Sukses

Kenapa Daging Sapi Tidak Boleh Dicuci? Begini Cara Membersihkan yang Benar

Daging sapi benar tidak boleh dicuci dengan air biasa karena bisa meningkatkan risiko kontaminasi bakteri dan virus.

Liputan6.com, Jakarta - Kenapa daging sapi tidak boleh dicuci? Daging sapi tidak boleh dicuci dengan air biasa karena mencucinya tidak akan menghilangkan bakteri atau virus yang berbahaya. Sebaliknya, tindakan mencuci daging bisa menyebarkan kontaminan ke permukaan alat dapur, tangan, atau bahan makanan lainnya, meningkatkan risiko kontaminasi silang dan infeksi.

Organisasi kesehatan dan lembaga seperti Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Food and Drug Administration (FDA) AS juga telah memperingatkan bahwa mencuci daging sapi dengan air mengalir tidak cukup untuk menghilangkan patogen bawaan makanan seperti Salmonella, E. coli, dan Campylobacter.

Cara membersihkan daging sapi yang benar dan telah teruji ilmiah adalah merebus pada suhu yang tepat dan mengaplikasikan larutan asam. Cobalah dua cara tersebut karena dapat membantu mengurangi risiko keracunan makanan dan menjaga kualitas serta keamanan daging. Mulai sekarang hindari mencuci daging sapi hanya dengan air mengalir biasa.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang alasan kenapa daging sapi tidak boleh dicuci dan cara membersihkan yang benar, Rabu (5/7/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Meningkatkan Risiko Kontaminasi Bakteri dan Virus

Kenapa daging sapi tidak boleh dicuci sebelum dimasak, alasannya karena tindakan ini dapat meningkatkan risiko kontaminasi bakteri dan virus yang berbahaya. Meskipun mencuci makanan seperti buah dan sayuran biasanya dianjurkan untuk menghilangkan kotoran atau pestisida, mencuci daging sapi justru tidak disarankan.

Menurut riset yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Food and Drug Administration (FDA) AS, patogen bawaan makanan yang umum seperti bakteri Salmonella, Listeria, Campylobacter, E. coli, serta virus norovirus dan hepatitis A dapat hadir pada daging sapi.

Patogen-patogen ini atau mencuci daging sapi dengan air biasa dapat menyebabkan kasus keracunan makanan yang serius dan bahkan mengancam nyawa. Di Amerika Serikat saja, diperkirakan terjadi sekitar 48 juta kasus keracunan makanan setiap tahun.

Mencuci daging sapi dengan air biasa atau air mengalir tidak akan efektif dalam menghilangkan patogen bawaan ini. Sebaliknya, tindakan ini justru dapat meningkatkan perkembangbiakan bakteri dan virus. Ketika daging dicuci, tetesan air dapat menyebarkan bakteri dan virus ke permukaan alat-alat dapur, tangan, atau permukaan lainnya, sehingga meningkatkan risiko kontaminasi silang.

Melansir dari Healthline, seorang ahli nutrisi Alissa Palladino, MS, RDN, LD, CPT, merekomendasikan pendekatan yang lebih aman untuk membersihkan daging sapi sebelum dimasak. Jika ingin merendam daging sebelumnya, gunakan larutan air dan asam, seperti cuka putih atau jus lemon. Asam dalam larutan ini dapat membantu mengurangi tingkat bakteri dan virus pada permukaan daging.

Namun, tetap pastikan untuk menyiram daging dengan air mengalir setelah merendamnya untuk menghilangkan sisa larutan asam yang tidak diinginkan.

Setelah dibilas, daging bisa dibumbui dengan bumbu atau bumbu kering sesuai selera. Proses selanjutnya adalah memasak daging sapi dengan suhu yang tepat. Memasak daging dengan suhu yang tepat akan membunuh bakteri dan virus yang mungkin masih ada pada permukaannya, sehingga makanan akan lebih aman untuk dikonsumsi.

Jika daging sapi tidak akan dimasak dalam waktu dekat, lebih baik untuk langsung membekukannya daripada merendamnya. Pembekuan akan menghentikan perkembangbiakan mikroorganisme dan menjaga daging tetap segar sampai siap dimasak. Ingatlah bahwa cara terbaik untuk memastikan daging sapi aman untuk dikonsumsi adalah dengan memasaknya dengan benar pada suhu yang tepat.

3 dari 3 halaman

Cara Membersihkan yang Benar

Dalam penelitian yang berjudul Validation of a Sequential Hide-On Bob Veal Carcass Antimicrobial Intervention Composed of a Hot Water Wash and Lactic Acid Spray in Combination with Scalding To Control Shiga Toxin-Producing Escherichia coli Surrogates, yang dilakukan oleh Joshua D Hasty, dkk pada tahun 2018, berhasil menemukan dua cara yang efektif mengurangi pertumbuhan bakteri yang berbahaya pada permukaan daging sapi muda.

Bakteri seperti Shiga toxin-producing Escherichia coli (STEC) dapat menyebabkan berbagai penyakit serius yang terkait dengan keracunan makanan dan dapat menjadi ancaman kesehatan serius.

Cara pertama yang berhasil diuji adalah dengan mendidihkan daging sapi pada suhu 140°F (60°C) selama 4 menit. Proses merebus daging pada suhu ini terbukti sangat efektif dalam membunuh bakteri yang mungkin ada pada permukaan daging, termasuk STEC. Suhu tinggi ini membantu menghancurkan mikroorganisme berbahaya, dan hal ini menjadi langkah kritis dalam mengamankan daging sapi sebelum proses lebih lanjut.

Selanjutnya, diikuti dengan semprotan asam laktat. Air panas berperan penting dalam membersihkan sisa-sisa daging dan bakteri yang mungkin masih ada pada permukaannya setelah proses merebus. Selain itu, semprotan asam laktat menjadi langkah berikutnya yang sangat efektif, karena memiliki sifat antimikroba dan dapat membunuh serta menghambat pertumbuhan bakteri lebih lanjut.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa mencuci permukaan daging dengan larutan asam seperti cuka atau jus lemon, sebelum proses memasak, dapat mengurangi jumlah bakteri pada daging mentah dibandingkan dengan mencuci dengan air biasa. Asam dalam larutan tersebut terbukti efektif dalam mengurangi tingkat bakteri yang ada pada permukaan daging, sehingga langkah ini merupakan tambahan yang dapat meningkatkan keamanan pangan yang akan disajikan.

Kesimpulannya, metode yang telah teruji ilmiah, seperti merebus daging sapi pada suhu yang tepat dan mengaplikasikan larutan asam, dapat membantu mengurangi risiko keracunan makanan dan menjaga kualitas serta keamanan daging.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.