Sukses

Lalat Hidup Ditemukan Berdengung di Dalam Usus, Ini Kronologinya

Penemuan seekor lalat hidup yang berdengung di dalam usus pasien.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah peristiwa medis yang misterius dan tak terduga menggegerkan Missouri, di mana kolonoskopi rutin seorang pria berusia 63 tahun mengungkapkan temuan yang tak biasa. Dokter yang melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker usus besar tanpa sengaja menemukan keberadaan seekor lalat hidup berdengung di dalam usus pasien.

Sebagai sebuah kasus langka yang mengundang keheranan, kejadian ini menciptakan tanda tanya besar. Kasus ini memicu upaya tim medis untuk mengungkap misteri di balik bagaimana serangga ini bisa menemukan jalannya ke tempat yang seharusnya steril dari serangga hidup.

Untuk informasi lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari Daily Mail kronologi lalat hidup berdengung di usus, pada Kamis (23/11/2023)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kronologi Penemuan Lalat Hidup di Usus

Peristiwa mengejutkan terjadi di Missouri ketika seorang pria berusia 63 tahun menjalani kolonoskopi rutin sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan tahunannya. Proses yang seharusnya menjadi langkah preventif untuk deteksi dini kanker usus besar berubah menjadi misteri medis yang tidak terduga. 

Semua berjalan normal hingga tahap kolonoskopi mencapai usus besar melintang, di mana dokter yang melakukan pemeriksaan menemukan sebuah kejadian yang sangat tidak lazim, dimana dia menemukan seekor lalat hidup berdengung, berada jauh di dalam usus pasien.

Kronologi penemuan ini menjadi sorotan dalam sejarah medis yang menandai kejadian luar biasa dan sulit dijelaskan. Apalagi pasien mengaku, pada awalnya tidak mengalami gejala apa pun, dan kaget saat mendapati dirinya menjadi pusat perhatian setelah dokter menemukan lalat tersebut. 

3 dari 4 halaman

Dugaan Bagaimana Lalat Bisa Hidup di Usus

Dokter yang menangani kasus ini mengungkapkan rasa heran mereka atas misteri ini. Meskipun belum ada jawaban pasti, dugaan pertama terkait dengan konsumsi selada yang mungkin terkontaminasi, yang menjadi bagian dari makanan pasien sehari sebelum kolonoskopi. 

Pasien mengaku hanya mengkonsumsi cairan bening sebagai persiapan sehari sebelumnya, namun, malam sebelum puasa 24 jam, dia menyantap pizza dan selada. Sayangnya, dia tidak bisa mengingat apakah ada lalat dalam makanannya. Kejadian langka seperti ini kemudian dihubungkan dengan kondisi medis yang dikenal sebagai myiasis usus. 

Myiasis usus dapat terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan yang mengandung telur dan larva lalat. Ada kemungkinan bahwa larva tersebut bertahan dari asam lambung dan kemudian menetas di dalam usus, tumbuh menjadi lalat dewasa. Meskipun pasien tidak merasakan gejala, dokter mencurigai bahwa lalat tersebut mungkin telah berada dalam tubuhnya sejak konsumsi makanan yang terkontaminasi.

4 dari 4 halaman

Myiasis Usus dan Kasus Serupa

Myiasis usus bukanlah kondisi umum, namun, kasus serupa pernah dilaporkan dalam sejarah medis. Dalam kasus-kasus tersebut, lalat dan larvanya dapat hidup dalam asam lambung dan menetas di dalam usus. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mencatat bahwa beberapa pasien yang terinfeksi mungkin tidak mengalami gejala apa pun, sementara yang lain dapat mengalami sakit perut, muntah, dan diare.

Sebagai contoh, dalam kasus pada tahun 1980-an, seorang anak perempuan di Negara Bagian Washington ditemukan memiliki larva lalat setelah mengkonsumsi pisang yang terlalu matang. Pisang tersebut menjadi tempat ideal bagi lalat bertelur. Meskipun tidak ada pengobatan khusus untuk myiasis, upaya pencegahan, seperti mencuci buah dengan baik sebelum dikonsumsi, dapat membantu mengurangi risiko terjadinya kondisi ini.

Dengan temuan ini menjadi salah satu kasus kolonoskopi yang sangat langka, penting bagi para dokter dan peneliti untuk terus memahami dan menginvestigasi penyebab potensial serta meningkatkan kesadaran tentang kondisi seperti myiasis usus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.