Sukses

Polusi Udara dan Radiasi Sinar Matahari di Negara Tropis Bisa Bikin Kulit Rusak

Dampak polusi udara di Jakarta yang meningkat ditandai dengan banyaknya pasien yang datang ke klinik mengeluhkan kondisi kulitnya yang semakin memburuk.

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini Jakarta menyandang predikat sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia menurut Indeks Kualitas Udara (AQI).

Padahal, Indonesia terkenal sebagai salah satu negara penghasil oksigen tertinggi di dunia sehingga disebut pula sebagai paru-paru dunia.

Dampak polusi udara di Jakarta yang meningkat ditandai dengan banyaknya pasien yang datang ke klinik mengeluhkan kondisi kulitnya yang semakin memburuk. Seperti iritasi kulit, peradangan kulit, kulit kering dan juga kusam.

Hal ini disampaikan oleh dokter sekaligus presenter Haekal Yassier Anshari. Menurutnya, polusi udara dan radiasi sinar matahari di negara tropis seperti Indonesia memang dapat merusak kesehatan kulit.

“Selama ini kita mengetahui bahwa polusi udara hanya merusak kesehatan paru-paru karena dampaknya langsung dirasakan. Padahal, polusi udara juga bisa berdampak pada kesehatan kulit,” kata Haekal dalam keterangan pers Regenesis Indonesia, Rabu (1/11/2023).

Adapun dampaknya terhadap kulit sangat beragam, lanjutnya, apalagi kulit merupakan organ terluar dan terluas yang juga rentan mengalami gangguan. Mulai dari dampak jangka pendek seperti reaksi alergi, kulit dehidrasi dan kering, hingga peradangan kulit khususnya bagi mereka yang memiliki kulit sensitif dan penyakit dermatitis atopik.

Sedangkan, dampak yang cukup panjang akibat paparan polusi ditambah dengan sinar UV antara lain hiperpigmentasi, penuaan kulit hingga kanker kulit.

Hal ini karena polusi udara mengandung berbagai zat seperti karbon monoksida, benzena, hidrogen klorida, logam berat, timbal dan merkuri, yang berisiko menyebabkan gangguan pada kulit.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Semua Orang Berisiko Alami Gangguan Kulit Akibat Polusi Udara

Haekal menambahkan, pada dasarnya semua orang rentan mengalami gangguan kulit akibat paparan polusi udara. Namun, yang lebih berisiko adalah:

  • Anak-anak.
  • Lanjut usia (Lansia).
  • Ibu hamil.
  • Ibu menyusui.
  • Orang dengan penyakit autoimun.
  • Orang dengan imunitas yang rendah.
  • Orang yang memiliki kondisi kulit sensitif dan memiliki penyakit dermatitis atopik.

Sebelum polusi membawa dampak negatif pada kulit, Haekal menyarankan masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan kulit.

“Sebagai organ terluar dan terluas di tubuh, kulit harus rutin dijaga dan dirawat kesehatannya. Minimal dengan 3 metode yaitu membersihkan, melembabkan, dan proteksi dari sinar UV. Terlebih karena kita hidup di negara Indonesia dengan iklim tropis ini,” ujar Haekal.

3 dari 4 halaman

Jaga Kesehatan Kulit dari Polusi Udara dan UV

Paparan polusi udara dan sinar UV dapat membuat kulit berisiko mengalami dehidrasi, teroksidasi, munculnya gangguan hiperpigmentasi, mengalami penuaan dini hingga kanker kulit.

Sayangnya, dalam perawatan kulit, tidak semua produk skincare di Indonesia memiliki formula yang dilengkapi dengan anti polutan.

Marketing Manager PT Regenesis Indonesia, Olivia merekomendasikan produk perawatan kulit yang dilengkapi dengan anti polutan. Produk yang baik juga perlu memiliki setidaknya tiga proteksi seperti menjaga barrier kulit, menangkal radikal bebas, memperbaharui sel-sel kulit, dan menjaga kelembaban kulit.

4 dari 4 halaman

Prosedur Menyembuhkan dan Mengurangi Masalah Kulit Akibat Polusi Udara

Senada dengan Olivia, Haekal menyatakan bahwa perawatan menggunakan produk skincare yang spesifik tentu akan lebih baik. Pasalnya, selain memberikan perlindungan, produk spesifik juga bisa menangkal radikal bebas, membantu mengatasi, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan kulit.

“Sementara, prosedur untuk menyembuhkan atau mengurangi permasalahan kulit akibat paparan polusi udara dan radikal bebas, tergantung dari jenis gangguan kulit dan lamanya terpapar polutan atau radikal bebas,” kata Haekal.

Namun, prosedur yang dilakukan adalah untuk mengatasi peradangan dan meningkatkan daya tahan skin barrier kulit agar mampu menangkal radikal bebas.

Jenis prosedur yang dilakukan mencakup terapi pembersihan kulit, hidrasi kulit, pemberian nutrisi penting seperti hyaluronic acid, antioksidan (SOD), vitamin C, vitamin E, lipopeptide. Fungsinya untuk kembali menghidrasi kulit, melembabkan, mengurangi hiperpigmentasi dan menghambat proses penuaan kulit akibat radikal bebas.

Selain itu, penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari dalam dengan cara-cara berikut:

  • Mencukupi asupan cairan.
  • Cukupi nutrisi seimbang yang tinggi vitamin.
  • Cukupi asupan mineral dan serat.
  • Istirahat yang cukup.
  • Olahraga.
  • Tidak merokok.
  • Kendalikan stres.
  • Jauhi sumber polusi udara serta selalu lindungi kulit tubuh dari paparan sinar UV dengan menggunakan SPF minimal 30 dan PA++.

“Konsultasi kepada dokter menjadi hal penting untuk mengatasi efek yang semakin memburuk di mana nantinya mendapatkan perawatan khusus lainnya juga akan jauh lebih baik untuk mengatasi dan meningkatkan kualitas kesehatan kulit yang sudah terpapar polusi udara.”

“Seperti mikrodermabrasi, peeling, skinbooster, laser hingga termasuk produk skincare yang memang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter,” pungkasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.