Sukses

Menkes: Sudah Divaksinasi, Risiko Tertular COVID-19 Turun Jauh

Menkes Budi mengingatkan masyarakat termasuk lanjut usia (lansia) untuk sesegera mungkin melengkapi vaksinasi COVID-19.

Liputan6.com, Kubu Raya Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengingatkan masyarakat terutama lanjut usia (lansia) yang belum mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis 1 dan dua, maupun booster untuk segera mendapatkannya.

Budi mengingatkan bahwa vaksinasi mengurangi risiko tertular COVID-19 dibandingkan mereka yang belum mendapatkannya.

"Kalau sudah divaksin atau booster, maka risiko seseorang tertular COVID-19 turun jauh dibandingkan yang belum vaksin atau booster,” ucap Budi saat ke Kubu Raya, Kalimantan Barat pada Selasa, 9 Agustus 2022.

Bila memang terpapar virus SARS-CoV-2 risiko seseorang alami keparahan pun berkurang. Namun, bila tidak divaksinasi maka risiko alami kasus COVID-19 yang berat dan masuk rumah sakit meningkat.

Pada lansia yang tertular COVID-19 dan dirawat di rumah sakit memiliki risiko kematian 20 kali lebih tinggi daripada lansia di bawah usia 50 tahun. Kemudian yang paling banyak masuk rumah sakit dan meninggal adalah yang belum divaksin.

“Jadi pesan saya cuman satu, cepat-cepat divaksin dan booster, kalau tertular tidak apa-apa tapi insha Allah tidak masuk rumah sakit dan mengurangi risiko kematian,” kata Budi mengutip keterangan pers yang diterima Liputan6.com.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jangan Merasa Aman Bila Sudah Vaksin 2 Dosis

Budi juga mengatakan jangan sampai merasa aman hanya karena sudah vaksinasi dosis 1 dan dosis 2 COVID-19. Efikasi vaksin akan turun setelah enam bulan usai mendapatkan dua dosis vaksinasi. Oleh karena itu perlu dilakukan vaksinasi booster.

“Kita lihat kemungkinan orang tertular COVID-19 yang masuk rumah sakit setelah vaksin dosis 1 dan 2, serta booster jumlahnya kecil sekali. Oleh karena itu masyarakat diimbau divaksinasi dosis lengkap dan booster karena itu mengulangi risiko masuk rumah sakit atau risiko kematian,” kata Budi.

 

 

3 dari 3 halaman

Epidemiolog Dorong Pemerintah Kejar Capaian Vaksinasi Booster

Epidemiolog Dicky Budiman mendorong pemerintah untuk terus mengejar target capaian vaksinasi booster. Dia menegaskan, booster penting untuk mencegah keparahan, bahkan kematian akibat COVID-19.

"Vaksin dosis ketiga itu penting, meskipun kita tahu bahwa BA.5, BA.4, BA.2.75 lebih resisten menurunkan efikasi antibodi. Tapi itu menurun dalam artian kemampuan memproteksi diri terinfeksi. Namun, dalam efektifitas mencegah keparahan dan kematian itu tetap tinggi," kata Dicky.

Efektivitas booster mencegah dampak parah akibat Covid-19 sudah terbukti di berbagai negara.

"Meski capaian dosis satu dan dua cukup besar, tapi itu tidak cukup untuk mencegah BA.5. Untuk itulah vaksin booster ini harus kita capai, setidaknya 50 persen dari total populasi. Tapi di kelompok rentan seharusnya di atas 70 persen," ujar Dicky.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini