Sukses

5 Kecelakaan Kereta Api Paling Mematikan yang Tercatat di Dunia

5 kecelakaan kereta api paling mematikan yang pernah tercatat dalam sejarah di dunia

Liputan6.com, Jakarta Kecelakaan kereta api, sebuah kenyataan tragis yang sering kali menghantui sejarah perkeretaapian. Meski kereta api dianggap sebagai alat transportasi terpercaya sejak abad ke-19, kenyataannya adalah kecelakaan kereta api yang fatal tetap menjadi ancaman serius. Dari bencana di Sri Lanka akibat tsunami Samudera Hindia hingga tragedi tergelincirnya kereta di Bihar, India, perjalanan kereta api tidak selalu aman, dengan konsekuensi yang merenggut nyawa.

Baru-baru ini, Indonesia kembali dilanda duka akibat tabrakan dua kereta apinya. Kecelakaan kereta api tersebut menambah deretan peristiwa tragis dalam sejarah perkeretaapian yang telah menyaksikan berbagai bencana sejak awal abad ke-20. Meskipun kereta api terus menjadi pilihan populer untuk perjalanan antarkota, kecelakaan kereta api masih merupakan bayang-bayang yang mengintai, mengingatkan kita akan risiko yang melekat pada mode transportasi ini.

Kecelakaan kereta api telah mencatat sejumlah peristiwa terburuk dalam sejarahnya. Dari Meksiko hingga Rusia, perjalanan kereta yang seharusnya nyaman seringkali berubah menjadi tragedi mematikan. Setiap perjalanan membawa potensi risiko yang tak terduga, yang memerlukan perhatian dan langkah-langkah keamanan yang lebih serius untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Untuk meningkatkan kesadaran kita, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari The Business Standard, 5 kecelakaan kereta api paling mematikan yang pernah tercatat dalam sejarah di dunia, pada Jumat (5/1/2024). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Kereta Tsunami, Sri Lanka

Pada tanggal 26 Desember 2004, dunia menyaksikan tragedi kereta api paling mematikan yang terjadi di Sri Lanka. Saat itu, sebuah kereta penumpang yang menghubungkan kota Benteng Kolombo dengan selatan Galle, menjadi saksi kehancuran akibat tsunami Samudera Hindia. Akhir pekan Natal di Sri Lanka diwarnai dengan duka, ketika delapan gerbong kereta yang dipenuhi oleh para pelancong dihantam oleh dua gelombang maut dekat desa Peraliya, berdekatan dengan Telwatta. Gelombang besar bukan hanya merobohkan kereta, tetapi juga menghantam dengan kejam pepohonan dan rumah-rumah yang membatasi rel.

Dalam tragedi ini, sekitar 1.500 tiket terjual untuk perjalanan menuju Galle, namun perkiraan menyebutkan bahwa sekitar 200 orang memasuki kereta di berbagai pemberhentian tanpa tiket. Konsekuensinya sangat memilukan, dengan jumlah korban tewas diperkirakan mencapai sedikitnya 1.700 orang. Peristiwa ini menciptakan bayang-bayang kelam dalam sejarah perkeretaapian, mengingatkan kita akan rentannya keamanan dalam menghadapi kejadian alam yang dahsyat.

 
3 dari 6 halaman

2. Tergelincir nya Kereta Bihar, India

Tahun 1981 menyisakan kenangan kelam bagi India ketika kereta api yang melakukan perjalanan dari Mansi ke Saharsa tergelincir dan terjun ke Sungai Bagmati. Tragedi ini terjadi karena dampak fatal dari topan yang melanda wilayah tersebut. Operasi penyelamatan pun terhambat oleh hujan deras, menciptakan tantangan ekstra bagi para penyelamat yang berjuang melawan gelombang banjir. 

Kecelakaan kereta api ini meninggalkan luka yang mendalam, dengan lebih dari 800 orang kehilangan nyawa, menjadikannya sebagai salah satu peristiwa paling mematikan dalam sejarah perkeretaapian India. Hingga saat ini, tragedi ini tetap menyisakan kesan kelam dalam ingatan kolektif masyarakat India.

4 dari 6 halaman

3. Bencana Kereta Guadalajara, Meksiko

Pada bulan Januari 1915, Meksiko disisihkan oleh bencana kereta api yang tragis di Guadalajara. Kejadian ini disebabkan oleh rem yang blong pada sebuah kereta yang kelebihan muatan, menyebabkannya keluar dari jalurnya dan terjun ke dalam jurang. Lebih dari 600 orang tewas dalam kecelakaan ini, menciptakan luka yang mendalam dalam sejarah perkeretaapian Meksiko.

Dalam kronologinya, masinis kereta api kehilangan kendali saat melaju menuruni lereng curam. Saat kereta melintasi tikungan, penumpang dihadapkan pada ketakutan saat banyak di antara mereka terlempar dari kereta. Orang-orang bergelantungan di atap kereta dan di bawah gerbong karena kondisi penuh sesak. 

Kereta yang seharusnya membawa 900 penumpang dengan kapasitas 20 gerbong meninggalkan Colima pada 22 Januari, namun kapasitas yang melebihi batasnya menjadi faktor dalam kecelakaan tersebut. Dari hampir 900 orang di dalamnya, hanya 300 yang berhasil selamat dari kecelakaan tragis itu, meninggalkan Meksiko dalam duka yang mendalam.

 
5 dari 6 halaman

4. Saint-Michel-de-Maurienne, Prancis

Pada tahun 1917, Perancis menjadi saksi dari kecelakaan kereta api yang mengerikan di Saint-Michel-de-Maurienne. Kereta ini membawa sekitar 1.000 tentara Prancis dari divisi 45 dan 46 yang kembali ke rumah untuk merayakan Natal setelah bertempur di front Italia selama Perang Dunia I. Penggelinciran tersebut terjadi di lereng curam sepanjang 17 kilometer antara Modane dan stasiun Saint-Michel-de-Maurienne, diakibatkan oleh rem kereta yang blong.

Lebih dari 700 tentara tewas dalam tabrakan mematikan ini, yang melibatkan kereta berat seberat 530 ton dengan 19 gerbong. Tragedi ini, yang berlangsung pada masa peperangan yang penuh penderitaan, dianggap sebagai kecelakaan kereta api terburuk dalam sejarah Perancis, meninggalkan bekas luka yang mendalam dalam sejarah militer dan perkeretaapian negara tersebut.

6 dari 6 halaman

5. Bencana Rel Kereta Ciurea, Rumania

Dikenal sebagai Bencana Ciurea, peristiwa tragis ini membayangi Romania dan melukiskan gambaran kelam dalam sejarah perkeretaapian negara itu. Pada tanggal 13 Januari 1917, sebuah tragedi tak terduga mengguncang stasiun Ciurea ketika sebuah kereta meluncur dengan kecepatan tinggi dengan 26 gerbongnya. Meskipun upaya untuk menghindari tabrakan dengan kereta lain yang menghuni jalur rel lurus, nasib tragis menyentuh peristiwa ini.

Kejadian itu mencapai puncaknya ketika kereta tergelincir dan melalap api, menciptakan malapetaka di stasiun Ciurea. Penyebab pasti tragedi ini berkaitan dengan keputusan untuk mengalihkan jalur kereta ke jalur yang benar, yang seharusnya merupakan tindakan pencegahan untuk menghindari tabrakan. Sayangnya, keputusan tersebut berubah menjadi bencana yang mengerikan, meninggalkan lebih banyak tanya daripada jawaban.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.