Sukses

Ini Resep Ampuh Kendalikan Laju Pertambahan Penduduk

Kepala BKKBN Fasli Jalal mengatakan, Indonesia akan memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia pada 26 September di Balai Sidang Jakarta

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal mengatakan, Indonesia akan memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia pada 26 September di Balai Sidang Jakarta.
     
"Menurut rencana, acara tersebut akan dibuka oleh Wakil Presiden Boediono," kata Kepala BKKBN Fasli Jalal di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Rabu (25/9/2013).
     
Fasli menjelaskan, pada tahun 2013 ini, tema yang diangkat dalam Hari Kontrasepsi Dunia adalah "Perluasan Jangkauan Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi Sebagai Upaya Nyata Perwujudan Derajat Kesehatan Keluarga yang Berkualitas".
     
Fasli juga mengatakan, peringatan Hari Kontrasepsi Dunia diharapkan bisa menjadi momentum yang tepat untuk mengingatkan dan menyadarkan kembali semua pihak akan pentingnya kontrasepsi.
     
"Makna hari ini adalah agar kita selalu ingat bahwa kontrasepsi adalah salah satu alat yang efektif untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Selain itu kontrasepsi merupakan kebutuhan utama keluarga untuk membentuk keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera," katanya.
     
Dia juga menambahkan, BKKBN di masa-masa mendatang akan meningkatkan edukasi mengenai kesehatan reproduksi dan seksual serta kesadaran semua pihak mengenai kontrasepsi.
     
Selain itu, BKKBN juga mengharapkan dukungan dari semua pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam menyukseskan program kependudukan dan keluarga berencana baik kementerian/lembaga terkait, maupun seluruh mitra kerja BKKBN.
     
"Program kependudukan dan keluarga berencana dapat sukses bila mendapat dukungan dari semua pemangku kepentingan mulai dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar di masa mendatang ketersediaan alat kontrasepsi bisa menjangkau seluruh pelosok di seluruh Tanah Air serta gratis agar masyarakat yang ingin mengikuti program KB dapat terlayani dengan baik," katanya.
     
BKKBN tambah Fasli, juga akan lebih fokus dalam menyosialisasikan dan mengadvokasi masyarakat terkait metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD, sterilisasi dan implant, metode operasi wanita (tubektomi) dan metode operasi pria (vasektomi).
     
"Sosialisasi harus terus dilakukan karena sejauh ini alat kontrasepsi jangka panjang masih kurang diminati, padahal MKJP adalah langkah paling efektif dalam menekan laju pertumbuhan penduduk dan mengurangi angka peserta KB yang putus di tengah jalan," katanya.
     
Sementara itu, Plt. Deputi Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN Wendy Hartanto menambahkan hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan bahwa alat kontrasepsi jangka panjang dari tahun ke tahun terus menurun penggunaannya.
     
Pada tahun 1991 jelas Wendy, pengguna kontrasepsi IUD mencapai 13 persen dari total pemakai kontrasepsi.
     
Tetapi angka tersebut terus menurun hingga  pada 1994 tercatat hanya 10 persen pemakai IUD, pada 1997 turun lagi menjadi delapan persen, dan pada 2002 jadi enam persen, serta turun lagi jadi lima persen pada 2007, dan pada data 2012, pemakai kontrasepsi IUD tinggal empat persen saja.

(Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini