Sukses

Berat Shuttlecock yang Digunakan dalam Bulutangkis adalah Berikut Ini, Pahami Ketentuannya

Menurut standar BWF, berat shuttlecock yang digunakan dalam bulutangkis adalah 4,47 gram sampai 5,50 gram.

Liputan6.com, Jakarta Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer di Indonesia. Tujuan dari permainan ini adalah untuk memukul shuttlecock dengan raket melewati net ke area permainan lawan sehingga lawan tidak dapat mengembalikannya.

Dengan kata lain, dalam permainan bulutangkis kita membutuhkan alat, salah satunya adalah shuttlecock. Dalam pertandingan resmi, shuttlecock harus memenuhi ketentuan ukuran dan berat. Berat shuttlecock yang digunakan dalam bulutangkis adalah 4,47 gram sampai 5,50 gram.

Ketentuan berat shuttlecock tersebut berlaku untuk setiap level kompetisi. Berat shuttlecock yang digunakan dalam bulutangkis adalah 4,47 gram sampai 5,50 gram, juga berlaku untuk nomor pertandingan bulu tangkis putra maupun putri.

Berat shuttlecock yang digunakan dalam bulutangkis adalah 4,47 gram sampai 5,50 gram. Tidak hanya harus memenuhi ketentuan berat, dalam pertandingan resmi, shuttlecock juga harus memenuhi ketentuan lain yang mencakup ukuran dan bahan.

Berikut adalah penjelasan mengenai ketentuan shuttlecock yang digunakan dalam pertandingan bulutangkis resmi, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu (8/7/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apa yang dimaksud shuttlecock?

Berat shuttlecock yang digunakan dalam bulutangkis adalah 4,47 gram sampai 5,50 gram. Istilah "shuttlecock" sendiri berasal dari kata bahasa Inggris "Cock," yang berarti ayam jantan. Ini karena semula bahan yang digunakan untuk membuat shuttlecock adalah bulu dari ayam.

Namun, seiring berjalannya waktu, bahan yang digunakan shuttlecock beralih menjadi bulu angsa. Perubahan bahan dasar untuk membuat shuttlecock ini dilakukan dengan alasan bahwa bulu angsa dianggap memiliki kualitas yang lebih baik dan mampu menciptakan alur pukulan yang lebih presisi.

Berat shuttlecock yang digunakan dalam bulutangkis adalah 4,47 gram sampai 5,50 gram. Berat dan ukuran shuttlecock berlaku untuk setiap level kompetisi. Tidak peduli apakah digunakan untuk kompetisi level domestik maupun internasional, ketentuan ukuran dan berat shuttlecock yang digunakan sama.

3 dari 4 halaman

Ketentuan Shuttlecock untuk Kompetisi Resmi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam pertandingan resmi, shuttlecock harus memenuhi persyaratan yang mencakup bahan, berat, dan ukuran.

Bahan Shuttlecock

Dalam standar BWF, shuttlecock harus terbuat dari bulu angsa putih. Panjangnya berkisar antara 60mm hingga 70mm, dan harus terdiri dari 16 helai bulu. Bulu dari angsa dipilih karena memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan hewan unggas lainnya.

Semua bulu harus terpasang dengan kuat agar tahan terhadap pukulan. Ujung shuttlecock terbuat dari busa karet berbentuk setengah bola. Biasanya, pabrik menggunakan material tipe medium compound agar tidak terlalu lunak atau terlalu keras.

Pemilihan jumlah bulu dan massa shuttlecock bertujuan untuk menjaga sifat aerodinamis objek. Hal ini memastikan bahwa ketika shuttlecock dipukul, ia dapat meluncur dengan seimbang dan tidak berbelok. Jika shuttlecock rontok bulunya, maka harus segera diganti untuk menjaga kelancaran pertandingan.

Ukuran Shuttlecock

Standar ukuran shuttlecock harus memiliki diameter antara 58 hingga 68 mm, dengan bentuk setengah bola. Panjang bulu pada shuttlecock harus berada dalam rentang 62 hingga 70 mm. Bulu-bulu tersebut harus terpasang dengan kuat dan utuh. Jumlah bulu yang tertanam di sekitar pangkal shuttlecock adalah 16 helai bulu angsa, sesuai dengan standar internasional.

Jumlah bulu yang mencapai 16 tersebut bertujuan agar shuttlecock memiliki daya kecepatan yang cepat, simetris, dan stabil saat dilambungkan. Pangkal shuttlecock yang berbentuk setengah bola memiliki diameter sekitar 25 hingga 28 mm.

Berat Shuttlecock

Berat shuttlecock yang digunakan dalam bulutangkis adalah 4,47 gram sampai 5,50 gram. Berat tersebut ditetapkan tanpa memperhatikan jenis kelamin pemain atau tingkat kejuaraan. Dengan kata lain, ketentuan berat shuttlecock ini berlaku untuk semua level kompetisi.

Standar ini ditetapkan oleh BWF atau PBSI untuk menciptakan shuttlecock berkualitas yang dapat melambung dengan sempurna saat dimainkan.

4 dari 4 halaman

Aturan dalam Permainan Bulutangkis

Berat shuttlecock yang digunakan dalam bulutangkis adalah 4,47 gram sampai 5,50 gram. Itu adalah ketentuan shuttlecock sesuai standar kompetisi resmi yang ditetapkan oleh BWF, dan berlaku untuk setiap level kompetisi resmi.

Setelah mengetahui ketentuan shuttlecock yang digunakan dalam kompetisi resmi, penting juga bagi kita untuk mengetahui peraturan bulutangkis secara umum. Peraturan bulutangkis adalah seperangkat aturan yang mengatur tata cara bermain dan skor dalam permainan bulutangkis. Peraturan bulutangkis tidak hanya mengatur tata cara bermain, melainkan juga mengatur perangkat atau alat yang digunakan.

Berikut adalah beberapa peraturan penting dalam bulutangkis:

1. Lapangan

Lapangan bulutangkis memiliki ukuran 13,4 meter panjang dan 5,18 meter lebar untuk pertandingan tunggal, sedangkan untuk pertandingan ganda, lebar lapangan diperluas menjadi 6,1 meter.

2. Net

Net terpasang di tengah lapangan dengan tinggi 1,55 meter pada bagian tepi dan 1,524 meter pada bagian tengah. Net harus tegak lurus dan tidak boleh menyentuh atau melewati garis lapangan.

3. Poin

Setiap kali pemain atau tim mencetak poin, mereka akan mendapatkan satu poin. Pertandingan dilakukan dengan sistem best of three games. Pemenang di setiap game adalah pemain atau tim yang mencapai 21 poin terlebih dahulu, kecuali jika skor menjadi 20-20, maka permainan dilanjutkan hingga salah satu pemain/tim mencapai selisih 2 poin. Jika kedudukan mencapai 29-29, pemain atau tim yang mencetak poin ke-30 menjadi pemenang.

4. Servis

Servis dilakukan dengan memukul shuttlecock dari bawah garis pinggang dan di bawah pusat jaring. Servis dilakukan secara diagonal ke lapangan lawan. Servis dilakukan secara bergantian antara pemain atau tim, dan saat servis, pemain atau tim harus berdiri di dalam area servis mereka sendiri.

5. Pengembalian

Setelah servis, pemain atau tim lawan harus mengembalikan shuttlecock sebelum menyentuh tanah. Pengembalian dapat dilakukan dengan memukul shuttlecock sebelum atau setelah melewati jaring, tetapi tidak boleh melewati garis lapangan.

6. Fault

Kesalahan atau fault dapat terjadi jika pemain melakukan pelanggaran terhadap peraturan. Beberapa contoh kesalahan yang umum meliputi servis yang tidak benar, shuttlecock jatuh di luar lapangan, menyentuh shuttlecock dengan tubuh atau raket di luar area permainan, atau melakukan kontak fisik dengan lawan.

7. Interval

Pada interval pertandingan, setiap pemain atau tim memiliki kesempatan untuk istirahat. Biasanya, interval dilakukan setelah pemain atau tim mencapai 11 poin dalam satu game.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.