Sukses

Berkumur dengan Metode Gargling Bisa Cegah Sakit Tenggorokan

Banyak orang yang menganggap sekadar berkumur biasa saja sudah cukup untuk menjaga kebersihan mulut dan tenggorokan. Padahal, sebenarnya dibutuhkan teknik spesial yakni gargling untuk membersihkan mulut secara maksimal. Apa manfaat teknik berkumur gargling?

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang yang menganggap bahwa berkumur biasa saja sudah cukup untuk menjaga kebersihan mulut dan tenggorokan. Padahal, sebenarnya dibutuhkan teknik spesial yakni gargling untuk membersihkan mulut dan tenggorokan secara maksimal.

Yang dimaksud dengan berkumur biasa adalah mengocok cairan di area mulut. Sedangkan, gargling adalah mengocok air di pangkal tenggorokan sambil menengadahkan kepala 45 derajat.

Dokter dan seorang penulis buku, Gia Pratama Putra, menjelaskan bagaimana cara berkumur yang baik dan benar dengan menggunakan metode gargling.

“Untuk melakukan gargling, gunakan 3T, yakni tuang cairan gargle, teguk dan tahan cairan di kerongkongan, kemudian tengadahkan kepala sejauh 45 derajat dan hembuskan nafas selama 30 detik,” jelas Gia pada press conference Betadine: Jangan Berhenti, Sedia Kebaikan dengan Betadine di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan, Kamis, (16/3).

Sebelum gargling, Gia menyarankan untuk menggosok gigi terlebih dahulu. Ia menambahkan, selain menggosok bagian gigi, disarankan juga untuk menggosok pangkal lidah.

“Satu tempat lagi tempat menempelnya bakteri (di mulut) adalah pangkal lidah. Memang terasa seperti mau muntah, tetapi kalau digosok pasti napas menjadi lebih segar,” ungkap Gia. 

Tak hanya membersihkan mulut dan tenggorokan, gargling juga bisa mengatasi sejumlah masalah mulut seperti bau mulut, mencegah kerusakan gigi, mengurangi plak, mencegah sakit gusi hingga menyegarkan napas. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bagaimana Radang Tenggorokan Bisa Terjadi?

Gia menjelaskan, sakit tenggorokan terjadi karena adanya bakteri yang masuk melalui pintu mikroba yakni mata, hidung, dan mulut.  

“Ada bakteri di mulut, nggak gosok gigi dan ada sisa makanan di mulut, ditambah faktor waktu. Sekitar 7 jam sangat cukup untuk bakteri berkembang biak. Dia punya energi dari sisa makanan untuk berkembang biak dengan cara membelah diri,” jelas Gia.

Ia kemudian memberi tahu solusi sederhana untuk mencegah radang tenggorokan terjadi.

“Gimana cara biar tenggorokan nggak sakit? Ya, jangan kasih 3 hal itu. Bersihkan gigi dengan gosok gigi dan kumur-kumur. Dengan begitu, nggak ada bakterinya. Jadi aman,” 

3 dari 4 halaman

Povidone Iodine Jadi Solusi Infeksi Tenggorokan

Jika gagal mencegah radang tenggorokan, masih ada cara lain bagi Anda untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka tenggorokan, yakni dengan berkumur menggunakan povidone iodine.

Povidone iodine merupakan agen antispetik yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka. 

Antiseptik ini dapat berperan membunuh berbagai jenis kuman, mulai dari virus, bakteri, hingga jamur.

Povidone iodine memiliki spektrum antiseptik yang luas. Lebih dari 300 virus, bakteri, dan jamur bisa diatasi dengan antiseptik ini.

Tak hanya itu, povidone iodine juga memiliki efek non-resistensi, sehingga sudah pasti efektif untuk membunuh kuman.

Gia mengungkapkan cara penggunaan povidone iodine yang baik adalah dengan metode gagling.

“Dikumur-kumur, pakai 20 Cc, dua kali sehari. Ditahan 30 detik dengan cara gargling,” jelas Gia.

4 dari 4 halaman

Terpapar Kuman Setiap Saat, Mengapa Kita Tak Sakit Setiap Hari?

Kita dikelilingi virus, bakteri, dan jamur kapanpun dan dimanapun. Namun, mengapa kita tidak sakit setiap hari?

Gia menjelaskan, hal ini dapat terjadi karena tubuh kita memiliki pasukan tubuh yang luar biasa kuat, bernama leukosit atau sel darah putih. Sel darah putih berperan untuk melindungi tubuh dari infeksi penyebab penyakit.

“Pasukan tubuh kita luar biasa, namanya leukosit. Segmentasi leukosit juga komplit, sehingga kita nggak jatuh sakit walaupun dihajar bakteri setiap hari,”

Gia menjelaskan mengapa mikroba sangat ingin masuk ke tubuh manusia. Menurutnya, bakteri butuh energi, sedangkan kita ini panas dan penuh dengan kalori. Oleh karena itu, mereka memaksa untuk masuk.

Menurut Gia, kita sebagai manusia hanyalah ‘menumpang hidup’ di dunia mikroba.

“Kita hidup di dunianya mikroba, kita cuma numpang hidup saja. Di sekitar temen-temen ini bakteri dan virus semua,”

Oleh karena itu, Gia menekankan untuk terus menjaga kebersihan demi kesehatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.