Sukses

Penelitian Sebut Makan Cepat Berkontribusi pada Peningkatan Risiko Diabetes Tipe 2

Makan cepat bisa bikin diabetes, ini penjelasannya

Liputan6.com, Jakarta - Penelitian menunjukkan bahwa orang yang makan lebih cepat memiliki peningkatan risiko diabetes tipe 2 dibandingkan dengan mereka yang makan lebih lambat. "Ada beberapa penelitian yang mengamati bagaimana makan cepat dapat berdampak pada gula darah dan (risiko) diabetes," kata ahli diet endokrin dan psikolog di Cleveland Clinic, David Creel PhD RD, mengutip Verywell Health pada Jumat, 26 Januari 2024.

David menyatakan bahwa tidak semua penelitian konsisten, tapi literatur sepertinya menunjukkan bahwa ketika kita makan cepat, gula darah kita naik lebih cepat. Meskipun penelitian mengenai risiko makan dengan cepat masih belum meyakinkan, ada banyak manfaat yang diketahui dari makan perlahan.

"Kita cenderung tidak makan berlebihan jika kita makan lebih lambat," katanya.

"Dalam kebanyakan kasus, otak kita membutuhkan waktu untuk menerima sinyal bahwa kita sudah kenyang, jadi memperlambat kecepatan akan membantu kita merasakan rasa kenyang lebih cepat," tambahnya.

Orang-orang biasanya makan dengan cepat ketika kita sangat lapar. Ini dapat mempengaruhi seberapa banyak makanan yang dimakan. "Saya menemukan bahwa orang sering kali makan lebih cepat ketika mereka sudah lama tidak makan karena mereka sangat lapar," kata pendiri Alissa Rumsey Nutrition and Wellness, Alissa Rumsey, MS, RD, CDN, CSCS.

"Ketika kita menghabiskan waktu terlalu lama di antara waktu makan, hal ini dapat menyebabkan gula darah rendah, yang dapat menyebabkan kita makan dengan cepat dan kemudian dapat menyebabkan lonjakan gula darah," kata Rumsey.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dampak Makan Terlalu Cepat

Seiring waktu, gula darah tinggi dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, sementara makan berlebihan --- yang dapat terjadi ketika orang makan terlalu cepat ---- dapat meningkatkan risiko obesitas. "Kita mempunyai dampak akut dari makan cepat yaitu gula darah naik lebih banyak atau makan berlebihan lebih sering. Makan terlalu cepat juga memicu efek kronis yakni resistensi insulin kita cenderung memburuk dan risiko diabetes meningkat," kata Creel.

Meskipun beberapa peneliti telah menghubungkan makan cepat dengan peningkatan risiko diabetes, tapi tidak ada bukti bahwa makan cepat menjadi penyebab dari diabetes itu sendiri. "Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara kecepatan makan dan perkembangan diabetes, tapi kami tidak memiliki bukti bahwa hal tersebut secara langsung menyebabkan diabetes," kata Rumsey.

"Perkembangan diabetes dipengaruhi oleh banyak faktor, banyak di antaranya berada di luar kendali kita," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Manfaat Makan Lebih Lambat

Sebaliknya, para ahli mengatakan bahwa makan lebih lambat dapat membantu menghindari makan berlebihan. Sehingga, makan perlahan juga dapat bermanfaat bagi orang-orang yang sedang mencoba menurunkan berat badan. "Saat kita makan lebih lambat, kita lebih memperhatikan makanan yang kita makan --- rasanya, teksturnya, dan sebagainya," kata Creel.

Makan perlahan juga dapat membantu terhindar dari masalah pencernaan. "Jika kita makan lebih cepat, kita cenderung menelan lebih banyak udara dan menghasilkan lebih banyak gas, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan," ujarnya.

Hal ini juga dapat menyebabkan perasaan 'kenyang tidak nyaman', yang mungkin sangat menyulitkan orang dengan kondisi kesehatan tertentu. "Orang yang mengidap penyakit refluks, kami tahu hal ini dapat memperburuk keadaan jika Anda makan dengan cepat dan kenyang (dengan menyebabkan) asam kembali ke kerongkongan," tambahnya.

 

4 dari 4 halaman

Makan Perlahan Bantu Tubuh Memecah Makanan

Memperlambat makan juga dapat memudahkan tubuh untuk memecah makanan."Makan lebih lambat dapat membantu pencernaan dan penyerapan karena ketika Anda mengunyah makanan lebih lama, kerja perut lebih sedikit," kata Rumsey.

Salah satu cara agar proses makan tidak terlalu cepat dan buru-buru adalah memulai makan dalam kondisi yang belum terlalu lapar. "Makan secara teratur sepanjang hari dapat membantu menjaga keseimbangan gula darah dan mencegah Anda kelaparan," katanya.

"Ini dapat membantu menurunkan (kecepatan makan) Anda, yang juga mendukung keseimbangan gula darah,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini