Sukses

5 Penyebab Skabies di Malam Hari, Ketahui Gejala dan Pencegahannya

Penyebab skabies di malam hari terjadi karena panas dan lembab, serta kulit yang terlalu sensitif.

Liputan6.com, Jakarta Skabies adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau yang disebut Sarcoptes scabiei. Tungau ini biasanya aktif di malam hari, sehingga gejala skabies sering kali memburuk saat malam tiba. Penyebab skabies di malam hari cukup beragam, di mana penyakit kulit ini menyerang siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau status sosial.

Penyebab skabies di malam hari bisa terjadi karena kulit sensitif, di mana penularannya terjadi melalui kontak langsung dengan seseorang yang sudah terinfeksi. Gejala skabies meliputi gatal yang intens terutama di malam hari, ruam kecil seperti garis dan kemerahan pada kulit. 

Setelah mengetahui penyebab skabies di malam hari, maka salah satu cara alami untuk mencegah penularan skabies adalah dengan meningkatkan kebersihan diri dan lingkungan sekitar. Anda juga perlu mandi secara teratur dengan menggunakan sabun antibakteri, serta mencuci pakaian, seprai dan handuk secara teratur dengan air panas.

Berikut ini penyebab skabies di malam hari yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (17/1/2024). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Skabies di Malam Hari

Anda mungkin pernah merasakan gatal-gatal yang sangat mengganggu pada malam hari, terutama di area tubuh yang tertutup seperti pergelangan tangan, siku, atau di antara jari-jari kaki. Gatal-gatal ini dapat disebabkan oleh penyakit kulit yang disebut skabies. Skabies disebabkan oleh serangga kecil yang disebut kutu skabies yang berkembang biak, di bawah permukaan kulit manusia.

Gatal pada malam hari biasanya disebabkan oleh aktivitas kutu skabies yang lebih aktif, di mana mereka akan keluar dari liang kulit untuk berkembang biak dan mencari makanan, sehingga menyebabkan rasa gatal yang sangat tidak nyaman. Proses penularan skabies umumnya melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, sehingga sangat penting untuk menjaga kebersihan dan menghindari kontak fisik yang terlalu dekat dengan orang yang terinfeksi.

Beberapa gejala skabies meliputi ruam merah, gatal-gatal di malam hari, serta adanya jalur berbentuk garis kecil di kulit. Untuk mencegah skabies secara alami, Anda dapat menggunakan minyak tea tree atau lavender untuk mengatasi gatal-gatal, serta menghindari penggunaan pakaian atau handuk bersama dengan orang yang terinfeksi skabies.  Meskipun skabies dapat menimbulkan gejala sepanjang waktu, intensitas gatal yang terasa lebih tinggi pada malam hari dapat dipahami, melalui kombinasi faktor seperti siklus hidup tungau, sensitivitas kulit, kondisi lingkungan dan faktor psikologis.

3 dari 4 halaman

Penyebab

1. Siklus Hidup Tungau

Tungau skabies memiliki siklus hidup yang terkait erat dengan aktivitas malam hari. Tungau betina, yang bertanggung jawab atas sebagian besar gejala skabies, biasanya lebih aktif dan mencari tempat tinggal baru di malam hari. Selama malam, tungau tersebut bergerak di permukaan kulit manusia untuk bertelur dan mencari makanan, yang dapat meningkatkan iritasi dan gatal.

2. Sensitivitas Kulit yang Meningkat pada Malam Hari

Kulit manusia memiliki ritme sirkadian, yaitu pola alami yang terkait dengan waktu sehari-hari. Pada malam hari, kulit cenderung lebih sensitif terhadap rangsangan dan iritasi. Oleh karena itu, meskipun tungau skabies aktif sepanjang waktu, gejala seperti gatal bisa terasa lebih intens di malam hari karena kulit menjadi lebih responsif pada waktu tersebut.

3. Panas dan Kelembaban pada Malam Hari

Kelembaban dan suhu kulit manusia juga dapat berpengaruh pada intensitas gejala skabies. Pada malam hari, suhu tubuh dan kelembaban kulit cenderung meningkat, menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan bagi tungau untuk bergerak dan berkembang biak. Ini dapat memperburuk gatal dan rasa tidak nyaman pada malam hari.

4. Reaksi alergi dan Sistem Kekebalan Tubuh

Respons alergi terhadap tungau skabies dan produk buangan mereka juga dapat berkontribusi, pada gejala yang lebih parah pada malam hari. Sistem kekebalan tubuh cenderung lebih aktif pada malam hari, sehingga meningkatkan reaksi alergi terhadap kehadiran tungau skabies di kulit.

5. Stres dan Psikologis

Stres dan faktor psikologis juga dapat memainkan peran dalam intensitas gatal pada malam hari. Malam seringkali merupakan waktu di mana seseorang lebih cenderung rileks dan fokus pada tubuh mereka. Kesadaran akan gatal-gatal akibat skabies dapat meningkat pada malam hari, di mana memperburuk persepsi gejala.

4 dari 4 halaman

Pencegahan Skabies

Pencegahan skabies melibatkan adopsi strategi komprehensif yang tidak hanya melibatkan tindakan individu, tetapi juga perhatian terhadap kebersihan lingkungan. Langkah-langkah ini ditujukan untuk mengurangi risiko penularan, mencegah infeksi dan mendukung kesehatan kulit secara keseluruhan. Berikut adalah strategi pencegahan skabies:

1. Menjauhi kontak kulit-ke-kulit yang intens dengan orang yang diketahui atau dicurigai memiliki skabies.

2. Menjaga jarak fisik yang cukup untuk menghindari penularan melalui sentuhan langsung.

3. Rutin mandi dengan menggunakan sabun antibakteri untuk menjaga kebersihan kulit.

4. Mengganti pakaian secara teratur, terutama saat ada tanda-tanda atau gejala skabies.

5. Mencuci pakaian, sprei, dan selimut dengan air panas dan deterjen secara teratur untuk membunuh tungau yang mungkin ada.

6. Berhati-hati agar tidak bersentuhan langsung dengan benda-benda yang mungkin terkontaminasi oleh tungau skabies, seperti tempat tidur, kursi, atau barang-barang pribadi milik orang yang terinfeksi.

7. Rutin membersihkan dan menyemprotkan disinfektan pada permukaan yang sering disentuh, termasuk gagang pintu, saklar lampu, dan meja.

8. Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, terutama di area yang sering digunakan bersama, untuk mengurangi risiko penularan di dalam rumah.

9. Memastikan bahwa setiap anggota keluarga atau orang yang tinggal serumah diobati jika ada yang terinfeksi, bahkan jika gejalanya masih ringan.

10. Melibatkan komunitas dalam pendekatan pencegahan skabies, terutama pada lingkungan yang rentan terhadap penyebaran infeksi.

11. Menyebarkan informasi yang tepat tentang gejala skabies, metode penularan, dan tindakan pencegahan kepada masyarakat umum.

12. Mengadakan program edukasi di sekolah, pusat kesehatan, dan komunitas untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan skabies.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.