Sukses

Anak Lesu Usai Libur Nataru, Ini Pertolongan Pertama yang Dapat Dilakukan Orangtua

Libur Nataru bikin anak kelelahan dan tidak ceria, ini pertolongan pertama menurut dokter.

Liputan6.com, Jakarta - Mudik dan rangkaian kegiatan selama libur Natal dan tahun baru (Nataru) kerap menimbulkan rasa lelah setelahnya.

Tidak hanya pada orang dewasa, rasa lelah, lemas, demam, lesu, dan tidak ceria juga kerap ditunjukkan anak-anak.

Menurut dokter umum RS Pondok Indah – Pondok Indah, Felix Samuel, jika hal ini terjadi pada buah hati, maka orangtua dapat melakukan pertolongan pertama.

“Pertolongan pertama sifatnya pengobatan simtomatik berdasarkan gejala yang timbul. Oleh karena itu, sebaiknya selalu siap dengan obat-obat tertentu, seperti obat demam terutama untuk anak-anak, obat mual muntah, obat nyeri, serta tidak lupa vitamin dan suplemen penunjang daya tahan tubuh,” kata Felix kepada Health Liputan6.com melalui keterangan tertulis yang dikirim via surat elektronik (surel), Rabu (27/12/2023).

Dengan menyediakan obat-obatan tersebut, kesehatan keluarga, terutama anak-anak, tetap terjaga selama liburan, tambah Felix.

Felix juga mengimbau agar keluarga tetap waspada terhadap potensi timbulnya penyakit yang bisa dialami selama libur Nataru.

Pasalnya, selain COVID-19 yang kasusnya kembali naik, ancaman penyakit lain juga tetap mengintai. Menurut Felix, dalam setiap momen liburan, ada beberapa penyakit yang perlu diwaspadai, termasuk:

  • Demam, batuk, pilek akibat infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
  • Diare.
  • Demam berdarah, mengingat saat ini sedang memasuki musim hujan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

6 Cara Jaga Tubuh Tetap Bugar Selama Libur Nataru

Sebelumnya, Felix juga menyampaikan enam hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan selama libur Natal dan tahun baru, yakni:

  • Pola makan yang sehat dan seimbang, konsumsi makanan yang cukup serat dari buah dan sayuran. Hindari mengonsumsi makanan yang mengandung gula dan lemak tinggi.
  • Istirahat yang cukup meski sedang liburan.
  • Olahraga atau aktivitas fisik yang teratur.
  • Mencuci tangan, terutama sebelum makan dan sesudah dari toilet.
  • Menggunakan masker, terutama di keramaian.
  • Tidak merokok.

Felix menambahkan, makanan yang baik untuk disertakan dalam pola makan termasuk saat libur Nataru adalah makanan yang mengandung nutrisi seimbang.

“Makanan baik tentunya yang mengandung nutrisi seimbang, yaitu seimbang makronutrien (kandungan karbohidrat, lemak, protein) dan mikronutrien (kandungan vitamin dan mineral),” tutur Felix.

“Cukupi kebutuhan air minum dan konsumsi makanan berserat seperti buah dan sayuran. Hindari makanan atau minuman yang mengandung gula dan lemak tinggi,” tambahnya.

3 dari 4 halaman

Perhatikan Makanan Selama Perjalanan

Selain keenam hal di atas, Felix juga mengingatkan agar keluarga tetap memerhatikan apa yang dimakan selama perjalanan.

Dalam perjalanan mudik termasuk di momen Nataru, beberapa keluarga kerap menyempatkan diri untuk singgah di rumah makan. Tujuannya, tak lain untuk mengisi perut sambil istirahat sejenak di tengah perjalanan panjang.

Namun, tempat makan terkadang kurang bersih baik dari sisi penyajian makanan maupun dari tempat dan lingkungannya.

Untuk itu, Felix menyarankan kepada keluarga untuk memilih tempat makan yang baik dan higienis agar terhindar dari penyakit.

“Tempat makan yang baik tentunya adalah tempat makan yang memiliki tempat bersih serta higienis dalam penyajian makanannya.”

“Tempat makan tersebut sebaiknya memiliki fasilitas cuci tangan, toilet yang bersih, ruang tempat makan yang bersih dan cukup sirkulasi udara, penyajian makanan higienis, bebas dari kecoa, tikus, dan lalat,” jelas Felix.

4 dari 4 halaman

Jaga Kondisi Suhu dalam Kendaraan Tetap Nyaman

Selama perjalanan, keluarga juga perlu mengatur AC mobil agar tidak memengaruhi kebugaran tubuh.

Pada dasarnya, kata Felix, AC mobil digunakan untuk menjaga kondisi suhu di dalam mobil agar nyaman bagi penumpang. Tidak terlalu dingin, tidak pula terlalu panas.

“Pastikan penyaring udara, pendingin mobil, dan kondisi interior dalam mobil juga bersih. Jangan sampai kondisi pendingin mobil yang kotor atau suhu yang terlalu dingin maupun panas menyebabkan penyakit bagi para penumpangnya.”

“Selain itu, setelah kendaraan berjalan dalam durasi tertentu, sebaiknya ada pertukaran sirkulasi udara dengan membuka kaca kendaraan atau menekan tombol recirculation di panel mobil,” ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.