Sukses

Angkatan Kerja adalah Kelompok Usia Produktif, Ketahui Jenis-jenisnya

Angkatan kerja adalah istilah merujuk pada kelompok penduduk yang telah mencapai usia kerja.

Liputan6.com, Jakarta Angkatan kerja adalah salah satu pilar utama dalam struktur ekonomi suatu negara, dan menjadi indikator penting bagi kesejahteraan masyarakat. Salah satu peran angkatan kerja adalah menciptakan output ekonomi melalui produksi barang dan jasa.

Selain itu, peran angkatan kerja adalah terlibat dalam aktivitas konsumsi. Gaji dan pendapatan yang diterima oleh para pekerja memungkinkan mereka untuk membeli barang dan jasa. Konsumsi individu adalah salah satu komponen penting dalam permintaan agregat ekonomi, yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Selain itu, angkatan kerja memainkan peran dalam inovasi dan produktivitas. Kemampuan, pengetahuan, dan kreativitas para pekerja dapat meningkatkan produktivitas dan mendorong inovasi. Para pekerja yang terampil dan terdidik cenderung berkontribusi lebih banyak dalam proses inovasi, membantu ekonomi berkembang, dan menjaga daya saing global.

Lalu siapa yang dimaksud angkatan kerja? Angkatan kerja terdiri dari individu yang saat ini terlibat dalam kegiatan pekerjaan dan mereka yang tengah mencari peluang kerja. Untuk memahami lebih dalam apa itu angkatan kerja, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (25/10/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Memahami Definisi Angkatan Kerja

Angkatan kerja dan tenaga kerja adalah konsep penting dalam studi ekonomi dan pasar tenaga kerja. Angkatan kerja adalah istilah merujuk pada kelompok penduduk yang telah mencapai usia kerja, yang dalam konteks Indonesia adalah mereka yang berusia minimal 15 hingga 65 tahun. Ini termasuk individu yang sedang bekerja, mencari pekerjaan, dan bahkan yang tidak aktif dalam kegiatan ekonomi, seperti ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa, dan pensiunan.

Dalam hal ini, penting untuk memahami perbedaan antara angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Anggota angkatan kerja adalah individu yang memiliki potensi untuk berkontribusi pada aktivitas ekonomi, sementara yang bukan angkatan kerja adalah mereka yang tidak terlibat dalam kegiatan ekonomi atau pekerjaan.

Ini juga berhubungan dengan faktor seperti jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan. Sebagai contoh, semakin banyak penduduk laki-laki dalam suatu negara, semakin besar angkatan kerja karena ibu rumah tangga tidak digolongkan sebagai tenaga kerja. Selain itu, usia penduduk yang berusia produktif juga mempengaruhi jumlah angkatan kerja, semakin besar jumlah mereka, semakin tinggi angkatan kerja.

Dalam konteks ekonomi, tenaga kerja adalah faktor produksi yang sangat vital. Bersama dengan modal dan sumber daya alam, tenaga kerja berperan dalam menghasilkan barang dan jasa, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Tingginya pendapatan nasional, yang dipengaruhi oleh produktivitas kerja, dapat memberikan sumber investasi untuk perluasan usaha, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Namun, penting untuk diingat bahwa kualitas tenaga kerja juga berperan penting dalam produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkatkan produktivitas, diperlukan upaya seperti pelatihan tenaga kerja, pemagangan, serta perbaikan gizi dan kesehatan pekerja. Upaya ini akan membantu menciptakan tenaga kerja yang lebih terampil, sehat, dan produktif, yang pada gilirannya akan berkontribusi pada kemajuan ekonomi suatu negara.

3 dari 4 halaman

Jenis-Jenis Angkatan Kerja

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, angkatan kerja adalah kelompok penduduk yang telah mencapai usia kerja, yang dalam konteks Indonesia adalah mereka yang berusia minimal 15 hingga 65 tahun. Dengan kata lain, angkatan kerja adalah kategori penduduk berdasarkan kelompok usia yang dianggap produktif.

Ada beberapa macam kelompok penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja. Jenis-jenis angkatan kerja sendiri dapat dibedakan berdasarkan pekerjaaan, serta usia dan aktivitas kerjanya.

Jenis-Jenis Angkatan Kerja Berdasarkan Pekerjaannya:

  1. Pekerja Penuh: Ini adalah kelompok angkatan kerja yang memiliki pekerjaan yang aktif dan biasanya bekerja selama 8-10 jam per hari dalam waktu satu minggu. Mereka memiliki jam kerja yang teratur dan menerima penghasilan sebagai imbalan atas pekerjaan mereka.
  2. Setengah Menganggur: Kelompok ini mencakup individu yang memiliki pekerjaan, tetapi pekerjaannya mungkin tidak dapat diukur dari segi produktivitas, waktu kerja, atau penghasilan. Mereka mungkin tidak memiliki pekerjaan tetap dan mungkin bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu. Ada dua subkelompok: setengah menganggur kentara (yang bekerja sekitar 35 jam dalam seminggu) dan setengah menganggur tidak kentara (yang tidak produktif dalam bekerja dan memiliki pendapatan rendah).
  3. Pengangguran: Ini adalah angkatan kerja yang saat ini tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan. Terdapat beberapa jenis pengangguran yang dapat diidentifikasi, seperti pengangguran friksional (karena kesulitan mencari pekerjaan), pengangguran musiman (terjadi karena perubahan musim), pengangguran siklikal (disebabkan oleh perubahan siklus ekonomi), pengangguran struktural (akibat perubahan struktural dalam perekonomian), pengangguran teknologi (disebabkan oleh perkembangan teknologi), dan pengangguran karena kurangnya permintaan agregat (karena permintaan ekonomi yang rendah).

Jenis-Jenis Angkatan Kerja Berdasarkan Usia dan Aktivitas Kerjanya:

  1. Usia Produktif: Angkatan kerja ini mencakup penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih, yang dianggap dalam usia produktif dan dapat bergabung dengan angkatan kerja.
  2. Usia Kerja yang Beragam: Angkatan kerja ini mencakup individu dari berbagai kelompok usia, mulai dari usia 15 hingga 65 tahun, dengan angka tertinggi terjadi pada kelompok usia 25 hingga 39 tahun. Kelompok usia ini seringkali dianggap sebagai usia produktif, dan sebagian besar angkatan kerja berada dalam kelompok usia ini.
  3. Usia Lanjut: Terdapat angkatan kerja yang berusia di atas 60 tahun, yang meskipun telah melewati usia pensiun, masih terlibat dalam aktivitas ekonomi dan pekerjaan. Beberapa dari mereka mungkin memilih untuk bekerja lebih lama untuk berbagai alasan.

Dengan pengelompokan ini, pemerintah dan lembaga statistik dapat menggambarkan dan menghitung besarnya angkatan kerja, pengangguran, dan setengah menganggur dalam populasi usia kerja, serta memahami dinamika pasar tenaga kerja berdasarkan jenis pekerjaan, usia, dan aktivitas. Hal ini membantu dalam perencanaan ekonomi, kebijakan ketenagakerjaan, serta pemantauan dan analisis data ketenagakerjaan secara lebih mendalam.

4 dari 4 halaman

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Partisipasi Angkatan Kerja

Faktor partisipasi angkatan kerja merujuk pada sejumlah aspek yang memengaruhi tingkat keterlibatan individu dalam angkatan kerja suatu negara. Ini mengacu pada persentase atau proporsi dari populasi usia kerja (biasanya antara 15 hingga 65 tahun) yang aktif terlibat dalam kegiatan ekonomi, seperti bekerja, mencari pekerjaan, atau berusaha sendiri. Faktor partisipasi angkatan kerja adalah indikator penting dalam analisis pasar tenaga kerja dan kebijakan ketenagakerjaan.

Adapun faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi angkatan kerja antara lain adalah sebagai berikut:

1. Usia Penduduk

Faktor usia sangat memengaruhi partisipasi angkatan kerja. Angkatan kerja umumnya terdiri dari individu yang berusia antara 15 hingga 65 tahun. Orang-orang yang berada di luar rentang usia ini tidak termasuk dalam angkatan kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja akan dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang telah mencapai usia kerja produktif.

2. Jenis Kelamin

Struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin juga memainkan peran penting. Semakin banyak populasi laki-laki dalam suatu negara, semakin tinggi angkatan kerja. Ini karena pekerjaan rumah tangga biasanya tidak dianggap sebagai bagian dari angkatan kerja, dan sebagian besar tugas ini dijalankan oleh perempuan. Namun, peran perempuan dalam pasar tenaga kerja terus berkembang, dan sekarang lebih banyak perempuan yang aktif dalam angkatan kerja.

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan memiliki dampak yang signifikan pada partisipasi angkatan kerja. Semakin tinggi tingkat pendidikan dalam suatu populasi, semakin besar kemungkinan mereka terlibat dalam angkatan kerja. Pendidikan adalah salah satu faktor penentu dalam memenuhi persyaratan untuk berbagai jenis pekerjaan, dan pekerjaan yang memerlukan pendidikan tinggi seringkali lebih menarik dalam hal penghasilan.

4. Masalah Pemiskinan Angkatan Kerja

Masalah pemiskinan angkatan kerja dapat memengaruhi partisipasi angkatan kerja. Jika pertumbuhan tenaga kerja tidak diimbangi dengan peningkatan produktivitas tenaga kerja, penghasilan pekerja mungkin tidak meningkat. Pekerja mungkin mengalami pemiskinan bahkan ketika mereka bekerja penuh waktu jika upahnya rendah. Ini juga dapat mengarah pada ketidaksetaraan ekonomi.

5. Tidak Menerapkan Teknologi Terkini

Kemajuan teknologi memengaruhi partisipasi angkatan kerja. Jika angkatan kerja tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan teknologi terkini, mereka mungkin kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang memerlukan keterampilan tersebut. Menerapkan teknologi terkini dapat meningkatkan produktivitas dan kemampuan bersaing di pasar kerja.

6. Kurangnya Pengembangan Tenaga Kerja

Pengembangan tenaga kerja yang kurang dapat menyebabkan kesenjangan keterampilan dan ketidaksesuaian antara apa yang ditawarkan oleh angkatan kerja dan apa yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Pelatihan dan pendidikan yang sesuai dengan permintaan pasar kerja dapat membantu angkatan kerja menjadi lebih terampil dan siap menghadapi tuntutan ekonomi.

7. Meningkatnya Jaminan Kesehatan

Jika ada peningkatan dalam jaminan kesehatan yang menyebabkan rata-rata umur penduduk bertambah, maka angkatan kerja dapat bertambah karena orang hidup lebih lama dan dapat berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi lebih lama.

8. Peranan Kaum Perempuan dalam Perekonomian

Peranan perempuan dalam ekonomi dapat mempengaruhi partisipasi angkatan kerja. Perempuan yang bekerja di luar rumah akan dihitung sebagai bagian dari angkatan kerja, sementara perempuan yang hanya menjalankan pekerjaan rumah tangga mungkin dikecualikan. Namun, perempuan semakin aktif dalam angkatan kerja dan memiliki peran yang semakin penting dalam perekonomian.

Faktor-faktor ini saling berhubungan dan kompleks, dan mereka memainkan peran penting dalam membentuk struktur angkatan kerja suatu negara dan tingkat partisipasinya. Pengelolaan dan kebijakan yang tepat dapat mempengaruhi faktor-faktor ini untuk meningkatkan partisipasi angkatan kerja dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.