Sukses

Pemilihan Kata-Kata yang Dilakukan oleh Penyair dalam Puisinya Disebut Diksi, Ini Penjelasannya

Diksi merupakan salah satu elemen penting dalam bahasa Indonesia yang sering kali menjadi perhatian dalam penulisan karya sastra maupun karya tulis lainnya.

Liputan6.com, Jakarta Diksi merupakan salah satu elemen penting dalam bahasa Indonesia yang sering kali menjadi perhatian dalam penulisan karya sastra maupun karya tulis lainnya. Diksi sendiri dapat diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan efektif dalam menyampaikan suatu makna atau pesan. Dalam konteks bahasa Indonesia, diksi memiliki peran yang sangat penting dalam memperkaya dan memperindah sebuah karya tulis.

Dalam penggunaannya, diksi memiliki beberapa jenis yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan komunikasi. Jenis-jenis diksi ini antara lain diksi denotatif yang mengacu pada makna sebenarnya suatu kata, serta diksi konotatif yang mengacu pada makna yang lebih terasa secara emosional. Selain itu, terdapat pula diksi lugas yang sederhana dan mudah dipahami, serta diksi kiasan yang menggunakan gaya bahasa untuk menyampaikan makna yang lebih kreatif.

Fungsi dari penggunaan diksi dalam bahasa Indonesia adalah untuk menarik perhatian pembaca, menyampaikan pesan dengan jelas, serta memperindah susunan kata dalam sebuah karya tulis. Diksi juga memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat menggambarkan gaya penulisan seseorang, seperti padanan kata yang tepat, pemilihan kata yang kaya makna, serta pemilihan kata yang sesuai dengan konteks pembicaraan atau tulisan. Dengan memahami konsep diksi, seseorang dapat lebih terampil dalam menyusun kata-kata yang efektif dan menarik dalam berkomunikasi.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (12/1/2024) tentang pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya disebut diksi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pengertian Diksi

Pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya disebut diksi. Diksi dalam bahasa Indonesia merujuk kepada pilihan kata-kata yang digunakan dalam sebuah teks atau tulisan. Diksi mencakup pemilihan kata yang tepat dan sesuai dengan konteks yang ingin disampaikan. Dalam penggunaan diksi, penulis harus memperhatikan makna serta nuansa yang ingin disampaikan agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas oleh pembaca.

Pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya disebut diksi, yang juga dapat memengaruhi gaya penulisan, tingkat keformalan, dan kesan yang ingin disampaikan kepada pembaca. Sehingga, pemilihan diksi yang tepat dapat menambah kekuatan pesan yang ingin disampaikan.

Penting untuk memperhatikan diksi dalam penulisan, karena penggunaan kata-kata yang salah atau tidak sesuai dapat menyebabkan kebingungan atau kesalahpahaman. Oleh karena itu, pemilihan kata yang tepat serta penguasaan diksi adalah hal yang penting dalam menulis sebuah teks atau tulisan. Jadi, pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya disebut diksi.

Dengan memperhatikan diksi dengan baik, penulis dapat menyampaikan ide atau gagasan dengan lebih efektif dan memberikan kesan yang diinginkan kepada pembaca. Pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya disebut diksi.

3 dari 5 halaman

Ciri-Ciri Diksi

Pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya disebut diksi, yaitu pilihan kata yang tepat untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu. Adapun ciri-ciri diksi adalah:

  1. Menggunakan pilihan kata yang tepat dan sesuai dengan konteks kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan.
  2. Pilihan kata yang digunakan dapat membedakan nuansa makna, kata, dan bentuk yang sesuai dengan ide atau gagasan, situasi, dan nilai rasa pembaca maupun pendengar.
  3. Menggunakan pembendaharaan kata yang dimiliki dan dikenali oleh masyarakat, dan dapat menggerakan dan memberdayakan kekayaan tersebut menjadi jaring kata yang jelas.

 

Syarat Ketepatan Diksi

Pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya disebut diksi, yang mana menurut Gorys Keraf memiliki syarat ketepatan sebagai berikut:

  1. Penggunaan kata konotasi dan denotasi secara cermat.
  2. Penggunaan kata sinonim atau hampir sama maknanya secara cermat.
  3. Dapat membedakan kata-kata yang memiliki ejaan yang mirip.
  4. Penggunaan kata kerja pada kata depan harus secara idiomatis.
  5. Harus dapat membedakan kata khusus dan umum dalam tulisan atau pidato agar ketepatan diksi terjamin
  6. Memperhatikan pemilihan kata yang tepat secara berkelanjutan dalam suatu tulisan ataupun pidato.
4 dari 5 halaman

Jenis-Jenis Diksi

Pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya disebut diksi, yang secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu diksi berdasarkan maknanya dan diksi berdasarkan leksikal. Penjelasan jenis-jenis diksi adalah sebagai berikut:

Diksi Berdasarkan Maknanya

  1. Makna Denotatif. Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya dari suatu kata atau kalimat. Contohnya, Budi selalu “kerja keras” untuk mendapatkan hasil terbaik.
  2. Makna Konotatif. Makna konotatif adalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya. Contohnya, Mario adalah seorang “kutu buku”, ia tahu banyak hal.

 

Diksi Berdasarkan Leksikal

  1. Sinonim. Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang sama dengan kata lain. Contohnya, Bahagia = Senang, Lezat = Enak, Pintar = Pandai.
  2. Antonim. Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata lain. Contohnya, Naik x Turun, Besar x Kecil, Banyak x Sedikit, Cepat x Lambat.
  3. Homonim. Homonim adalah kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama namun artinya berbeda satu sama lain. Contohnya, penggunaan kata bulan pada kalimat berikut: Bulan terlihat bulat penuh malam ini x semua karyawan mendapatkan gaji setiap bulan.
  4. Homofon. Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda, namun lafal sama. Contohnya, Anton menabung uangnya di Bank secara rutin x Bang Anton bekerja di perusahaan pembiayaan. Kata “Bank” dan “Bang” pada kalimat di atas memiliki lafal yang sama, namun ejaan dan maknanya berbeda.
  5. Homograf. Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti yang berbeda, namun ejaannya sama. Contohnya, Makanan favorit wanita itu adalah tahu goreng x Wanita itu tidak tahu kalau hari ini liburKata “Tahu” pada kalimat di atas ejaannya sama, tapi memiliki arti yang berbeda.
  6. Polisemi. Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu arti. Contohnya, para nasabah yang menabung di Bank akan mendapat bunga setiap bulan x Andini adalah salah satu bunga desa yang paling cantik. Kata “Bunga” pada kalimat di atas memiliki arti yang berbeda walaupun menggunakan kata yang sama.
  7. Hipernim dan Hiponim. Hipernim adalah kata yang dapat mewakili banyak kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata yang dapat terwakili oleh kata hipernim. Contohnya, Di kebun binatang itu terdapat banyak binatang liar, misalnya gajah, singa, buaya, rusa, kuda, dan lain-lain. Pada kalimat di atas, binatang liar merupakan hipernim. Sedangkan kata hiponim gajah, singa, buaya, rusa, kuda, dan lain-lain. 
5 dari 5 halaman

Tujuan dan Fungsi Diksi

Pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya disebut diksi, yang bertujuan untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Sebuah kata tentunya akan lebih jelas jika pilihan kata yang digunakan tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana.

Hal ini juga berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Diksi adalah pilihan kata yang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.

 

Fungsi Diksi

Selain beberapa tujuan penggunaan diksi yang telah disebutkan, masih banyak lagi fungsi diksi yang perlu kamu ketahui. Fungsi diksi adalah sebagai berikut:

  1. Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
  2. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
  3. Menciptakan suasana yang tepat.
  4. Mencegah perbedaan penafsiran.
  5. Mencegah salah pemahaman.
  6. Pencapaian target komunikasi lebih efektif.
  7. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi )sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
  8. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
  9. Membuat orang yang membaca ataupun mendengar karya sastra menjadi lebih paham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
  10. Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal “tertulis ataupun terucap”.
  11. Membentuk ekspresi ataupun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan pendengar ataupun pembacanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.