Sukses

Menuju Target Stunting 14 Persen, Wapres Ma'ruf: Tersisa Kurang 2 Tahun Lagi

Pada 2024, Indonesia punya target penurunan stunting hingga 14 persen. Pada 2021, prevalensi stunting masih berada pada 24,4 persen.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof Dr KH Ma'ruf Amin mengungkapkan bahwa selama empat tahun terakhir, upaya percepatan penurunan stunting telah diarahkan untuk mencapai target 14 persen pada 2024. Pembahasan terkait hal tersebut pun dibahas dalam Forum Nasional Stunting 2022.

Menurut Ma'aruf Amin yang turut hadir, forum ini menjadi momen penting  untuk melakukan evaluasi, introspeksi, maupun refleksi soal stunting.

"Waktu menuju target 14 persen hanya tersisa kurang dari dua tahun. Alhamdulillah, prevalensi stunting berhasil diturunkan dari 30,8 persen pada 2018 menjadi 24,4 persen pada 2021," ujar Ma'aruf Amin dalam Forum Nasional Stunting 2022 di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat pada Selasa (6/12/2022).

"Dengan mempertimbangkan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja kolaboratif yang selama ini didorong, saya berharap tren penurunan stunting juga akan berlanjut pada tahun ini."

Meski begitu, Ma'aruf Amin menjelaskan, masih ada persoalan yang ditemukan dari hasil pendampingan di 12 provinsi prioritas penurunan stunting yang telah dilakukan oleh pihak kementerian dan lembaga.

"Pertama terkait tata kelola, pelaksanaan intervensi spesifik, dan intervensi sensitif. Masalah besar dalam tata kelola adalah koordinasi. Saya minta koordinasi antara semua lembaga di tingkatan pemerintah ini dapat dibenahi," kata Ma'aruf Amin.

Ma'aruf Amin meminta para gubernur, bupati, walikota, camat, kepala desa, lurah beserta para wakilnya untuk turun secara langsung dalam koordinasi pelaksanaan program melalui lingkup kewenangannya masing-masing terkait stunting.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Masalah Kedua: Garda Terdepan Pelaksana Program

Lebih lanjut Ma'aruf Amin mengungkapkan soal temuan masalah kedua yang berkaitan dengan garda terdepan pelaksana program penurunan stunting, yaitu para pelaku di tingkat desa dan masyarakat.

"Kapasitas sumber daya manusia, ketersediaan sarana prasarana, koordinasi antar pelaksana serta dukungan operasional masih perlu dioptimalkan," ujar Ma'aruf Amin.

"Banyak kader yang bekerja sukarela di lapangan. Kader-kader ini tentu membutuhkan koordinasi pembagian peran yang baik. Mereka perlu dibekali dengan pengetahuan, alat kerja, juga dukungan operasional yang mencukupi," sambungnya.

Kader yang dimaksud oleh Ma'aruf Amin adalah kader posyandu, tim penggerak PKK, bidan desa, kader sanitasi, kader pembangunan manusia, karang taruna, petugas puskesmas, dan penggiat lainnya.

"(Itu) sangat potensial sebagai garda terdepan yang dapat kita andalkan. Oleh karena itu, saya minta pada kementerian dan lembaga yang secara struktural di lapangan --- untuk menguatkan pengoordinasian para penggiat di lapangan," kata Ma'aruf Amin.

3 dari 4 halaman

Apresiasi pada Garda Terdepan

Dalam kesempatan itu, Ma'aruf Amin pun menyampaikan apresiasi pada semua pemangku kepentingan utamanya para pelaku di tingkat lapangan yang telah bekerja keras sebagai garda terdepan untuk menurunkan prevalensi stunting.

"Mari kita bekerja dan maju bersama garda terdepan dalam menurunkan stunting. Tanpa aksi nyata, penurunan stunting hanya ramai sebagai wacana dalam forum diskusi. Tapi sepi didalam implementasi. Ini yang barangkali menjadi tugas kita bersama," ujar Ma'aruf Amin.

Sebelumnya, Ma'aruf Amin pun menjelaskan soal rencana semua masalah gizi yang ingin dihapuskan dari Indonesia. Hal ini berkaitan dengan target yang dimiliki Indonesia dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SGDs).

"Kita ingin seluruh masalah gizi dihapuskan dari bumi Indonesia pada tahun 2030 sesuai dengan target SGDs (Sustainable Development Goals)," kata Ma'aruf Amin.

4 dari 4 halaman

Stunting dan Kaitannya dengan Kualitas SDM

Menurut Ma'aruf Amin, upaya penurunan stunting tersebut bukan hanya berpusat pada penurunan angka prevalensinya saja. Melainkan tentang peningkatan kualitas pada sumber daya manusia di Indonesia.

"Upaya kita saat ini akan menentukan mutu generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan dan pembangunan Indonesia di masa depan," kata Ma'aruf Amin.

"Kita ingin ketika Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaan pada tahun 2045, Indonesia menjadi negara maju dengan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing global. Harapannya Indonesia Emas pada gilirannya mampu menjelma menjadi realitas," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.