Sukses

Ribuan Anak Korban Gempa Nepal Masih Berjuang untuk Pulihkan Kehidupan Mereka

UNICEF Minta Dana USD 14,7 Juta untuk Bantu Anak Korban Gempa Nepal

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 68.000 anak dan keluarga mereka yang selamat dari gempa Nepal yang paling mematikan dalam delapan tahun terakhir membutuhkan bantuan kemanusiaan lebih lanjut guna membangun kembali hidup mereka, kata UNICEF pada hari Minggu, 11 Februari 2024, 100 hari setelah gempa yang meluluhlantakkan sebagian wilayah barat Nepal.

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,4 melanda dua distrik Jajarkot dan Rukum West di wilayah barat terpencil negara Himalaya pada 3 November, menewaskan setidaknya 154 orang, lebih dari separuh di antaranya adalah anak-anak.

Gempa tersebut, yang merupakan yang paling mematikan di Nepal sejak dua gempa menewaskan sekitar 9 ribu orang pada 2015, meratakan lebih dari 26 ribu rumah dan merusak sebagian lainnya sekitar 35 ribu bangunan, menjadikannya tidak layak dihuni, seperti dikutip dari situs Channel News Asia pada Selasa, 13 Februari 2024.

UNICEF mengatakan sekitar 200 ribu orang, termasuk 68 ribu anak-anak, banyak di antaranya menghabiskan musim dingin di tempat penampungan sementara, masih membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk pulih dari bencana tersebut.

Badan PBB tersebut mengatakan bahwa mereka memohon dana sebesar USD 14,7 juta untuk mendukung anak-anak ini.

"Ribuan anak yang terkena dampak gempa masih berurusan dengan trauma kehilangan orang yang dicintai. Perkembangan mereka terdampak karena kehilangan barang-barang pribadi, rumah, dan sekolah, antara lain," kata perwakilan UNICEF untuk Nepal, Alice Akunga, dalam sebuah pernyataan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Anak Korban Gempa Nepal Butuh Makanan Bergizi

Bahkan ketika suhu meningkat, menurut Alice, kebutuhan masih tinggi karena anak-anak memerlukan makanan bergizi, air bersih, pendidikan, dan tempat berlindung. Salah satu cara terbaik untuk membangun kembali kehidupan anak-anak dan mengembalikan rasa normalitas adalah dengan membawa mereka kembali ke sekolah dan belajar.

"Sehingga mereka dapat bermain dengan teman-teman mereka, belajar, dan sembuh," katanya.

Kepala Otoritas Pengurangan Risiko Bencana Nasional Nepal, Anil Pokhrel mengatakan bahwa proposal untuk memberikan dukungan keuangan kepada keluarga yang terkena dampak untuk membangun kembali rumah mereka sudah siap untuk persetujuan kabinet.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.