Sukses

Merasa Terganggu Saat Main Game Online, Pria di Manado Pukul Anak hingga Meninggal

Pria di Manado, AB (25) memukul putrinya yang baru berusia 6 bulan hingga meninggal dunia.

Liputan6.com, Jakarta Pria di Manado, AB (25) memukul putrinya yang baru berusia 6 bulan hingga meninggal dunia.

Menurut keterangan polisi, AB tengah bermain game online dan terganggu oleh suara tangis anaknya. AB pun memukul putrinya di bagian bibir dan kepala.

Terkait kasus ini, kriminolog Haniva Hasna membahas soal adiksi game. Menurut perempuan yang karib disapa Iva, game banyak diciptakan dengan variasi dan tingkat kesulitan yang berbeda.

Dari rasa penasaran dan perasaan tertantang untuk menyelesaikan setiap tingkat kesulitan game, terjadilah sebuah keinginan untuk terus-menerus memainkannya.

Rasa ingin memainkan game secara terus-menerus akan menimbulkan adiksi atau kecanduan tanpa memikirkan akibat negatif yang bisa timbul.

Adiksi adalah aktivitas kompulsif yang tidak terkendali yang dilakukan tanpa mempedulikan konsekuensi negatif. Ini juga bisa diartikan sebagai ketergantungan yang berlebihan terhadap sesuatu.

“Jadi ketergantungan terhadap game online adalah situasi di mana seorang individu melakukan kegiatan bermain game tanpa melihat sesuatu yang dapat merugikan dirinya dan orang lain,” kata Iva kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks, Sabtu (11/2/2023).

Game menyediakan banyak versi yang berbeda, pengguna pun tidak bermain sendirian melainkan bisa bermain secara multiplayer. Adiksi ini bisa dilihat dari banyaknya individu yang secara beruntun memainkan game online dalam waktu yang lama.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tantangan Bikin Candu

Hal yang menyebabkan seseorang menjadi kecanduan salah satunya adalah tantangan, lanjut perempuan yang juga pemerhati anak dan keluarga itu.

Pengguna game mempunyai motif-motif yang berbeda saat memainkan game online. Ada yang menjadikannya sebagai hobi, hiburan, penghilang stres, pelampiasan emosi, mencari teman dan bahkan ada yang menjadikan dirinya sendiri adalah bagian dari permainan itu sendiri.

“Hal yang mengkhawatirkan adalah ketika pengguna merasakan kenyamanan di dalam sebuah permainan, ini yang akan menyebabkan rasa malas untuk melakukan aktivitas lainnya. Akhirnya membuat pemain tidak produktif, kemampuan sosialisasi dengan lingkungan sekitar pun berkurang.”

Yang menjadi masalah lebih serius adalah ketika pengguna rela melakukan hal apapun asal tetap dapat bermain game.

Tak sedikit yang lupa waktu dan bahkan berani melakukan tindakan kriminal guna mendapatkan biaya agar game-nya bisa di-upgrade.

3 dari 4 halaman

Tak Hanya Berasal dari Ekonomi Lemah

Iva mengatakan, sudah banyak pengguna yang melakukan tindak kriminal karena kecanduan game online. Para pelaku tidak hanya berasal dari keluarga dengan ekonomi lemah, tapi dari kalangan keluarga berada juga.

“Sehingga motif pencurian bukan atas dasar himpitan ekonomi melainkan hanya untuk bermain game online.”

Selain itu, masalah yang ditimbulkan adalah dapat meningkatnya agresivitas karena pengaruh permainan. Secara tidak sadar dan secara berangsur-angsur, pengguna akan merekam apa saja yang dimainkan dalam memori bawah sadarnya. Apalagi saat ini permainan yang digemari adalah sebuah permainan yang bersifat pembunuhan, penyiksaan dan permainan kasar lainnya.

“Atau permainan lain yang walaupun tidak menggunakan kekerasan, tapi menimbulkan rasa penasaran yang besar sehingga pengguna tidak bisa lepas dari game tersebut dan merasa marah ketika usahanya sering gagal.”

4 dari 4 halaman

Perilaku Agresif Akibat Game

Bila kalah dalam permainan, pecandu game akan merasa penasaran. Dan bila menang, akan tertantang untuk menaikkan level kesulitan.

Hal ini bisa menyebabkan timbulnya sikap agresif terhadap orang sekitar. Perilaku agresif ini berupa kata-kata kasar, penyiksaan fisik terhadap teman sebayanya untuk memuaskan emosi, serta merusak barang-barang yang ada di sekitarnya.

Sikap agresif itu juga muncul ketika karakter dalam permainan game itu mengalami kekalahan. Seperti berbicara kasar, membanting keyboard, beradu mulut seperti mengeluarkan nama binatang dengan teman sesama gamers hingga berkelahi

“Dalam kondisi emosi ini seseorang bisa saja melakukan kekerasan terhadap orang-orang terdekat, bisa kepada istri, anak, orangtua,” pungkas Iva.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.