Sukses

Tak Perlu ke Luar Negeri, Keberhasilan Program Bayi Tabung di Indonesia Setara Eropa

Setiap pasangan yang ingin memiliki anak, bisa menjalani terapi di Indonesia dengan dokter-dokter terbaik.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah klinik fertilitas atau kesuburan di Indonesia memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Seetiap pasangan yang ingin memiliki anak, sebenarnya bisa menjalani program kehamilan seperti bayi tabung didampingi oleh dokter-dokter terbaik tanpa perlu ke luar negeri.

Saat ini sudah tersedia 51 klinik fertilitas (IVF centers) di Indonesia dengan teknologi yang diaplikasikan tidak ketinggalan dari negara-negara lain.

"Pregnancy rate atau tingkat keberhasilan untuk hamil dari program bayi tabung yang dilakukan klinik fertilitas (IVF centers) di Indonesia setara dengan di Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa, kapabilitas, fasilitas/ infrasturktur dan teknologi yang ada di Indonesia sudah maju dan bisa menjadi solusi bagi pasangan untuk mendapatkan keturunan," kata Presiden Direktur MERCK Evie Yulin dalam wawancara khusus dengan Liputan6.com, Sabtu (27/8/2022).

Menurut Evie, saat ini masih ada gap yang cukup besar antara jumlah pasangan yang mengalami infertilitas dengan jumlah pasangan yang telah menjalankan program IVF. Padahal, terapi fertilitas yang memungkinkan setiap pasangan yang ingin memiliki anak, sudah bisa dilakukan di Indonesia.

"Masih banyaknya pasien yang keluar negeri adalah pekerjaan rumah yang perlu dilakukan bersama untuk meyakinkan bahwa standar layanan di Indonesia cukup tinggi dengan pengawasan yang ketat dari pemerintah, PERFITRI dan POGI," jelas Evie.

Evie menyampaikan, saat ini diperkirakan sekitar 3-5 juta pasangan diantaranya mengalami infertilitas atau masalah kesuburan, menurut pendataan Keluarga Tahun 2021 (PK21) yang dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 2021.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab Infertilitas

Evie menyebutkan masalah infertilitas bukan hanya karena kondisi wanita tapi juga pria.

"Merujuk WHO, pasangan dikatakan infertil atau memiliki masalah gangguan kesuburan bila gagal memperoleh kehamilan setelah 12 bulan atau lebih berhubungan seksual minimal 2-3 kali seminggu tanpa kontrasepsi," katanya.

Masalah infertilitas juga bisa disebabkan karena faktor dari pria. Hanya saja pemeriksaan kesuburan pada pria lebih jarang dilakukan karena adanya anggapan bahwa hanya wanita yang mengalami masalah kesuburan (infertilitas), lanjut Evie. 

Konsensus penanganan infertilitas yang diterbitkan oleh Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia (HIFERI), Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia (PERFITRI), Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI) dan Perkumpulan Ahli Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) menyebut sekitar sepertiga kasus infertilitas disebabkan oleh gangguan kesuburan pada pria, sepertiga disebabkan gangguan kesuburan pada wanita, dan sepertiga lainnya faktor yang tidak diketahui.

Dikutip dari Konsensus Penanganan Infertilitas, berikut beberapa penyebab umum masalah infertilitas:

1. Infertilitas pada pria

- Gangguan fungsi testis atau saluran ejakulasi: bisa disebabkan karena varikokel, trauma pada testis, kanker, gaya hidup tidak sehat

- Gangguan hormon: ketidakseimbangan hormon yang mengatur fungsi testis dapat memengaruhi produksi sperma

- Kelainan genetik: beberapa kelainan genetik dapat membuat testis jadi kurang atau tidak memproduksi sperma

- Kelainan endokrin

- Faktor imunologi

 

3 dari 4 halaman

2. Infertilitas pada Wanita

Evie juga membahas penyebab masalah infertilitas pada wanita seperti:

- Gangguan ovulasi: bisa karena Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK) gangguan pada siklus haid, insufiensi ovarium primer, Infertilitas yang disebabkan oleh gangguan ovulasi dapat diklasifikasikan berdasarkan siklus haid, yaitu amenore primer atau sekunder.

- Sumbatan tuba dan pelvis: bisa karena penyakit infeksi (Chlamidia, Gonorrhoea, TBC) atau endometriosis yang merupakan penyakit kronik yang umum dijumpai.

- Gangguan uterus, termasuk mioma submukosum, polip endometrium, leiomyomas, sindrom asherman

 

 

4 dari 4 halaman

Pasangan Infertilitas di Indonesia

Evie mengatakan, di Indonesia sebenernya ada beberapa riset yang mengolah data pasangan usia subur yang mengalami infertilitas.

Berdasarkan perhitungan internal dari data 53 juta populasi pasangan usia subur yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS), apabila dikalkulasi dengan angka prevalensi infertilitas, maka terdapat setidaknya 4,2 juta pasangan yang mengalami infertilitas dan memilki tantangan untuk mendapatkan keturunan.

Sedangkan hasil Pendataan Keluarga Tahun 2021 (PK21) yang dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan jumlah pasangan usia subur (PUS) yang ada di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 39,6 juta pasangan, diperkirakan sekitar 3-5 juta pasangan diantaranya mengalami infertilitas atau masalah kesuburan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.