Sukses

Berdayakan Puskesmas, Upaya Kemenkes Deteksi Dini Kanker dengan Mudah dan Murah

Sejalan dengan visi transformasi kesehatan, Kementerian Kesehatan terus berupaya meningkatkan fasilitas pelayanan deteksi dini kanker di puskesmas tingkat kabupaten/kota, untuk memudahkan masyarakat mendapatkan layanan deteksi dini.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya upaya deteksi dini dalam menurunkan angka kematian akibat kanker.

"Strategi utama untuk mengurangi angka kematian karena kanker adalah melalui deteksi dini. Dengan mendeteksi kanker lebih awal, peluang kesembuhan meningkat dan biaya pengobatan lebih terjangkau," ungkap Menkes Budi saat menghadiri acara peringatan Hari Kanker Sedunia di RS Kanker Dharmais, Jakarta, pada Jumat, 16 Februari 2024.

Sejalan dengan visi transformasi kesehatan, Kementerian Kesehatan terus berupaya meningkatkan fasilitas pelayanan deteksi dini kanker di puskesmas tingkat kabupaten/kota, untuk memudahkan masyarakat mendapatkan layanan deteksi dini.

Layanan deteksi dini ini khususnya difokuskan pada empat jenis kanker utama, yakni kanker payudara dan serviks pada wanita, serta kanker paru-paru dan usus pada pria.

Menurut Menkes Budi, semua puskesmas di 514 kabupaten/kota sedang dipersiapkan untuk menyediakan layanan deteksi dini untuk keempat jenis kanker tersebut.

"Kami sedang menyiapkan semua puskesmas. Harapannya, tahun ini, semua alat dapat disediakan secara bertahap ke 10.000 puskesmas di 514 kabupaten/kota," ujar Menkes.

Alat kesehatan yang dibutuhkan, terutama untuk deteksi dini kanker payudara, adalah Probe Linear USG. Sedangkan untuk deteksi dini kanker serviks, Kemenkes telah mulai menerapkan tes HPV DNA yang lebih akurat dan mudah dilakukan daripada Pap Smear.

Menkes Budi juga menyebutkan bahwa layanan deteksi dini kanker paru-paru dan usus akan tersedia. Kemenkes berharap setiap puskesmas dapat melakukan skrining kanker paru-paru menggunakan alat Low Dose CT-Scan (LDCT) dan kanker usus besar dengan kolonoskopi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Diselesaikan Bertahap

LDCT dapat mengidentifikasi lesi kecil atau nodul pada paru-paru yang mungkin menjadi tanda awal kanker.

"Kami akan menyelesaikannya secara bertahap di 514 kabupaten/kota agar setiap puskesmas memiliki CT-Scan untuk melakukan prosedur Low Dose CT-Scan guna deteksi dini kanker paru-paru dan kolonoskopi untuk deteksi dini kanker usus besar," kata Menkes Budi.

Mengikuti arah ini, Direktur Utama RS Kanker Dharmais, dr. R. Soeko Werdi Nindito, menyatakan kesiapan RS Kanker Dharmais untuk bekerja sama dengan kolegium dan organisasi profesi dalam memberikan pelatihan kepada dokter umum di puskesmas untuk melakukan layanan deteksi dini kanker.

"Kami akan melatih dokter umum di puskesmas untuk melakukan USG dan layanan deteksi dini kanker lainnya, bekerja sama dengan organisasi profesi dan kolegium, sehingga pelatihan dapat dilakukan secara masif dalam waktu singkat," ungkap dr. Soeko.

 

3 dari 3 halaman

Kemenkes Bermitra dengan Kolegium dan Organisasi Profesi

Kementerian Kesehatan juga bermitra dengan kolegium dan organisasi profesi untuk memastikan semua rumah sakit siap memberikan layanan bagi penderita kanker.

Menkes Budi berharap upaya ini akan didukung dengan peningkatan kesadaran masyarakat untuk menggunakan layanan deteksi dini kanker di puskesmas.

"Kita semua perlu bekerja sama dalam menyebarkan edukasi secara masif agar masyarakat mau melakukan skrining dan pemeriksaan deteksi dini di puskesmas. Masyarakat tidak perlu takut untuk melakukan skrining dan pemeriksaan. Jika terdeteksi kanker, tidak perlu khawatir karena kami telah menyiapkan rumah sakit untuk memberikan perawatan selanjutnya. Semakin cepat dideteksi, semakin besar peluang kesembuhan," tutup Menkes Budi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini