Sukses

Kasus COVID-19 Ngegas Lagi, Satgas Ingatkan Segera Tes Bila Bergejala

Satgas COVID-19 mengingatkan masyarakat yang memiliki gejala COVID-19 atau baru saja melakukan kontak erat dengan pasien terkonfirmasi Corona untuk segera melakukan tes.

Liputan6.com, Jakarta Satgas COVID-19 mengingatkan masyarakat yang memiliki gejala COVID-19 atau baru saja melakukan kontak erat dengan pasien terkonfirmasi Corona untuk segera melakukan tes. Ini merupakan upaya deteksi dini menemukan kasus di tengah kenaikan angka positif COVID-19 yang akhir-akhir ini terjadi.

"Segera menuju ke tempat testing COVID-19 untuk diperiksa, terutama jika alami gejala atau kontak erat dengan pasien COVID-19," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito.

Gejala COVID-19 pada varian Omicron yang bertransmisi di Indonesia termasuk BA.4 dan BA.5 diantaranya adalah sakit tenggorokan, badan pegal, demam, batuk, sesak napas. Lalu, ada juga yang mual, muntah dan nyeri abdomen.

Wiku juga mengatakan kepada pemerintah daerah untuk mendukung testing COVID-19. Caranya dengan memastikan tempat testing dan memastikan lokasi tersebut memiliki akses yang mudah dijangkau seluruh lapisan masyarakat.

Selain testing, Wiku mengatakan peningkatan vaksinasi COVID-19 terus perlu digenjot. Terutama pada kelompok rentan seperti pada orang lanjut usia dan orang dengan komorbid. Wiku menerangkan bahwa vaksinasi termasuk vaksinasi booster bermanfaat melindungi dari paparan varian baru termasuk BA.4 dan BA.5.

"Masyarakat perlu memahami bahwa divaksin booster merupakan semata-mata agar kita terutama kelompok berisiko lebih terlindungi dari penularan virus termasuk varian baru.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pengawasan RS Rujukan dan Isolasi Terpusat

Wiku juga mengatakan di tengah peningkatan kasus COVID-19, maka diperlukan pengawasan yang lebih ketat pada rumah sakit rujukan serta tempat isolasi terpusat.

Selain itu, Wiku kembali mengingatkan masyarakat agar terus disiplin menjalankan protokol kesehatan. Memakai masker serta mencuci tangan masih menjadi upaya penting di tengah pandemi COVID-19.

"Perketat kembali protokol kesehatan karena di tengah kasus yang naik saat ini, penting melindungi diri sendiri dengan terus memakai masker dan mencuci tangan," pesan Wiku dalam konferensi pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Indonesia pada Selasa, 22 Juni 2022.

3 dari 4 halaman

Kasus Mingguan COVID RI Naik 105 Persen

Kasus mingguan COVID-19 di Indonesia mengalami kenaikan 105 persen dibandingkan pekan sebelumnya. 

"Kasus mingguan, terjadi kenaikan sebesar 105 persen dari sebelumnya 3.688 pada minggu lalu, menjadi 7.587 di minggu ini," ujar Wiku.

Berdasarkan perbandingan data pada tanggal 12 dan 19 Juni 2022, Wiku mengungkapkan bahwa terdapat 19 provinsi yang mengalami kenaikan kasus aktif COVID-19 di Indonesia.

Namun lima provinsi tertingginya adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Bali, dan Jawa Timur.

"Angka ini disumbangkan paling banyak oleh DKI Jakarta yaitu naik 2.769 kasus (dari 2.211 pada pekan lalu menjadi 4.980 kasus). Jawa Barat naik 686 kasus (sebelumnya 849 menjadi 1.535 kasus), dan Banten naik 285 kasus (dari 382 kasus menjadi 667)," ujar Wiku.

Kenaikan kasus ini dapat menjadi alarm baru yang dapat diwaspadai oleh masyarakat.

"Angka ini terbilang tidak tinggi dibandingkan jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan. Namun dengan jumlah kasus yang selalu kita pertahankan dibawah angka seribu selama dua bulan terakhir, ini merupakan alarm yang perlu kita waspadai," kata Wiku.

4 dari 4 halaman

Angka Kematian Naik, Angka Kesembuhan Turun

Dalam kesempatan yang sama, Wiku menjelaskan bahwa kenaikan kasus tersebut ikut berimbas pada jumlah kasus aktif COVID-19 di Indonesia, yang mana juga ikut mengalami kenaikan.

Pada pekan lalu, kasus aktif di Indonesia masih berada pada angka 4.734 kasus. Sedangkan pada minggu ini, kasus aktif di Indonesia telah naik hingga 8.594 kasus.

Di tengah naiknya kasus positif dan kasus aktif COVID-19 tersebut, Wiku menyebutkan bahwa seharusnya angka kematian bisa ditekan dan persentase kesembuhan ditingkatkan. Namun yang terjadi saat ini justru angka kematian ikut mengalami kenaikan.

"(Angka kematian) dari 28 menjadi 44. Meskipun jumlah ini tidak besar dibandingkan dengan jumlah kasus positif, selalu saya tekankan satu kematian saja terbilang nyawa dan apabila kematian mulai mengalami kenaikan, perlu kita evaluasi bersama dan segera mitigasi agar tidak terus meningkat," kata Wiku.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.