Sukses

Ulil Amri adalah Pemerintah, Ini Kewajiban Rakyat terhadap Pemimpin

Mereka yang dapat disebut sebagai ulil amri adalah pemerintah, hakim dan penegak hukum, para ulama, para pemimpin militer, serta semua penguasa.

Liputan6.com, Jakarta Dalam konsep kepemimpinan menurut ajaran agama Islam terdapat istilah "Ulil Amri." Ulil amri adalah seseorang atau kelompok yang mengurus kepentingan-kepentingan masyarakat. Oleh karena itulah, ulil amri adalah salah satu sosok yang wajib ditaati, selain Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa ayat 59 yang artinya,

“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul, dan ulil amri di antara kalian.” (QS. an-Nisaa’: 59)

Lalu siapakah yang dimaksud dengan ulil amri? Jika dilihat dari apa yang menjadi tugasnya, ulil amri adalah penguasa atau pemerintah. Dengan kata lain, kita sebagai seorang muslim wajib taat kepada ulil amri, dengan menaati hukum dan aturan yang berlaku.

Meski demikian, yang dimaksud taat kepada ulil amri bukan berarti kita sepenuhnya tunduk. Sebab, ketaatan kepada ulil amri adalah ketaatan yang sifatnya tidak mutlak. Sebab, bagaimanapun juga ulil amri adalah manusia yang juga tak luput dari kesalahan.

Lalu bagaimana cara kita untuk taat kepada ulil amri? Sebelum membahas mengenai cara menunjukkan ketaatan kepada ulil amri, berikut penjelasan lebih mendalam mengenai pengertian dan konsep ulil amri dalam Islam, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (23/2/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pengertian Ulil Amri

Untuk memahami bagaimana kita harus taat kepada ulil amri, penting bagi kita untuk memahami siapa sebenarnya yang dimaksud ulil amri berdasarkan pengertiannya. Ulil amri adalah istilah yang terbentuk dari dua kata bahasa Arab, yakni "ulu" dan "al amr". Kata ulu artinya yang punya atau yang memiliki. Sedangkan kata al amr artinya kerajaan, urusan, perkara dan semacamnya.

Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa secara bahasa ulil amri adalah yang memiliki kerajaan, urusan, dan perkara. Bisa juga yang dipahami bahwa ulil amri adalah yang memiliki wewenang.

Kemudian secara istilah, ulil amri adalah pemimpin, pemerintah, dan sebagainya. Dikutip dari artikel "Pengertian Ulil Amri dalam Al-Qur'an dan Implementasinya dalam Masyarakat Muslim" (JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011), siapa saja yang dimaksud sebagai ulil amri adalah orang-orang muslim dari berbagai profesi dan keahlian.

Mereka yang dapat disebut sebagai ulil amri adalah pemerintah, hakim dan penegak hukum, para ulama, para pemimpin militer, serta semua penguasa dan pemimpin yang dijadikan rujukan oleh umat dalam masalah kebutuhan dan kemaslahatan publik. Kepada merekalah kita harus bersikap taat.

3 dari 4 halaman

Cara Menaati Ulil Amri

Ulil amri adalah para pemimpin yang mengurus kepentingan-kepentingan masyarakat. Mereka yang dapat disebut sebagai ulil amri adalah pemerintah, hakim dan penegak hukum, para ulama, dan para pemimpin militer.

Selain kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, kepada mereka kita harus bersikap taat. Allah berfirman dalam Surat An-Nisa ayat 59 yang artinya,

"Hai orang orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amridiantara kalian.....” (Q.S.An-Nisa’ ayat 59).

Akan tetapi, ketaatan kita kepada ulil amri adalah berbeda, jika dibandingkan dengan ketaatan kita kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

Kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, kita harus taat secara mutlak. Artinya kita harus patuh dengan setiap perintah dan larangan Allah SWt, serta patuh terhadap perintah Nabi Muhammad SAW. Sedangkan kepatuhan kepada ulil amri adalah kondisional, atau tidak mutlak, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa ayat 83, yang artinya,

“Kalau sekiranya mereka kembalikan hal itu kepada Rasul dan ulil amri di antara mereka, maka pastilah orang orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil amri). Dan kalau tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya atas kamu, niscaya kamu mengikuti syaitan, kecuali sedikit diantara kamu yang mengetahuinya." (QS. anNisaa’ :83)

Maksudnya, ketaatan kepada ulil amri adalah wajib, jika orang-orang yang termasuk dalam ulil amri tersebut telah melaksanakan ketaatannya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Di samping itu, ada pula perintah untuk kembali kepada Allah dan Rasul-Nya atau kepada al-Qur'an dan Sunnah jika terjadi silang pendapat.

4 dari 4 halaman

Kewajiban terhadap Ulil Amri

Mereka yang dapat disebut sebagai ulil amri adalah pemerintah, hakim dan penegak hukum, para ulama, dan para pemimpin militer. Kewajiban ulil amri adalah memenuhi hak umat atau masyarakat secara luas dengan mengurus segala sesuatu di berbagai bidang, mecakup perekonomian, keamanan, dan ketertiban.

Ketika ulil amri menegakkan kewajiban-kewajibannya, mereka pun mereka memiliki hak yang juga harus dipenuhi. Di antara hak-hak pemimpin yang menjadi kewajiban umat terhadap mereka adalah sebagai berikut:

a. Mendoakan

Kewajiban umat atau rakyat kepada ulil amri adalah mendoakan mereka dengan ikhlas. Abd. al ‘Aziz bin Baz berkata, “Adapun mendoakan kebaikan untuk pemimpin termasuk taqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) yang paling besar dan termasuk seutama ketaatan."

b. Memberikan Nasihat atau Kritik

Bagaimanapun juga, para ulil amri adalah manusia biasa yang bisa lupa dan melakukan kesalahan. Oleh karena itu, salah satu kewajiban kita sebagai rakyat terhadap pemimpin adalah memberikan masukan, nasihat, bahkan kritik.

Dalam Syarh Matan al Arba’in al Nawawi, Ibnu Daqiq Al Ied menjelaskan bahwa salah satu kewajiban kaum muslimin terhadap imam-imam kaum muslimin, selain menaati mereka adalah dengan memperingatkan kesalahan mereka dengan lemah lembut dan mengingatkan dalam hal-hal yangmereka lalai.

c. Hormat dan Memuliakan

Sebagai rakyat kita memang memiliki kewajiban untuk menasihati para ulil amri, terutama ketika mereka melakukan kesalahan. Akan tetapi, penting juga bagi kita untuk tetap menghormati para ulil amri. Jangan sampai, nasihat atau kritik yang kita sampaikan kepada ulil amri disertai olok-olok dan cemooh yang menghinakan mereka.

d. Menaati

Menaati kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan para ulil amri merupakan kewajiban bagi umat atau rakyat. Meski demikian, seperti yang sudah dibahas sebelumnya, ketaatan ini bersifat kondisional. Dengan kata lain, kita hanya wajib taat kepada ulil amri, jika mereka telah melakukan ketaatan kepada Allah SWt dan Rasul-Nya. Sebaliknya, jika pemimpin melakukan kemaksiatan atau kezaliman, kita sebagi umat wajib mengingatnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.