja yang baik,untuk melindungi kesehatan individu dan masyarakat.

12. Kuman

Kuman penyebab diare dapat ditularkan melalui makanan, minuman, atau benda yang terkontaminasi. Pemastian kebersihan air dan makanan, serta kebiasaan mencuci tangan, adalah langkah kunci untuk mencegah penyebaran kuman. Kontaminasi oleh kuman dapat memicu infeksi usus dan menyebabkan diare. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar, memastikan air bersih, dan mengikuti praktik sanitasi yang baik dapat membantu mencegah risiko terkena diare yang disebabkan oleh kuman.

 

 

4 dari 4 halaman

13. Gizi Buruk

Anak dengan status gizi kurang, lebih rentan terhadap diare berat dan berkepanjangan. Kekurangan nutrisi dapat melemahkan daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi. Penting bagi orang tua dan pengasuh untuk memastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup, terutama selama episode diare, untuk mencegah kemungkinan penurunan berat badan dan komplikasi kesehatan lainnya.

14. Salmonella

Salmonella adalah sebuah bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia, di mana dapat diakses melalui berbagai jenis makanan yang terkontaminasi. Daging sapi, unggas, susu dan telur yang tidak diolah dengan baik dapat menjadi sumber potensial penyakit ini. Tidak hanya itu, konsumsi buah dan sayuran mentah yang tidak dicuci dengan baik juga dapat membawa risiko terkena Salmonella. Infeksi Salmonella tidak hanya terbatas pada gejala diare, tetapi juga memiliki potensi untuk menyebar dari usus ke aliran darah atau organ tubuh lainnya. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi kontaminasi Salmonella dengan cermat, guna mencegah dampak kesehatan yang lebih serius.

15. Shigella

Shigella, bakteri lain yang berbahaya, dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai shigellosis. Bakteri ini merilis racun yang dapat mengiritasi usus, menyebabkan diare, dan memberikan dampak negatif pada kesehatan gastrointestinal. Sumber utama kontaminasi Shigella seringkali berasal dari air atau makanan yang terkontaminasi oleh kotoran.

16. Campylobacter

Campylobacter, bakteri yang umumnya ditemukan pada burung dan ayam, merupakan ancaman serius bagi kesehatan manusia. Konsumsi daging unggas yang tidak dimasak dengan baik dapat menyebabkan penularan infeksi Campylobacter kepada mereka yang mengonsumsinya. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa daging unggas dimasak dengan matang untuk mencegah risiko infeksi yang dapat memengaruhi sistem pencernaan.

17. Vibrio cholerae

Vibrio cholerae merupakan bakteri penyebab penyakit kolera atau diare akut. Bakteri ini adalah ancaman serius bagi kesehatan manusia. Penyakit ini dikenal karena menyebabkan diare parah yang dapat mengakibatkan dehidrasi yang serius. Bakteri ini dapat tersebar melalui pasokan air atau es yang terkontaminasi, sayuran yang ditanam dengan air kotor dan konsumsi ikan serta makanan laut mentah yang ditangkap di perairan yang tercemar limbah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.