Sukses

Pakar: Teknik Wolbachia untuk Cegah Dengue Tidak Bisa Berdiri Sendiri

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO, Prof Tjandra Yoga Aditama menyebut, upaya penanggulangan virus Dengue dengan teknologi Wolbachia pada nyamuk perlu menjadi bagian dari program yang lebih besar.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Direktur Penyakit Menular WHO, Prof Tjandra Yoga Aditama menyebut, upaya penanggulangan virus Dengue dengan teknologi Wolbachia pada nyamuk perlu menjadi bagian dari program yang lebih besar.

"Program ini tentu tidak bisa berdiri sendiri," ujar Tjandra melalui pesan diterima Liputan6.com, Kamis, 1 Juni 2023.

Direktur Program Pasca Sarjana Universitas YARSI itu kemudian menjelaskan, penggunaan nyamuk Wolbachia untuk mencegah penyebaran virus Dengue akan lebih efektif jika menjadi bagian dari pendekatan pengendalian nyamuk terintegrasi.

"Penggunaan Wolbachia ini akan jadi lebih efektif kalau ditetapkan sebagai bagian dari suatu program lengkap yang disebut sebagai 'integrated mosquito management (IMM) approach' atau pendekatan pengendalian nyamuk terintegrasi," Tjandra melanjutkan.

Pendekatan tersebut, jelas Tjandra, meliputi lima hal. Pertama, pemerintah melakukan surveilans nyamuk secara baik.

"Yaitu selalu melacak dan memonitor jumlah dan jenis nyamuk di daerah tertentu."

Kedua, menggunakan larvasida dan insektisida untuk membunuh larva, pupa, dan nyamuk dewasa.

Ketiga, memberi penyuluhan pada masyarakat mengenai cara mengendalikan nyamuk di sekitar tempat tinggal.

"Dan sebaiknya juga di tempat beraktivitas," ucap Guru Besar FKUI ini.

Keempat, membersihkan tempat tinggal atau beraktivitas dari tempat air tergenang yang bisa digunakan sebagai media bertelur oleh nyamuk penyebab DBD.

Kelima, pemerintah selalu memonitor bagaimana dampak program yang ada terhadap jumlah nyamuk yang beredar.

Tjandra menjelaskan, pelepasan nyamuk dengan Wolbachia, menurut Center of Disease Control and Prevention (CDC) memang bukan bertujuan menghentikan terjadinya ledakan (outbreak) penyakit.

"Penggunaan nyamuk dengan Wolbachia di lingkungan pemukiman selama beberapa bulan diharapkan dapat mengurangi jumlah jenis nyamuk tertentu, misalnya Aedes Aegypti."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Upaya Atasi Dengue dengan Wolbachia

 

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, dalam mengatasi Dengue bukan cuma dengan mengobati tapi juga dengan pencegahan. Upaya pencegahan yang bisa dilakukan yakni dengan vaksinasi. Lalu, upaya kedua dengan teknologi wolbachia.

"Nyamuknya kita bikin mandul dengan Wolbachia, jadi pencegahannya itu dengan vaksinasi dan wolbachia, wolbachia juga sudah dimulai pada tahun 2011," tutur Budi mengutip keterangan pers yang diterima Liputan6.com.

Semarang menjadi kota pertama yang mengaplikasikan inovasi teknologi Wolbachia dalam mengatasi demam berdarah dengue (DBD). Setelah Semarang, bakal disusul oleh Jakarta Barat, Bandung, Kupang dan Bontang dalam Penyelenggaraan Pilot Project Penanggulangan Dengue melalui Wolbachia.

"Semarang sebenarnya berada di posisi tengah pada kasus DBD terbanyak dari ke lima kota tersebut. Namun, Semarang ini paling maju dan paling berani Wali Kota dan timnya. Walaupun di tengah-tengah tapi lebih progresif, jadi Semarang ini menjadi kota pertama untuk implentasi projek ini," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin di Semarang, 30 Mei 2023.

 

3 dari 3 halaman

Efektivitas Teknik Wolbachia

Efektivitas wolbachia telah diteliti sejak 2011 yang dilakukan oleh WMP di Yogyakarta dengan dukungan filantropi yayasan Tahija. Berdasarkan penelitian tersebut, wolbachia ini dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti. Sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia.

Pada teknologi Wolbachia, bila nyamuk Aedes aegypti jantan berwolbachia kawin dengan Aedes aegypti betina maka virus dengue pada nyamuk betina akan terblok.

Sementera itu, bila yang berwolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak berwolbachia maka seluruh telurnya akan mengandung wolbachia. 

Budi mengungkapkan efek dari teknologi wolbachia tidak bisa langsung dirasakan. Namun, sekitar dua hingga empat bulan depan mulai berdamaok.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.