Sukses

Ramai Kuliner Nasi Minyak di Surabaya, Warganet: Kolesterol dan Stroke dalam Satu Piring

Viral video nasi minyak di Surabaya mengundang warganet berkomentar dan menyangkutpautkan dengan kolesterol dan stroke

Liputan6.com, Jakarta - Nasi minyak menambah daftar kekayaan kuliner di Indonesia. Di awal 2023 ini, nasi minyak tengah naik daun dan banyak dibahas warganet.

Nasi minyak pada dasarnya mirip dengan penyetan ayam atau nasi bebek. Hanya saja, bumbunya ditambah minyak goreng yang melimpah sehingga sangat berminyak.

Menurut akun @tiktok_kulineran, nasi minyak sudah populer di Surabaya, Jawa Timur.

"Nasi minyak udah terkenal banget di Surabaya. Dikasih nama nasi minyak karena penyajiannya full minyak goreng," mengutip video singkat yang diunggah ulang di Twitter @txtdrkuliner.

Video itu pun menjelaskan bahwa nama nasi minyak berasal dari sebutan warganet. Hal ini tak mengherankan, lantaran nasi penyetan kaki lima ini tidak memiliki nama sendiri.

Sehingga warganet dan warga sekitar mengenalnya sebagai nasi minyak atau sego minyak dalam bahasa Jawa.

Dalam video berdurasi kurang dari satu menit itu terlihat pedagang mencampur bumbu penyetan dengan minyak jelantah panas yang jumlahnya tak sedikit.

Cara penyajian nasi minyak yakni dengan menyiapkan nasi, ditambah daging ayam atau bebek goreng sesuai selera, kemudian daging itu disiram dengan bumbu berwarna kecoklatan yang sarat akan minyak.

Makanan seperti ini disebut kurang afdal bila tidak lupa ditambahkan sambal dan kol goreng.

"Tapi harus Mimin akui sih minyak jelantah yang kayak gini yang bikin nasi jadi semakin gurih. Apalagi dipaduin dengan bebek goreng yang empuk dan berempah kayak gini, makin berlipat-lipat ganda kenikmatannya," ujar pembuat video nasi minyak viral.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Komentar Warganet

Unggahan ini pun mendapat berbagai komentar dari warganet. Banyak di antara mereka yang membahas soal kolesterol.

Salah satunya, komentar dari dokter ahli penyakit dalam, Andi Khomeini Takdir.

"Minyaknya… Kolesterolnya..." kata Andi.

"Welcome pala puyeng, gampang marah alias kolesterol dan darah tinggi. Baek-baek stroke, bapak gue udah soalnya," kata warganet lainnya.

Bahkan ada pula yang menyebut satu sajian nasi minyak tersebut bak sepiring kolesterol dan stroke.

"Kolesterol dan stroke dalam satu sajian piring,"

Ada pula warganet yang sudah pernah mencoba nasi minyak tersebut dan memberikan testimoninya.

"Bener-bener full minyak, mulai dari lauk (ayam atau bebek), tahu, tempe, sambal, lalapan, bumbu, semuanya dicampurin minyak. Bisa request juga kalau nasinya dituangin minyak sisa penggorengan. Harganya miring banget sih emang.".

Meski begitu ada pula yang berkomentar tak senada.

"Ina ini ita itu, enggak suka ya sudah enggak usah beli, repot banget."

3 dari 4 halaman

Tanggapan Dokter tentang Nasi Minyak Viral

Terkait nasi minyak ini, dokter spesialis gizi klinik RS Pondok Indah - Puri Indah, Raissa Edwina Djuanda, memberi tanggapan tentang nasi minyal yang viral ini.

Dia mengaku tak heran mengapa nasi minyak disangkut-pautkan dengan kolesterol atau dislipidemia.

Menurut Raissa, dislipidemia adalah penyakit kolesterol tinggi yang dikaitkan dengan konsumsi minyak yang berlebihan.

"Jadi, memang benar tuh kalau kita mengonsumsi banyak minyak, risikonya bisa dislipidemia atau kolesterol naik," kata Raissa dalam sebuah kesempatan saat ditemui di Jakarta Pusat pada Rabu (18/1).

Kenaikan kadar kolesterol dalam tubuh perlu diwaspadai, lanjut Raissa. Sebab, kolesterol menjadi salah satu faktor risiko penyakit jantung hingga stroke.

"Dan, bagi orang diabetes yang punya kolesterol itu disarankan kolesterolnya pun harus diturunkan sampai kadarnya normal. Karena kalau didiamkan takutnya pembuluh darahnya tahu-tahu pecah," dia menambahkan.

4 dari 4 halaman

Boleh Makan Sesekali?

Bagi orang yang tidak memiliki penyakit-penyakit yang disebutkan di atas, boleh atau tidaknya mengonsumsi nasi minyak tergantung pada asupan total gizi.

"Jadi, sebenarnya balik lagi ke asupan total gizi harian yang kita makan. Misalnya, sesekali makan (nasi minyak) itu, nah makanan yang lainnya jangan ada minyaknya lagi. Kalau makan itu pas pagi, usahakan makan siang dan malamnya yang sehat," katanya.

Nasi minyak mengandung minyak yang berlebihan. Satu kali makan itu, kata Raissa, tubuh sudah mengonsumsi minyak berlebih dan kemungkinan sudah lebih dari lima persen.

Sebelumnya, Raissa mengatakan bahwa konsumsi minyak harian seharusnya kurang dari 5 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.