Sukses

Rasisme adalah Prasangka Berdasarkan Keturunan Bangsa, Ini Cara Menghindarinya

Rasisme adalah paham bahwa ras diri sendiri adalah ras yang paling unggul.

Liputan6.com, Jakarta Rasisme adalah sebuah topik yang selalu hangat diperbincangkan setiap tahunnya. Hal ini berkaitan dengan berbagai permasalahan yang muncul terkait isu rasisme ini. Tidak hanya di beberapa negara saja, isu ini bahkan telah mendapat perhatian dunia.

Dilansir dari Wikipedia, rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu. Di mana suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya.

Rasisme adalah paham bahwa ras diri sendiri adalah ras yang paling unggul. Rasisme adalah paham diskriminasi suku, agama, ras, adat (SARA), golongan, ataupun ciri-ciri fisik umum (biologis) untuk tujuan tertentu.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (6/10/2020) tentang rasisme adalah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Definisi Rasisme

Menurut Merriam-Webster Dictionary, rasisme adalah keyakinan bahwa ras adalah penentu mendasar dari sifat dan kapasitas manusia, dan bahwa perbedaan ras menghasilkan keunggulan yang melekat pada ras tertentu. Sedangkan pada KBBI, rasisme diartikan sebagai rasialisme. Di mana rasialisme adalah prasangka berdasarkan keturunan bangsa; perlakuan berat sebelah terhadap (suku) bangsa yang berbeda-beda. Hal ini juga berarti rasisme adalah paham bahwa ras diri sendiri adalah ras yang paling unggul.

Rasisme secara umum dapat diartikan sebagai sikap, kecenderungan, pernyataan, dan tindakan yang mengunggulkan atau memusuhi kelompok masyarakat terutama karena identitas ras. Rasisme adalah paham yang dipandang sebagai sebuah kebodohan karena tidak mendasarkan (diri) pada satu ilmu apapun, serta berlawanan dengan norma-norma etis, peri kemanusiaan, dan hak-hak asasi manusia.

Rasisme berkembang pesat di suatu negara seiring berkembangnya teknologi dan perdagangan yang mengakibatkan berkembangnya tingkat kemajemukan dalam negara tersebut. Mitos mengenai ras unggul dan ras kelas bawah adalah faktor penyebab semakin peliknya masalah rasisme yang terjadi di lapangan.

Mereka yang dikonstruksikan sebagai ras unggul seringkali melakukan tindakan rasisme terhadap golongan yang diklasifikasikan sebagai ras kelas bawah. Tindakan-tindakan rasisme terjadi dalam berbagai bidang dalam kehidupan bermasyarakat seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, hiburan dan lain sebagainya.

Rasisme yang menjangkiti suatu negara multikultur memang membawa dampak yang cukup buruk seperti tingginya angka kriminalitas, bentrokan-bentrokan, prasangka antargolongan ras dan ketidaknyamanan dalam kehidupan bermasyarakat.

Rasisme adalah perbedaan perlakuan terhadap seseorang yang dianggap berbeda, dengan memberikan penilaian yang diukur berdasarkan karakteristik ras, sosial atau konsep self-mental, yaitu anggapan bahwa jenis kelamin, agama, bahasa, bukan orientasi seksual yang dimilliki seseorang menjadi penentu derajat atau kedudukan manusia dalam perilaku sosial.

3 dari 5 halaman

Sejarah Rasisme

Berdasarkan ciri fisiknya, manusia di dunia dapat di bagi ke dalam empat ras besar. Ras-ras tersebut adalah hitam, putih, kuning dan merah. Seorang tokoh yang memperkenalkan konsep tentang ras adalah Charles Darwin. Darwin memperkenalkan ras sebagai sesuatu hal yang mengacu pada ciri-ciri biologis dan fisik. Salah satunya yang paling jelas adalah warna kulit.

Mengutip Alo Liliweri dalam Prasangka & Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur (2005), asal mula istilah ras diketahui muncul sekitar tahun 1600. Saat itu, Francois Bernier, pertama kali mengemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan kategori atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah.

Mengutip publikasi dari Telkom University, secara historis rasisme berkembang ketika ras yang berbeda bertemu dalam konteks kolonialisasi. Spoonley (1990:96) dalam bukunya yang berjudul Ethnicity and Racism mencoba menelusuri jejak-jejak rasisme, ia menyimpulkan bahwa ras adalah sebuah konsep kolonial yang berkembang ketika semangat untuk melakukan ekspansi melanda Eropa.

Sebagai bagian dari ideologi kolonial, rasisme melegitimasi eksploitasi yang dilakukan masyarakat kolonial kulit putih Eropa terhadap ras lain. Paul Spoonley melacak kasus seperti itu juga menimpa warga keturunan Maori di tengah komunitas ras kulit putih di Selandia Baru. Begitu pula yang dialami masyarakat ras kulit hitam di Amerika (dalam Al Hafiz, Muhammad (2016) Racism In The Post Colonial Society).

4 dari 5 halaman

Aspek Rasisme

Menilik definisi dan sejarahnya, hal-hal yang termasuk dalam rasisme adalah sikap yang mendasarkan diri pada karakteristik superioritas dan inferioritas, ideologi yang didasarkan pada derajat manusia, sikap diskriminasi, dan sikap yang mengklaim suatu ras lebih unggul dari pada ras lain. Hal ini seringkali terjadi dalam masyarakat multikultur.

Dikutip Liputan6.com dari Merdeka, rasisme tidak terlepas dari dua aspek yaitu diskriminasi ras dan prasangka ras (prejudice);

Diskriminasi Ras. Istilah diskriminasi ras mencakup segala bentuk perilaku pembedaan berdasakan ras. Bentuk diskriminasi ras tampak jelas dalam pemisahan (segregasi) tempat tinggal warga ras tertentu di kota-kota besar di dunia Barat maupun Timur.

Prasangka Ras. Aspek kedua dari rasisme adalah prasangka ras. Prasangka atau prejudice merupakan akar dari segala bentuk rasisme. Prasangka adalah pandangan yang buruk terhadap individu atau kelompok manusia lain dengan hanya merujuk kepada ciri-ciri tertentu seperti ras, agama, pekerjaan atau kelas.

Diskriminasi dan prasangka adalah dua hal yang saling menguatkan. Prasangka mewujudkan suatu rasionalisasi bagi diskriminasi, sedangkan diskriminasi acap kali membawa ancaman. Dalam suasana prasangka dan diskriminasi tidak ada tempat bagi toleransi dan keterbukaan.

5 dari 5 halaman

Menghindari Sikap Rasis

Rasisme adalah sikap yang harus kamu hindari. Sebenarnya, manusia dengan sendirinya akan memberi label pada satu sama lain. Namun, hal ini tidak akan berbahaya bila tidak ditambah dengan kebencian atau rasa cemas yang mengakar.

Ada beberapa cara untuk menghindari sikap rasis, yaitu:

- Melihat segala hal dari sudut pandang orang lain. Bila berada dalam posisi mereka, kira-kira apa yang kamu rasakan?

- Menyadari bahwa setiap orang berbeda. Jadi, kamu tidak akan terjebak dalam stereotip.

- Jika terlanjur memiliki stereotip, ubahlah sedikit demi sedikit. Atau, cobalah merespons orang lain dengan cara yang lebih baik.

Rasisme adalah sikap yang berasal dari rasa takut akan kelemahan diri sendiri, tapi tidak semua orang menyadari ini. Beberapa orang telanjur terjebak dalam pikiran negatif dan akhirnya bertindak rasis.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.