Sukses

Taharah Mengajarkan Kepada Kita Agar Selalu Hidup Bersih, Lengkap dengan Bentuknya

Taharah adalah bersih dan suci dari berbagai kotoran.

Liputan6.com, Jakarta Taharah mengajarkan kepada kita agar selalu hidup bersih, hal ini sejalan dengan maknanya yang berarti suatu kegiatan bersuci dari hadas maupun najis. Taharah perlu dilakukan oleh setiap umat Muslim sebelum mengerjalan ibadah berupa sholat dan membaca Al-Qur’an.

Taharah mengajarkan kepada kita agar selalu hidup bersih baik jasmani maupun rohani. Kebersihan tersebut bisa dari segi fisik, mulai dari membersihkan tubuh, pakaian, rumah, dan aspek kehidupan lainnya.

Dengan mengetahui tujuan taharah mengajarkan kepada kita agar selalu hidup bersih mampu membantu mengenali makna kebersihan dalam Islam. Cara taharah dapat dilakukan dengan bentuk berwudhu dan mandi besar.

Agar lebih paham, berikut Liputan6.com ulas mengenai taharah mengajarkan kepada kita agar selalu hidup bersih beserta bentuk dan jenis-jenisnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (5/4/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Taharah Mengajarkan Kepada Kita Agar Selalu Hidup Bersih

Taharah mengajarkan kepada kita agar selalu hidup bersih. Secara bahasa, taharah adalah bersih dan suci dari berbagai kotoran. Dalam hal ini, segala usaha untuk menghilangkan kotoran bisa termasuk kegiatan taharah.

Sedangkan secara istilah, taharah adalah menghilangkan hadas dengan cara menghilangkan sifat yang menempel di badan yang dapat menghalangi sahnya salat dan lain sebagainya. Dengan kalimat tersebut, dapat dimaknai yakni membersihkan najis dari badan, pakaian, maupun tempat sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, taharah artinya suci, bersih, atau kesucian badan yang diwajibkan bagi orang yang beribadat. Taharah berasal dari kata ṭahārah yang berarti kebersihan atau kemurnian. Melansir laman Muhammadiyah, secara fiqih, taharah artinya mensucikan diri dari najis dan hadats yang menghalangi shalat dan ibadah-ibadah sejenisnya dengan air atau tanah, atau batu.

3 dari 6 halaman

2. Bentuk Taharah

Ada berbagai bentuk cara taharah mengajarkan kepada kita agar selalu hidup bersih, yakni:

a. Istinja

Istinja berarti bersuci dari buang air besar dan buang air kecil. Apabila keluar kotoran daripada salah satu dua pintu yaitu qubul dan dubur, wajib istinja dengan air atau dengan tiga buah batu, yang lebih baik mula-mula dengan batu atau sebagainya kemudian diikuti dengan air. Istinja dilakukan setelah selesai buang air dengan cara menyiramkan air atau mengusapkan batu atau benda-benda padat yang memiliki daya serap, yang bersih pada tempat kuarnya najis beberapa kali sehingga yakin bahwa tempat qubul atau dubur itu telah bersih dari najis, kotoran dan cairan yang keluar.

b. Mandi

Mandi dalam ajaran Islam adalah kegiatan membasuh seluruh tubuh, termasuk akar rambut (kulit kepala), dengan air bersih setelah membentuk niat untuk menyucikan diri dengan memusatkan pikiran secara tulus padanya. Mandi wajib dilakukan saat dalam keadaan hadas besar.

c. Wudhu

Wudhu adalah tindakan fisik dan spiritual untuk mensucikan diri sebelum memulai salat atau ibadah lainnya dalam Islam. Ritual penyucian ini merupakan langkah wajib yang melibatkan mencuci tangan, mulut, lubang hidung, wajah, lengan, kepala dan kaki. Tata cara wudhu harus diselesaikan dalam urutan yang diberikan tanpa jeda panjang di antara setiap langkah. Wudhu merupakan syarat wajib dari salat.

d. Tayamum

Tayamum adalah pengganti wudhu' atau mandi sebagai keringan bagi orang yang tidak dapat menggunakan air karena berbagai halangan. Menurut istilah syara' tayamum berarti menyapu atau mengusap muka dan kedua tangan dengan debu yang suci dengan cara-cara tertentu. Yang boleh dijadikan alat tayamum adalah tanah suci yang ada debunya. Dilarang bertayamum dengan tanah berlumpur, bernajis atau berbingkah. Pasir halus, pecahan batu halus boleh dijadikan alat melakukan tayamum.

4 dari 6 halaman

3. Tujuan Taharah

Dikutip dari Buku Pintar Thaharah karya Ahmad Reza, menjelaskan beberapa tujuan dari taharah adalah sebagai berikut ini:

  1. Menyucikan diri dari kotoran berupa hadats dan najis.
  2. Sebagai syarat sahnya salat dan ibadah seorang hamba, sebagaimana sabda Rasulullah Saw., "Allah SWT tidak menerima shalat seseorang di antara kalian jika ia berhadats, sampai ia berwudhu."
  3. Mendapatkan pahala dan rahmat dari Allah SWT. Sebab, Dia menyukai kebersihan (kesucian) dan mencintai orang-orang yang selalu menjaga kebersihan.
5 dari 6 halaman

4. Hukum Taharah

Hukum dari taharah adalah wajib dilaksanakan oleh setiap umat Muslim. Bahkan hal ini telah tertuang dalam surah Al-Maidah ayat 6 yang berbunyi:

“Hai orang-orang beriman, apabila kalian hendak melaksanakan salat, maka basuhlah muka dan tangan kalian sampai siku, dan sapulah kepala kalian, kemudian basuh kaki sampai kedua mata kaki."

Thaharah juga disebut dalam potongan akhir Surah Al Baqarah ayat 222 yang berbunyi:

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang banyak bertaubat dan orang-orang yang melakukan amalan thaharah (bersuci).”

Hukum ini juga dijelaskan dalam hadis Nabi yang berbunyi: “Kunci shalat itu adalah bersuci …” (HR al-Tirmidzi, Ibn Mâjah, Ahmad, al-Dârimi, dari ‘Ali bin Abi Thâlib ra.)

6 dari 6 halaman

5. Alat untuk Taharah

Bersuci tentu saja ada alatnya. Dalam hal ini, Islam mensyariatkan beberapa alat bersuci adalah:

a. Air

Air yang dimaksudkan di sini ialah air yang suci dan menyucikan, yang disebut dengan air mutlaq. Selain air mutlaq, ada beberapa macam air yang kadang tetap digunakan oleh sebagian umat Islam untuk bersuci. Padahal, sekalipun zatnya air tersebut suci, namun tidak bisa menyucikan. Air yang dimaksud adalah air musta'mal dan air mutanajis.

b. Tanah (Debu)

Tanah yang dimaksudkan di sini tentu saja tanah atau debu yang suci dan bersih dari kotoran (najis). Dalam bersuci, tanah atau debu biasanya digunakan untuk bertayamum, baik guna menghilangkan hadas kecil (wudhu) maupun mandi besar (mandi janabah).

c. Batu

Batu dapat digunakan untuk beristinja, yaitu membersihkan dubur atau alat kemaluan setelah kita buang air. Batu bisa digunakan sebagai alat bersuci dengan syarat satuan (bukan batu gabungan), keras (beku), dan tentu saja suci.

d. Samak

Samak ialah alat (biasanya berasal dari tumbuhan) yang digunakan untuk memasak kulit binatang agar menjadi berwarna dan tahan lama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.