Sukses

Penyebab Terjadinya Tsunami, Kenali Tanda-Tanda dan Cara Menyelamatkan Diri

Penyebab tsunami bisa terjadi akibat berbagai faktor, seperti gempa bumi, tanah longsor, hingga letusan gunung api.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab terjadinya tsunami perlu untuk diketahui, sebab bencana ini cukup rawan terjadi di Indonesia. Tsunami adalah gelombang air besar yang diakibatkan oleh gangguan di dasar laut. Kata tsunami dalam bahasa Jepang berarti "gelombang pelabuhan."

Gelombang tsunami bergerak keluar dari sumbernya ke segala arah. Gelombangnya bisa sangat panjang hingga menyebrangi lautan. Bahkan kecepatan gelombang tsunami mencapai 600–900 km/jam.

Mengenal penyebab terjadinya tsunami dapat membantu memehami bencana ini secara keseluruhan. Selain itu, penyebab terjadinya tsunami berbeda dengan gelombang permukaan yang ditimbulkan oleh angin di lautan. Maka, perlu mengetahui penyebab terjadinya tsunami supaya dapat segera menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.

Berikut ini ulasan mengenai penyebab terjadinya tsunami, tanda-tanda, dan cara menyelamatkan diri yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (7/1/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab Terjadinya Tsunami

Berikut ini terdapat beberapa penyebab terjadinya tsunami, diantaranya:

1. Gempa Bumi

Penyebab terjadinya tsunami yang pertama adalah terjadinta gempa bumi. Tidak semua gempa bumi mengakibatkan terbentuknya tsunami. Gempa bumi dapat diikuti oleh gelombang tsunami, jika pusat gempa berada di dasar laut dan kedalam pusat gempa kurang dari 60 km. Pada tanggal 26 Desember 2004, gempa bumi dengan kekuatan 9 skala richter di kedalaman 30 km dasar laut sebelah baratdaya Aceh mengakibatkan gelombang tsunami dengan kecepatan awal sekitar 700 km per jam. Gelombang ini menjalar ke segalar arah dari pusat tsunami dan menyapu wilayah Aceh serta Sumatera Utara dengan tinggi gelombang antara 2 hingga 48 meter.

2. Letusan Gunung Api

Penyebab terjadinya tsunami lainnya adalah aktivitas vulkanik, terutama dari gunung berapi yang berada di dekat atau di bawah laut. Umumnya, aktivitas vulkanik menyebabkan naik atau turunnya bibir gunung berapi, memicu tsunami yang mirip dengan tsunami gempa bumi bawah laut. Contoh tsunami ini terjadi di Selat Sunda pada 22 Desember 2018 yang diakibatkan oleh letusan Anak Krakatau.

3. Tanah Longsor

Penyebab terjadinya tsunami yang lainnya adalah tanah longsor, baik yang terjadi di bawah laut maupun yang terjadi di daratan tetapi memindahkan material seperti bebatuan ke laut. Karena longsor bawah laut sering terjadi akibat gempa, longsor dapat memperparah gangguan pada air setelah gempa. Fenomena ini dapat menyebabkan tsunami bahkan pada gempa dengan kekuatan yang biasanya tidak menyebabkan tsunami.

4. Jatuhnya benda langit

Penyebab terjadinya tsunami yang berikutnya adalah jatuhnya benda langit. Hantaman benda langit seperti meteor yang jatuh ke permukaan laut dapat menyebabkan ketidakseimbangan lempeng laut. Ini mengakibatkan gempa dan tsunami yang sangat besar. Tsunami yang disebabkan oleh tabrakan luar angkasa adalah kejadian yang sangat langka. Meskipun tidak ada tsunami yang disebabkan oleh meteor atau asteroid yang tercatat dalam sejarah baru-baru ini, para ilmuwan menyadari bahwa jika benda-benda langit ini menabrak lautan, sejumlah besar air tidak diragukan lagi akan menjadi penyebab terjadinya tsunami.

3 dari 4 halaman

Tanda-Tanda Tsunami

Setelah mengetahui penyebab terjadinya tsunami, anda juga perlu mengenali tanda-tanda akan terjadinya tsunami supaya dapat segera menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman. Berikut rinciannya:

1. Gempa Besar

Tsunami yang diakibatkan reaksi tektonik akan diawali dengan gempa besar yang umumnya bermagnitudo lebih dari 7. Menurut BNPB, pada umumnya di Indonesia didahului dengan gempa bumi besar dan susut laut. Di Indonesia tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit setelah gempa bumi besar di bawah laut. Biasanya gempa akan berlangsung lebi dari 20 detik.

2. Surutnya Air Laut

Usai gempa bumi besar terjadi, tsunami biasanya ditandai dengan surutnya air laut. Biasanya ikan dan karang akan tampak di permukaan. Surutnya air laut bisa terjadi tiba-tiba usai gempa terjadi. hal ini disebabkan terbukanya lempengan bumi di bawah laut, otomatis air laut akan mengisi ruang yang dibuat oleh lempeng bumi yang terbuka.

3. Suara Gemuruh

Suara gemuruh seperti suara deru kereta atau pesawat jet melintas bisa menandai gelombang tsunami akan datang. Jika mendengar suara gemuruh tiba-tiba, perlu diwaspadai akan bahaya tsunami yang mungkin terjadi. Suara gemuruh ini terjadi akibat adanya pergeseran lempeng bumi dibawah laut.

4. Perilaku Hewan Sekitar

Tanda berikutnya adalah tanda-tanda hewan yang tidak lazim dari biasanya. Biasanya burung-burung akan muncul di area laut. Binatang akan cenderung menjauhi laut karena insting tajam mereka akan bahya yang terjadi.

5. Aktivitas Laut yang Tak Biasanya

Tanda-tanda akan terjadinya tsunami lainnya adalah aktivitas laut yang tidak normal. Gelombang air laut akan datang secara mendadak dan berulang dengan energi yang sangat kuat. Beberapa menit sebelum adanya gelombang besar, akan ada gelombang-gelombang kecil yang menandai kembalinya air laut. Larilah menuju dataran tinggi, pegunungan, ataupun perbukitan untuk menyelamatkan diri dari sapuan gelombat tsunami.

4 dari 4 halaman

Cara Menyelamatkan Diri Saat Tsunami

Untuk meminimalisi korban jiwa, berikut adalah 10 langkah penyelamatan diri saat teradi tsunami, sebagaimana dilansir dari Buku Saku Tangkap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Berikut langkahnya:

1. Setelah terjadi gempa bumi hingga berdampak pada rumah, jangan berupaya merapikan kondisi rumah karena gempa susulan bisa saja terjadi.

2. Ketika berada di rumah, tetap tenang dan segera mengarahkan keluarga untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi dan aman.

3. Tidak semua gempa bumi memicu tsunami, namun jika ada peringatan bahaya dari pihak berwenang mengenai potensi terjadinya tsunami, segera menjauh dari daerah pantai.

4. Jika telah sampai di daerah tinggi, tetap bertahan karena gelombang tsunami susulan yang lebih besar bisa saja terjadi.

5. Selalu pantau informasi terkait kondisi terkini dari pihak berwenang.

6. Jangan kembali ke rumah sebelum keadaan dinyatakan aman.

7. Tsunami bisa terjadi tidak hanya sekali sehingga penduduk setempat tak boleh meninggalkan tempat evakuasi sebelum adanya arahan dari pihak berwenang.

8. Hindari menyelamatkan diri dengan melewati jembatan.

9. Bagi yang melakukan evakuasi menggunakan kendaraan dan terjadi kemacetan, segera tinggalkan kendaraan dan evakuasi diri dengan jalan kaki.

10. Jika berada di kapal atau perahu yang tengah berlayar, segera tutup layar dan hindari wilayah pelabuhan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.