Sukses

Stiff Person Syndrom Adalah Penyakit Saraf Langka yang Mengharuskan Celine Dion Rehat Total, Tur Dunia pun Batal

Celine Dion terpaksa membatalkan tur dunia lantaran belum sembuh dari Stiff Person Syndrome yang dideritanya

Liputan6.com, Jakarta - Celine Dion resmi batalkan seluruh tur dunianya yang bertajuk Courage World Tour lantaran fisiknya belum terlalu kuat untuk bernyanyi dari panggung ke panggung setelah didiagnosis penyakit saraf langka.

Tahun lalu, Sang Diva mengungkap bahwa dirinya menderita Stiff Person Syndrome (SPS) yang memengaruhi kemampuannya dalam bernyanyi.

Sekarang, Celine Dion telah bulat membatalkan tur dunia yang dijadwalkan pada 2023 dan 2024. Hal ini Dion sampaikan melalui pesan yang diunggahnya di Twitter.

"Saya sangat menyesal dan meminta maaf telah membuat kalian semua kecewa sekali lagi. Walaupun hatiku terluka, tapi yang terbaik adalah mengatakan bahwa kita membatalkan semuanya sampai aku benar-benar siap untuk kembali tampil di panggung," tulis Celine Dion.

Dia mengaku tidak akan menyerah dan tak sabar untuk kembali bertemu dengan para penggemarnya saat kondisinya sudah membaik.

"Aku tidak menyerah... dan aku tidak sabar untuk bertemu dengan kalian lagi!" lanjutnya.

Mengenal Penyakit Stiff Person Syndrome

Pada Desember 2022, penyanyi asal Kanada Prancis ini mengunggah video yang penuh emosi di Instagram.

Celine Dion mengatakan bahwa dia didiagnosis dengan penyakit Stiff Person Syndrome dan tidak siap untuk memulai tur di Eropa pada bulan Februari seperti yang sebelumnya direncanakan, seperti melansir BBC.

"Gangguan ini menyebabkan kejang otot dan membuat saya tidak bisa menggunakan pita suara saya untuk bernyanyi seperti sebelumnya," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Terkait Tur Dunia Celine Dion, Dari Hanya Ditunda hingga Resmi Dibatalkan

Courage World Tour dimulai pada 2019. Celine Dion berhasil menyelesaikan 52 pertunjukan sebelum pandemi COVID-19 datang dan terpaksa membuat sisa tur tersebut dihentikan.

Setelah pandemi berakhir, Celine Dion yang berniat melanjutkan tur-nya kemudian membatalkan seluruh pertunjukan di Amerika Utara karena masalah kesehatan.

Pada Jumat (28/05), tur Eropa yang sebelumnya hanya ditunda, ikut resmi ikut dibatalkan. 

Celine Dion mengatakan melalui rilis bahwa mereka membatalkan tur dengan rasa kekecewaan yang sangat besar.

"Dengan sungguh-sungguh, saya telah bekerja keras untuk memulihkan kekuatan saya, tetapi melakukan tur sangat sulit bahkan jika Anda berada dalam kondisi 100 persen," kata Dion dalam pernyataan itu.

Tur ini seharusnya menjadi tur konser global pertama Celine Dion dalam satu dekade.

Ini juga merupakan tur pertama Dion tanpa suaminya yang juga merupakan manajernya, Rene Angelil, yang meninggal karena kanker pada tahun 2016. 

3 dari 4 halaman

Apa Itu Stiff Person Syndrome, Penyakit yang Diderita Celine Dion?

Menurut laman Cleveland Clinics, Stiff Person Syndrome adalah kelainan gerakan autoimun langka yang memengaruhi sistem saraf pusat, yakni otak dan sumsum tulang belakang.

Kondisi ini ditandai dengan kekakuan otot yang berubah-ubah di tubuh dan anggota gerak, serta tingkat kepekaan yang tinggi terhadap hal-hal seperti suara, sentuhan, dan stres emosional, yang bisa menyebabkan kejang otot, seperti melansir Institut Nasional Gangguan Saraf.

Individu dengan SPS pada awalnya mengalami kekakuan otot-otot tubuh yang seiring waktu diikuti dengan perkembangan kekakuan pada kaki serta otot-otot lainnya.

Sindrom yang juga disebut sindrom Moersch-Woltman juga menyebabkan kejang otot yang menyakitkan. Kejang terjadi secara acak atau bisa dipicu oleh kebisingan, tekanan emosional sentuhan fisik ringan, seperti melansir Health Liputan6.com.

4 dari 4 halaman

Stiff Person Syndrome Bisa Sebabkan Perubahan Postur Tubuh

Selain mengganggu pita suara seperti yang dialami Celine Dion, seiring waktu, SPS bisa menyebabkan perubahan pada postur tubuh.

Pada kasus yang berat, bisa membatasi kemampuan berjalan dan bergerak. Beberapa individu yang mengalami gangguan ini memerlukan pengobatan berkelanjutan selama bertahun-tahun guna mengelola gejala dan menjaga kualitas hidup.

SPS dianggap sebagai bagian dari berbagai macam penyakit serupa yang melibatkan satu area tubuh dan lalu menyebar keseluruh tubuh.

Para peneliti tidak yakin apa penyebab pasti dari SPS. Namun, mereka percaya itu adalah gangguan autoimun, suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat.

Meski belum ada obat yang bisa menyembuhkan SPS, ada beberapa pengobatan yang dapat melambatkan perkembangannya, seperti obat anti-ketakutan dan obat yang dapat merelaksasi otot.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.