Sukses

Pubertas Adalah Masa Perubahan Fisik dan Psikologis, Kenali Tahapan, Tanda dan Penyebabnya

Pubertas adalah masa perubahan fisik dan psikologis yang dialami oleh anak-anak saat mereka memasuki masa remaja.

Liputan6.com, Jakarta Pubertas adalah masa perubahan fisik dan psikologis yang signifikan, di mana akan dialami oleh anak-anak saat mereka memasuki masa remaja. Ini adalah periode penting dalam kehidupan setiap orang, dan bisa menjadi tantangan bagi mereka yang mengalaminya.

Pubertas adalah fase yang dimulai pada usia sekitar 8-13 tahun pada anak laki-laki, dan 9-15 tahun pada anak perempuan. Pada tahap ini, tubuh mulai menghasilkan hormon seks yang memicu perubahan fisik. Pada wanita, pubertas ditandai dengan pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut di sekitar alat kelamin dan ketiak. Sedangkan pada pria, pubertas ditandai dengan pertumbuhan testis, pertumbuhan rambut di sekitar alat kelamin dan ketiak. 

Perubahan fisik yang terjadi selama pubertas, dapat menyebabkan perubahan psikologis. Anak-anak dapat merasa canggung, tidak nyaman dengan perubahan pada tubuh mereka, dan sulit menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut. 

Selain itu, pubertas adalah waktu ketika anak-anak mulai mengembangkan minat romantis dan seksual. Mereka mungkin merasa tertarik dengan lawan jenis atau bahkan jenis kelamin yang sama, dan mulai menyadari keinginan mereka untuk melakukan aktivitas seksual. 

Saat anak-anak memasuki masa pubertas, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk memberikan dukungan dan panduan yang dibutuhkan. Berikut ini penyebab dan gangguan pubertas yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (28/4/2023). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Tahapan

Tahapan pubertas merupakan proses alami dalam kehidupan setiap individu. Pubertas adalah tahap di mana anak-anak mengalami perubahan fisik dan perkembangan seksual yang signifikan. Proses pubertas dimulai ketika kelenjar pituitari di otak mengirimkan sinyal, untuk memproduksi hormon seks pada tubuh. Hormon-hormon tersebut mempengaruhi tubuh untuk melakukan perubahan fisik dan perkembangan seksual.

Berikut adalah tahapan-tahapan pubertas:

1. Tahap Pra-Pubertas

Tahap ini dimulai sejak kelahiran hingga sekitar usia 8-11 tahun pada anak laki-laki dan 9-10 tahun pada anak perempuan. Pada tahap ini, anak-anak belum mengalami perubahan fisik yang signifikan dan belum memasuki pubertas.

2. Tahap Pubertas Awal

Tahap pubertas awal dimulai pada usia 11-13 tahun pada anak laki-laki dan 10-11 tahun pada anak perempuan. Pada tahap ini, tubuh mulai menghasilkan hormon seks dan anak-anak mengalami perubahan fisik awal. Pada wanita, tahap ini ditandai dengan pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut di sekitar alat kelamin dan ketiak, serta pertumbuhan tubuh yang cepat. Pada pria, tahap ini ditandai dengan pertumbuhan testis, pertumbuhan rambut di sekitar alat kelamin dan ketiak, serta pertumbuhan tubuh yang cepat.

3. Tahap Pubertas Tengah

Tahap pubertas tengah biasanya terjadi pada usia 12-15 tahun pada anak laki-laki dan 11-14 tahun pada anak perempuan. Pada tahap ini, perubahan fisik dan perkembangan seksual semakin terlihat. Pada wanita, tahap ini ditandai dengan pertumbuhan rambut di seluruh tubuh, menstruasi pertama, dan pertumbuhan payudara yang lebih besar. Pada pria, tahap ini ditandai dengan perubahan suara, pertumbuhan rambut di seluruh tubuh, pertumbuhan testis dan penis yang lebih besar.

4. Tahap Pubertas Akhir

Tahap pubertas akhir biasanya terjadi pada usia 15-17 tahun pada anak laki-laki, dan 14-16 tahun pada anak perempuan. Pada tahap ini, perubahan fisik dan perkembangan seksual hampir mencapai puncaknya. Pada wanita, tahap ini ditandai dengan peningkatan ukuran payudara, pertumbuhan rambut pubis yang lebih tebal, dan pertumbuhan tubuh yang melambat. Pada pria, tahap ini ditandai dengan pertumbuhan otot yang lebih besar, perkembangan testis dan penis yang lebih besar, serta pertumbuhan rambut pubis yang lebih tebal.

5. Tahap Pasca-Pubertas

Tahap pasca-pubertas dimulai pada usia 18 tahun pada anak laki-laki, dan 16 tahun pada anak perempuan. Pada tahap ini, perubahan fisik dan perkembangan seksual sudah mencapai puncak dan tubuh mulai stabil. Hormon seks sudah mencapai tingkat normal, dan biasanya anak-anak sudah mencapai kematangan seksual. Selama tahap pubertas, anak-anak biasanya mengalami perubahan emosional dan sosial yang signifikan.

Mereka mungkin merasa lebih sensitif dan rentan terhadap perubahan suasana hati, serta memiliki perasaan cinta dan daya tarik seksual yang meningkat. Mereka juga dapat mengalami perubahan dalam hubungan sosial dan mungkin mulai mencari identitas diri mereka sendiri.

3 dari 5 halaman

Tanda-tanda Seseorang Mengalami Pubertas

Perempuan

  1. Pertumbuhan payudara biasanya dimulai sekitar usia 8-13 tahun, dan proses ini biasanya memakan waktu 2-3 tahun.
  2. Pertumbuhan rambut di area ketiak dan kemaluan biasanya dimulai sekitar usia 9-14 tahun.
  3. Menstruasi biasanya dimulai sekitar usia 12-13 tahun, meskipun bisa terjadi lebih awal atau lebih lambat dari itu.
  4. Selama pubertas, perempuan cenderung mengalami peningkatan lemak tubuh di daerah paha, pinggul, dan dada.

Laki-laki

  1. Pertumbuhan testis dan penis biasanya dimulai sekitar usia 9-14 tahun.
  2. Pertumbuhan rambut di area ketiak dan kemaluan, yang biasanya dimulai sekitar usia 10-15 tahun.
  3. Suara laki-laki biasanya mulai berubah sekitar usia 12-13 tahun, dan proses ini biasanya memakan waktu beberapa bulan hingga 2 tahun.
  4. Selama pubertas, laki-laki cenderung mengalami peningkatan massa otot, terutama di lengan, kaki, dan dada.

Selain tanda-tanda fisik, ada juga tanda-tanda psikologis yang dapat menjadi petunjuk bahwa seseorang sedang mengalami pubertas. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Selama pubertas, anak-anak cenderung lebih mudah merasa tertekan, cemas, atau sensitif. Mereka juga mungkin lebih sering merasa kesepian atau terasing.
  2. Masa pubertas pada anak-anak, membuat mereka mungkin mulai mencari cara untuk mengekspresikan diri dan identitas mereka. Mereka juga mungkin mulai merasa tertarik pada seks dan mencari cara untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis.
  3. Selama pubertas, anak-anak mungkin mengalami perubahan dalam hubungan mereka dengan teman-teman sebaya, keluarga, dan wali mereka. Mereka juga mungkin mulai merasa tertarik pada hubungan romantis.
  4. Selama pubertas, anak-anak mungkin mulai memiliki pemikiran yang lebih abstrak dan dapat mengambil sudut pandang yang lebih berbeda. Mereka juga mungkin lebih terbuka untuk pemikiran yang berbeda, dan lebih cenderung untuk mengeksplorasi ide-ide baru.
4 dari 5 halaman

Penyebab

Pubertas disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi di dalam tubuh seseorang. Hormon yang paling berperan dalam pubertas adalah hormon seks, yang diproduksi oleh kelenjar pituitari di otak dan kelenjar adrenal di atas ginjal. Hormon seks ini menyebabkan perubahan fisik dan emosional yang terjadi selama pubertas.

Saat pubertas dimulai, kelenjar pituitari di otak mulai menghasilkan hormon gonadotropin yang merangsang kelenjar kelamin untuk memproduksi hormon seks. Pada perempuan, ovarium mulai memproduksi hormon estrogen dan progesteron, sementara pada laki-laki, testis mulai memproduksi hormon testosteron. Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan pada tubuh dan pikiran seseorang selama pubertas.

Selain faktor hormonal, faktor genetik juga dapat mempengaruhi kapan dan bagaimana pubertas dimulai. Gen-gen tertentu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tubuh seseorang, termasuk kapan pubertas dimulai dan berapa lama pubertas berlangsung.

Selain itu, faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi pubertas. Beberapa faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pubertas antara lain:

Gizi

Gizi yang buruk atau kekurangan gizi, dapat mempengaruhi perkembangan tubuh dan memperlambat pubertas. Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi mungkin mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan pubertas, serta memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan seperti anemia, kekurangan vitamin, dan penyakit kronis.

Stres

Stres yang kronis dapat mempengaruhi produksi hormon dalam tubuh, dan memperlambat atau mempercepat pubertas. Ketika tubuh mengalami stres, kelenjar pituitari menghasilkan hormon kortisol yang dapat menghambat produksi hormon seksual. Hal ini dapat menyebabkan pubertas tertunda atau lambat. Di sisi lain, stres yang berlebihan juga dapat menyebabkan pubertas dini pada anak perempuan.

Obesitas

Obesitas dapat mempengaruhi produksi hormon dalam tubuh dan mempercepat pubertas. Anak-anak yang mengalami obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami pubertas dini. Hal ini karena sel-sel lemak dalam tubuh dapat memproduksi estrogen tambahan, yang dapat mempercepat perkembangan seksual.

Paparan zat kimia

Paparan zat kimia tertentu dalam lingkungan, seperti pestisida dan bahan kimia lainnya, dapat mempengaruhi produksi hormon dalam tubuh dan mempercepat pubertas. Beberapa zat kimia tertentu, seperti ftalat dan bisphenol A, dapat menyebabkan gangguan hormonal dan menyebabkan pubertas dini pada anak-anak.

5 dari 5 halaman

Gangguan

Pubertas adalah proses alami dalam kehidupan seseorang, dan biasanya berlangsung tanpa masalah. Namun, dalam beberapa kasus, beberapa individu mengalami gangguan pubertas, yang dapat mempengaruhi perkembangan seksual dan kesehatan secara keseluruhan.

Berikut beberapa gangguan pubertas yang umum terjadi:

Keterlambatan Pubertas

Keterlambatan pubertas terjadi ketika seseorang tidak memasuki tahap pubertas sesuai dengan usianya. Keterlambatan pubertas pada anak perempuan biasanya terjadi, jika menstruasi belum dimulai pada usia 16 tahun atau lebih, sedangkan pada anak laki-laki, keterlambatan pubertas terjadi jika tidak ada perubahan fisik yang terlihat pada usia 14 tahun atau lebih. Keterlambatan pubertas dapat disebabkan oleh faktor genetik, masalah kesehatan tertentu, atau penggunaan obat-obatan tertentu.

Pubertas Dini

Pubertas dini terjadi ketika seseorang mengalami perkembangan seksual lebih awal dari usia yang diharapkan. Pada anak perempuan, pubertas dini terjadi jika menstruasi dimulai sebelum usia 8 tahun, sedangkan pada anak laki-laki, pubertas dini terjadi jika ada perubahan fisik yang terlihat sebelum usia 9 tahun. Pubertas dini dapat disebabkan oleh faktor genetik, gangguan kelenjar pituitari, tumor otak, atau paparan zat kimia tertentu.

Gangguan Pertumbuhan

Gangguan pertumbuhan dapat terjadi pada anak-anak yang mengalami pubertas dini atau terlambat. Ketika pubertas dimulai terlalu awal atau terlambat, ini dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang dan tinggi badan. Anak-anak yang mengalami pubertas dini mungkin tumbuh dengan cepat pada awalnya, tetapi berhenti tumbuh lebih awal dan memiliki tinggi badan yang pendek. Sebaliknya, anak-anak yang mengalami keterlambatan pubertas mungkin memiliki pertumbuhan yang tertunda, dan kemudian tumbuh secara cepat ketika pubertas dimulai.

Kondisi Hormonal Tidak Normal

Beberapa kondisi hormonal yang tidak normal, seperti hipotiroidisme atau sindrom ovarium polikistik pada anak perempuan, dapat mempengaruhi pubertas dan perkembangan seksual. Kondisi hormonal yang tidak normal dapat menyebabkan keterlambatan pubertas, pubertas dini, atau masalah kesehatan lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.