Sukses

Bahaya Sikat Gigi Terlalu Keras, Bikin Gusi Berdarah dan Lebih Sensitif

Menyikat gigi terlalu keras dengan semangat membara ternyata tidak dianjurkan.

Liputan6.com, Jakarta Semua orang mungkin pernah menyikat gigi dengan semangat membara. Maksud hati mungkin ingin membersihkan kotoran dengan maksimal, nyatanya sikat gigi terlalu keras ternyata tidak dianjurkan.

Co-founder sekaligus chief marketing officer Rata Indonesia, drg Deviana Maria mengungkapkan bahwa gerakan yang paling penting saat menyikat gigi adalah memutar.

"Kita selalu menganjurkan gosok gigi itu enggak perlu kok keras-keras banget, yang penting diputar. Jadi sequence-nya seperti memijit saja, bukan menyikat. Jadi memijat area antara gusi dan gigi. Rotasi mutar, bukan naik turun," ujar Deviana dalam wawancara bersama Health Liputan6.com ditulis Senin, (29/8/2022).

Deviana menjelaskan, menyikat gigi dengan terlalu kencang akan mengakibatkan gusi berdarah dan gusi turun. Kebiasaan inipun seringkali tidak disadari hingga akhirnya gusi menjadi lebih sensitif.

"Kalau sikat gigi terlalu keras yang paling pasti terjadi pertama kali adalah melukai si gusi. Kenapa memangnya enggak boleh melukai gusi? Karena gusi kalau kita lukai dan kita lakukan terus-menerus, gusinya turun," ujar Deviana.

"Kalau gusinya turun, akar giginya lama-lama kelihatan. Habis itu bisa kerasa, kok giginya sensitif banget ya? Kalau makan es krim kok berasa sensitif ya? Padahal enggak ada gigi bolong. Itu karena gusinya turun," tambahnya.

Terlebih, mengembalikan gusi turun dalam keadaan normal pun tidak bisa terjadi dalam waktu cepat. Dibutuhkan upaya yang cukup banyak untuk kembali memperbaiki gusi.

"Gusi itu tumbuhnya susah. Jadi kalau dipaksa, 'ya sudah deh dok gusinya kan turun, bisa enggak ditumbuhin?' Ya susah, karena gusi buat tumbuhnya lagi perlu intervensi lumayan banyak," kata Deviana.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bersihkan Karang Gigi, Cegah Gusi Turun

Lebih lanjut Deviana turut menjelaskan cara lainnya yang dapat dilakukan untuk mencegah gusi turun. Salah satunya dengan rutin membersihkan karang gigi sebanyak dua kali dalam setahun.

"Biasanya pembersihan karang gigi dianjurkan setahun dua kali. Jadi setiap enam bulan. Kenapa? Karena biasa normalnya kalau susunan gigi kamu rata, kamu gosok gigi dan pakai benang gigi setiap hari, karang gigi itu biasanya akan mulai menumpuk di bulan keenam," ujar Deviana.

Sedangkan bila terlalu lama tidak dibersihkan, maka karang gigi bisa menumpuk di atas gusi. Sedangkan gusi bertindak layaknya kulit, yang mana dapat tertekan dengan karang dan menyebabkan gusi turun.

"Nah kalau dia (karang gigi) kelamaan nempel di gusi, gusi kan kayak kulit ya. Kelamaan nempel lama-lama keteken, terus gusinya lama-lama turun. Saat kita ke dokter gigi bersihin karang giginya kita kaget, lho gusi kita kok turun ya? Nah itu karena bersihin karang giginya sudah lama banget gak dilakukan," kata Deviana.

3 dari 4 halaman

Cegah Karang Gigi dari Rumah Saja

Selain itu, dalam kesempatan yang sama, Deviana juga menjelaskan terkait cara selanjutnya yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya karang dan gigi berlubang adalah dengan menggosok gigi dua kali sehari.

"Sikat gigi dua kali sehari sudah cukup dengan odol yang ada fluoridenya. Setelah gosok gigi dianjurkan untuk memakai benang gigi. Kenapa pakai benang gigi? Kalau ada sisa makanan yang nyangkut diantara gigi, ada plak, dan lain-lain itu lebih terjangkau dengan benang gigi," kata Deviana.

Deviana juga menganjurkan penggunaan obat kumur atau mouthwash usai gosok gigi. Menurutnya, penggunaan obat kumur dapat membantu menghilangkan kotoran yang menempel pada gigi.

"Jadi yang pertama dengan gosok gigi dulu ya kan, semuanya keangkat. Kedua dengan benang gigi, yang ketiga dibantu dengan mouthwash untuk menghilangkan sisa-sisa makanan ataupun plak. Nah bonusnya mouthwash, kita berasa lebih segar," tambahnya.

4 dari 4 halaman

Pentingnya Ganti Sikat Gigi Rutin

Sikat gigi yang digunakan sehari-hari juga penting diganti secara rutin. Hal tersebut lantaran bulu pada sikat gigi tidak dapat bekerja maksimal usai digunakan dalam jangka waktu tertentu.

Deviana mengungkapkan bulu sikat gigi yang digunakan setiap hari lambat laut tentu akan mekar seperti sikat jenis lainnya.

"Apa sih efeknya kalau bulu sikatnya mekar dan jadi kasar? Nah gusi kita itu kan kayak kulit kita, dia cukup sensitif. Kalau dia tergesek dengan bulu sikat yang kasar, lama-lama gusinya bisa luka dan turun," ujar Deviana.

"Jadi balik lagi, kalau bulu sikatnya sudah kasar dan jelek akan menyakiti gusi kita. Gusi berdarah, gusi turun, dan lain-lain. Makanya dianjurkan yuk kalau sikat giginya sudah jelek, bulu sikatnya kita ganti dengan yang baru," tambahnya.

Sedangkan dalam hal jangka waktu penggantian sikat gigi, menurut Deviana akan bergantung pada sikat gigi masing-masing dan bergantung pada cara setiap orang untuk gosok gigi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.