Sukses

Deviasi Adalah Perilaku Penyimpangan Norma, Ketahui Pengertian Menurut Para Ahli

Deviasi adalah pelanggaran terhadap norma. Dimana norma yang tidak mendapatkan persetujuan sosial, sehingga akan menimbulkan sanksi negatif.

Liputan6.com, Jakarta Deviasi adalah bentuk penyimpangan dari jenis-jenis tingkah laku yang sesuai dengan norma yang terdapat dalam masyarakat tertentu dan pada waktu tertentu. Dimana penyimpangan tingkah laku deviasi tertentu yang tidak disetujui masyarakat dan melampaui batas-batas toleransi masyarakat tertentu. Masyarakat berpandangan sama terhadap penyimpangan norma, dan cara menilai tingkah laku dari standarisasi norma norma sosial yang diakui dan berkembang dalam masyarakat pada umumnya.

Penyimpangan terhadap norma atau norm violation. Pada intinya deviasi adalah setiap perilaku individu yang telah melampaui batas - batas toleransi. Bagaimana orang awam lebih memaknai perilaku menyimpang, seperti homoseksualitas, drugs addict atau penyalahgunaan narkotika, alkoholik atau minuman keras, prostitusi, pembunuhan, kejahatan, lesbian, kenakalan remaja, sakit jiwa atau mentally ill, komunis, aliran sesat, murtad dan teroris, atau jenis-jenis perilaku menyimpang yang lainnya sebagaimana disebutkan kelompok awam.

Menurut laman resmi UNY, deviasi adalah pelanggaran terhadap norma-norma yang tidak mendapatkan persetujuan sosial, sehingga penyimpangan tersebut menimbulkan sanksi negatif. Penyimpangan sosial dapat terjadi dimanapun dan dilakukan oleh siapapun. Sejauh mana penyimpangan itu terjadi, besar atau kecil, dalam skala luas atau sempit tentu akan berakibat terganggunya keseimbangan kehidupan dalam masyarakat. Akan tetapi akan berbeda apabila pemaknaan deviasi sosial itu berasal dari pemahaman para ahli.

Berikut ini pengertian dari beberapa ahli yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (13/7/2023)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pengertian para ahli

Tradisional

  1. Menurut Dinitz, Dynes and Clark (1964 an) Deviasi adalah penyimpangan dari jenis-jenis tingkah laku yang sesuai dengan norma yang terdapat dalam masyarakat tertentu dan pada waktu tertentu.
  2. Menurut Clinard (dalam buku sociolgy of deviant behavior) Tingkah laku devian adalah penyimpangan norma pada kelompok. Tingkah laku deviasi ini dikarenakan dalam penyimpangan tingkah laku tertentu yang tidak disetujui masyarakat dan melampaui batas-batas toleransi masyarakat tertentu.
  3. Menurut Matza, Tingkah laku deviasi adalah penyimpangan terhadap standard. Ketiga definisi ini berpandangan sama terhadap penyimpangan norma, definisi ini menilai tingkah laku dari standarisasi norma.

Modern

  1. Menurut Becker (dimunculkan sekitar tahun 1963 dalam bukunya Clinard Marshal dengan judul Sosiology of Deviant Behavior) Devian adalah orang yang mendapat label demikian. Tingkah laku yang demikian itu adalah devian atau tidak tergantung siapa memberi cap pada orang atau kelompok itu, seperti cap sosial sebagai koruptor, anak nakal, bandel, teroris, aliran sesat dan sebagainya.
  2. Menurut Schur (sekitar tahun 1971 dalam Clinard Marshal) Desviasi adalah sebutan yang diberikan oleh masyarakat kepada orang atau kelompok lain yang bertingkah laku demikian. Oleh karena itu, terdapat konsep sebutan, cap sosial atau social definition atau label, maka kecenderungan orang berpikir bahwa tingkah laku devian itu tidak ada, sebaliknya deviasi hanya sebatas sebutan atau label saja atau tuduhan terhadap orang yang melakukan tingkah laku tertentu.
3 dari 5 halaman

Faktor faktor penyebab perilaku deviasi

1. Longgar/tidaknya nilai dan norma.

Perilaku menyimpang bukan pada baik buruk atau benar salah, melainkan berdasarkan longgar tidaknya norma dan nilai sosial di masyarakat. Namun Perbedaan norma dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat satu dengan norma dan nilai sosial dimasyarakat yang lain. Contoh: kumpul kebo di Indonesia dianggap penyimpangan, di masyarakat barat merupakan hal yang biasa dan wajar.

2. Sosialisasi yang tidak sempurna.

Sosialisasi yang dilakukan oleh masyarakat sering terjadi tidak sempurna, sehingga menimbulkan perilaku menyimpang. Contoh: Seorang pemimpin idealnya bertindak sebagai panutan atau pedoman, menjadi teladan namun kadangkala terjadi. Pemimpin seharusnya memberi contoh yang salah, seperti melakukan KKN. Karena masyarakat mentolerir tindakan tersebut maka terjadilah tindak perilaku menyimpang.

3. Sosialisasi sub kebudayaan yang menyimpang.

Perilaku menyimpang terjadi pada masyarakat yang memiliki nilai-nilai sub kebudayaan yang menyimpang, yaitu suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma-norma budaya yang dominan. Contoh: Masyarakat yang tinggal di lingkungan kumuh, masalah etika dan estetika kurang diperhatikan, karena umumnya mereka sibuk dengan usaha memenuhi kebutuhan hidup yang pokok (makan), sering cekcok, mengeluarkan kata-kata kotor, buang sampah sembarangan dsb. Hal itu oleh masyarakat umum dianggap perilaku menyimpang.

4 dari 5 halaman

Cara Mempelajari Deviasi Sosial

1. Secara topikal

Secara topikal yaitu menyajikan topik-topik yang sedang aktual sesuai dengan konteks kajian masalah sosial, deviasi maupun kriminalitas.

2. Secara teoritikal

Secara teoritikal yaitu menyajikan teori atau konsepkonsep dalam perspektif sosiologi yang relevan dengan kajiankajian deviasi dalam kaitannya dengan masalah sosial atau kriminalitas.

3. Secara mandiri

Secara mandiri yaitu pemahaman terhadap konsep, topik dan analisa kritisnya dapat dilakukan dengan melakukan telusur melalui internet yang saat ini begitu banyak tersedia. Ketiga cara ini dapat mengembangkan teori-teori deviasi yang ada dan dianalisis secara tajam dan mendalam.

5 dari 5 halaman

Pandangan tentang deviasi

1. Pandangan normatif

Pandangan ini mempelajari deviasi sebagai pelanggaran atau penyimpangan terhadap norma atau aturan sosial (norm violation). Norma itu mencakup norma masyarakat luas, norma kelompok kecil, norma organisasi sosial. Pandangan normatif tentang deviasi yang menekankan bahwa apabila individu tersebut melakukan pelanggaran norma yang sesuai dengan kesepakatan bersama anggota masyarakat, maka individu tersebut melakukan penyimpangan atau deviasi.

2. Pandangan relatifistik

Pandangan relativistik ini menekankan perhatiannya bukan pada bentuk-bentuk perilaku manusia yang menyimpang melainkan pada proses bagimana individu dicap atau diberi label sebagai devian. Seorang akan disebut gila apabila sakit bukan bukan menyimpang dan orang tersebut sedang memerlukan pengobatan. Perilaku menyimpang yang terjadi sebagai produk interaksi sosial antara individu dengan individu atau dengan kelompok dalam masyarakat menjadi disiplin yang mandiri. Dimana kesepakatan terhadap norma tidak jelas, maka pelanggaran terhadap norma pun juga tidak jelas, artinya kepatuhan terhadap norma berkurang, atau lemah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.