Sukses

Tips Kenalkan Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan pada Anak

Orangtua diimbau untuk membuka dialog dengan putra-putrinya untuk membahas kesepakatan apakah mereka ingin mencoba berpuasa Ramadhan bersama-sama.

Liputan6.com, Jakarta - Jelang Ramadhan, orangtua dapat mulai memperkenalkan ibadah puasa pada anak. Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra, S.Psi, M.Si, Ph.D, menyampaikan, ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan orangtua utuk melatih anak berpuasa. Diantaranya dengan memberi pemahaman terkait makna puasa.

"Cara mempersiapkan anak berpuasa adalah dengan mendiskusikan terlebih dahulu dengan anak kita mengapa puasa itu harus dilakukan. Pemahaman pada anak akan terjadi bukan dengan menasehati atau mendoktrin," kata Novi di Jakarta, Jumat, dilansir Antara.

Anak-anak dapat diberi pemahaman mengenai makna puasa berikut keutamaan serta manfaatnya, termasuk manfaat bagi kesehatan, pengendalian diri dan lainnya.

Anak-anak juga perlu diarahkan pada kesadaran bahwa momentum puasa di bulan suci Ramadhan pun bermanfaat bagi orang lain, misalnya dengan belajar melakukan kebaikan-kebaikan sederhana serta bersedekah.

Novi pun mengimbau orangtua untuk membuka dialog dengan putra-putrinya untuk membahas kesepakatan apakah mereka ingin mencoba berpuasa bersama-sama. Demikian juga kesepakatan mengenai durasi berpuasa, apakah anak hendak berpuasa penuh, setengah hari, atau yang lainnya.

Jika kesepakatan telah didapat, orangtua bisa membuat perayaan sederhana menyambut Ramadhan.

"Ketika kesepakatan sudah terjalin, buat semacam perayaan sederhana dalam menyambut Ramadhan agar anak-anak merasa bahwa momentum ini adalah momentum yang menantang untuk dicoba," ujarnya. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tanyakan Kesan Anak

Novi menyampaikan, orang tua dapat meminta pendapat atau kesan-kesan setelah anak-anak melakukan puasa.

Menurut dia, anak-anak yang baru mulai belajar berpuasa diberikan ruang untuk merefleksikan pengalaman mereka, misalnya dengan menanyakan kapan waktu terberat bagi mereka, bagaimana mereka bisa melalui, apa yang mereka rasakan, lalu apakah ada hal luar biasa yang terjadi pada mereka.

"Dari situ mereka akan merasa bahwa berpuasa memberi makna bukan hanya pada dirinya juga orang lain," katanya.

 

3 dari 3 halaman

Melatih Secara Bertahap

Ia menambahkan, orang tua juga disarankan untuk melatih anak-anak berpuasa secara bertahap sesuai dengan kemampuan masing-masing agar kesehatannya tetap terjaga.

"Sebenarnya kan ada kaidah agamanya bahwa yang berpuasa penuh adalah yang Akil Baligh. Bagi anak-anak sifatnya belum wajib karena sedang belajar, apalagi kondisi kesehatannya sangat membutuhkan asupan air dan lain-lain," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.