Sukses

Pakar Minta Masyarakat Waspada Bahaya Antimon di Galon Sekali Pakai

Guru Besar Teknik Kimia Undip meminta masyarakat mewaspadai bahaya antimon pada galon sekali pakai

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat diminta untuk lebih waspada terhadap bahaya antimon yang ada pada kemasan galon sekali pakai berbahan PET atau Polietilena tereflatat.

Suhu penyimpanan yang tinggi dan penyinaran sinar matahari langsung disebut Guru Besar Bidang Pemrosesan Pangan Departemen Teknik Kimia, Universitas Diponegoro (Undip), Andri Cahyo Kumoro, dapat meningkatkan risiko pelepasan zat antimon ke dalam air kemasannya.

Dijelaskan Andri bahwa senyawa antimon, titanium, atau germanium digunakan sebagai katalis dalam pembuatan botol PET --- yaitu pada reaksi polimerisasi monomer asam tereflatat dan etilen glikol.

Dia juga mengatakan bahwa antimoni trioksida adalah salah satu katalis yang paling banyak digunakan. Jumlah antimon trioksida yang ditemukan dalam botol kemasan dari PET bervariasi antara 100 s.d 300 mg/kg.

Menurut Andri, antimoni merupakan salah satu pencemar air minum yang utama, yang melebihi tingkat kontaminan maksimum (MCL), yaitu 6 ppb, dalam beberapa kondisi penggunaannya.

Paparan jangka pendek ke tingkat yang lebih tinggi dari MCL, kata Andri, dapat menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, dan diare.

Selain itu, kolesterol darah yang lebih tinggi dan gula darah yang lebih rendah adalah efek samping lain yang sering dilaporkan jika terpapar dalam jangka waktu yang lebih lama.

"Suhu penyimpanan yang tinggi dan penyinaran sinar matahari secara langsung dapat meningkatkan pelepasan antimon atau Sb ke dalam air kemasan," kata Andri dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis, 4 Agustus 2022. 

Lebih lanjut Andri, mengatakan, dari pengamatan di warung-warung, terlihat banyak air minum dalam kemasan (AMDK) galon sekali pakai ini yang terjemur sinar matahari saat penjualannya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hasil Pengamatan Lainnya

Sebelumnya, dalam penelitian yang dilakukan Poltekkes Kemenkes Surabaya ditemukan adanya peluluhan atau migrasi Antimon (Sb) dari kemasan jenis PET ke dalam air kemasan yang disimpan dalam ruang penyimpanan dengan temperatur tinggi dalam waktu yang lama.

Dalam observasinya, Poltekkes Kemenkes Surabaya membaginya menjadi tiga kelompok, yaitu pemeriksaan pada hari pertama, kelima, dan kesepuluh setelah perlakuan pemanasan sinar matahari.

Sebagai pembanding, dilakukan juga pengukuran kadar antimon sebelum perlakuan pemanasan dijadikan satu kali pemeriksaan terhadap 3 sampel. Hasil pemeriksaan kadar antimon di laboratorium sebelum pemanasan sinar matahari pada hari ke-nol rata-rata sebesar 0,012 ppm.

Nilai ini masih berada di bawah batas maksimum kadar antimon dalam air kemasan menurut Permenkes 492 pada 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum yang menyatakan batas maksimum kadar antimon dalam air minum sebanyak 0,02 ppm.

 

3 dari 4 halaman

Observasi Lainnya

Pada observasi terhadap kemasan yang dijemur di bawah sinar matahari, diamati pada hari ke-1, lima, dan 10. Hasilnya menunjukkan kadar antimon di hari pertama dengan pemanasan hingga suhu 33,1 derajat Celcius rata-rata sebesar 0,017 ppm atau masih berada di bawah kadar maksimum menurut Permenkes RI No. 492 tahun 2010.

Pada hari kelima dengan pemanasan 32,5 derajat Celcius, kadar antimon mencapai 0,02 ppm. Jumlah tersebut sudah mencapai angka kritis karena batas maksimum yang diperbolehkan adalah 0,02 ppm.

Sedangkan pada hari kesepuluh, kadar antimon pada air kemasan PET telah melebihi batas maksimum yang diperbolehkan yaitu 0,026 ppm dengan rata-rata suhu 32,6 derajat Celcius.

 

4 dari 4 halaman

Lebih Lanjut tentang Penelitian Ini

 Penelitian ini juga menemukan bahwa perlakuan yang diterima oleh air kemasan PET sebelum sampai ke distributor, menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keberadaan antimon dalam air kemasan PET.

Disebutkan bahwa kontaminasi antimon dalam air kemasan dapat bermula dari awal proses produksi atau dikarenakan sumber air yang digunakan memang sudah mengandung antimon sejak awalnya.

Hal itu mengingat keberadaan antimon bisa ditemukan dalam air tanah atau air permukaan meski dengan jumlah yang kecil.

Suhu tempat penyimpanan air kemasan PET yang ada pada distributor juga turut mempengaruhi kualitas air kemasan. Semakin tinggi suhu ruang penyimpanan air kemasan PET, semakin besar peluang untuk terjadinya peluluhan antimon.

Faktor lain yang berpotensi juga mempengaruhi adalah lama waktu penyimpanan atau lama waktu sejak air kemasan PET diproduksi.

Semakin lama waktu penyimpanan air kemasan PET maka semakin banyak peluang peluluhan antimon dapat terjadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.