Sukses

Membuat Makanan Bergizi dari Bahan Pangan Lokal, Bisa Mencegah Stunting pada Anak

Mencegah stunting ternyata bisa dilakukan dari sumber pangan lokal. Tidak perlu mahal dan mudah didapat, ketersediaan pakan asli Indonesia jauh lebih bergizi.

Liputan6.com, Jakarta Menciptakan makanan bergizi untuk mencegah stunting, ternyata bisa dilakukan dari sumber pangan lokal. Tidak perlu mahal dan sulit didapat, ketersediaan pakan asli Indonesia dinilai jauh lebih bergizi. Hal tersebut terungkap dalam talkshow Intuisi Rasa yang dilakukan Indonesian Gastronomy Community (IGC).

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menjelaskan, bila potensi pangan Indonesia sangat banyak, mulai dari buah hingga protein. 

Lalu, setiap daerah berbeda lagi kekayaan alam ketersediaan pangannya. Sehingga bisa dikatakan, tidak perlu mahal untuk menyediakan makanan bergizi seimbang di meja makan. 

“Bapanas sedang menggalkan makanan lokal agar masyarakat setempat memanfaatkan makanan asal daerah tersebut. Misal jagung di NTT atau sagu di Papua,"kata Rina Syawal, Direktur Keanekaragaman Konsumsi Pangan Bapanas.

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum IGC Ria Musiawan menjelaskan, pihaknya mengangkat Hari Gizi Nasional dalam kegiatan awal tahun IGC sesuai dengan salah satu misi IGC dalam keberpihakan terhadap masyarakat.  

 “Contoh peranan IGC dalam meningkatkan gizi adalah turut pada upaya pencegahan stunting yang telah dimulai sejak tahun 2022 melalui  deklarasi pentingnya nutrisi dan hidrasi dari makanan tradisional guna eradikasi stunting," katanya.

Selain itu, IGC telah melakukan advokasi dan edukasi pangan lokal untuk mencegah stunting di beberapa kota antara lain di beberapa. Seperti Jakarta, Serang, Kapuas dan Pulang Pisau yang diharapkan, turut berkontribusi dalam penurunan angka stunting di Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kenalkan Anak dengan Mindful Eating

Hadir juga Menteri Kesehatan 2014-2019, Prof Nila F. Moeloek yang lebih menekankan intuisi rasa dalam makan adalah melakukan mindful eating, yaitu sesuai kemampuan perut dan mensyukuri apa yang didapatkan. 

 “Hal ini penting karena sumber daya alam terbatas, dan sebaiknya makan sesuai kemampuan individu agar dapat terbagi," kata Nila.

Ia juga menyarankan agar anak-anak tidak diperkenalkan dengan gula dan garam. Sehingga dari kecil sudah biasa dengan makanan dengan cita rasa alami.  

Hal tersebut sejalan dengan dengan konsep mindful eating, dimana sejak dini anak diajarkan lebih tentang rasa alami makanan, menikmati rasa tiap-tiap makanan dengan penuh kesadaran, makan tidak terburu-buru, dan selalu bersyukur dengan sajian di atas meja.

 

3 dari 3 halaman

Marcella Zalianty Ajarkan Anak Pangan Lokal

Artis Marcella Zalianty yang hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa intuisi rasa merupakan hal yang diasah setiap hari agar dapat merasakan nikmat makanan.   

“Jadi makan untuk memang untuk merasakan agar memperkaya kemampuan indera kita, bukan untuk sekedar mengisi perut,” kata Marcella. 

Awalnya, ia berpikir bila anak senang saat makan lalu kenyang, itu saja sudah cukup. Ternyata caranya sempat salah dan memperbaikinya mulai dari memperkenalkan rasa asli makanan atau kudapan khas Indonesia.

 “Saya tadi awalnya berfikir bahwa selama anak-anak happy kalau makan, maka beres. Ternyata tidak benar, maka saya biasakan anak-anak makan ubi, singkong, talas, sayur-sayuran dan memasak dengan slow-cooker,” lanjut ibu dua anak itu.

 Kegiatan awal tahun IGC “New Year Gathering” ini ini merupakan kegiatan tahunan untuk merajut tali silaturahmi keluarga besar IGC, agar semakin erat dan guyub dengan memilih restoran dengan nilai legendaris.   

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.