Sukses

Niat Puasa Tasua 9 Muharram, Lafaz dan Artinya

Puasa Tasua adalah puasa sunnah yang dianjurkan langsung oleh Rasulullah SAW. Pelaksanaannya sehari sebelum puasa asyura pada 10 Muharram.

Liputan6.com, Jakarta Hari ini, 27 Juli 2023 bertepatan dengan tanggal 9 Muharram 1445 Hijriah atau waktu dilaksanakannya puasa Tasua.

Puasa Tasua adalah puasa sunnah yang dianjurkan langsung oleh Rasulullah SAW. Pelaksanaannya satu hari sebelum puasa Asyura pada 10 Muharram.

Adapun niat puasa Tasua adalah:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَاسوعاء لله تعالى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: "Saya niat puasa Tasua karena Allah ta’âlâ."

Menurut Ustaz Ahmad Mutaha dari NU Online puasa Tasua termasuk dalam puasa Muharram yang memiliki keutamaan lebih dari puasa Syaban.

Muharram sendiri adalah bulan pertama Hijriah dan Syaban adalah bulan setelah Ramadhan.

"Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan salat yang paling utama setelah salat fardu adalah salat malam," (HR Muslim).

Puasa Tasua pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram menjadi pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram. Ini juga menjadi pembeda antara umat Islam dengan Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura.

Hal ini sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad dari Ibnu Abbas:

عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ (رواه أحمد

Artinya: "Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaun Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya," (HR Ahmad).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Lafaz Niat Puasa Asyura

Setelah selesai melakukan puasa Tasua, maka di hari berikutnya dianjurkan melakukan puasa Asyura tanggal 10 Muharram yang tahun ini jatuh pada 28 Juli 2023.

Niat puasa Asyura adalah:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ العاشوراء لله تعالى

Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ.

Artinya: "Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ."

Adapun niat puasa mutlak Muharram yang lebih umum yakni:

نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta’âlâ.

Artinya: "Saya niat puasa Muharram karena Allah ta’âlâ."

Selain niat di dalam hati, lafal niat juga disunnahkan diucapkan dengan lisan.

3 dari 4 halaman

5 Hikmah Puasa Tasua dan Asyura

Puasa Muharram sebagai puasa yang paling utama setelah Ramadhan banyak memiliki hikmah atau pelajaran. Setidaknya ada lima hikmah yang bisa didapat yakni:

  • Pertama, karena Muharram merupakan awal tahun Hijriah maka sangat pantas dibuka dengan puasa yang merupakan amal paling utama.
  • Kedua, termasuk dalam keutamaan berpuasa dalam bulan-bulan mulia atau al-asyhurul hurum.
  • Ketiga, puasa sehari dalam bulan Muharrram pahalanya sama dengan puasa 30 hari atau satu bulan penuh.
  • Keempat, khusus puasa hari Asyura pada tanggal 10 Muharram, maka akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat.
  • Kelima, khusus puasa Tasua pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram yang dijadikan pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram, menjadi pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura.
4 dari 4 halaman

Pelaksanaan Puasa Tasua

Seperti puasa lainnya, pelaksanaan puasa Tasua sama seperti puasa lainnya. Seperti dilansir dari berbagai sumber, secara umum orang yang berpuasa lebih utama makan sahur dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.

Selanjutnya, melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan lainnya.

Kemudian, lebih menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa.

Rasulullah SAW bersabda:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعِ وَالْعَطَشِ (رواه النسائي وابن ماجه من حديث أبي هريرة

Artinya: "Banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan kehausan." (HR an-Nasa’i dan Ibnu Majah dari riwayat hadits Abu Hurairah ra). (Abul Fadl al-‘Iraqi, al-Mughni ‘an Hamlil Asfâr, [Riyad: Maktabah Thabariyyah, 1414 H/1995 M], juz I, halaman 186).

Terakhir, segera berbuka puasa saat tiba waktu maghrib.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.