Sukses

Cacar Monyet Berpotensi Menular Melalui Percikan Air Liur

Ahli epidemiologi Dicky Budiman merespons update data klinis pasien monkeypox atau cacar monyet di Eropa.

Liputan6.com, Jakarta Ahli epidemiologi Dicky Budiman merespons update data klinis pasien monkeypox atau cacar monyet di Eropa.

Salah satu yang paling mengemuka adalah keluhan yang semakin jelas di saluran napas atas khususnya di rongga mulut. Ini berupa lesi atau luka yang akhirnya membuat pasien menjadi sulit menelan makanan dan minuman.

“Pesan penting yang ingin saya sampaikan di sini adalah ada potensi penularan dari droplet atau percikan saliva (air liur) pasien,” ujar Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan video Rabu (1/6/2022).

Melihat potensi ini, Dicky mengimbau masyarakat bahwa penggunaan masker menjadi sangat penting.

“Kenapa masker penting untuk mencegah monkeypox? Karena ada potensi penularan dari droplet yang berasal dari saluran napas atas. Selain itu juga tentu kebiasaan mencuci tangan menjadi penting dan menghindari kebiasaan membagi makanan dengan orang lain juga penting.”

Dicky menambahkan, update terakhir menyatakan bahwa cacar monyet tidak berpotensi menjadi pandemi baru tapi sangat berpotensi menjadi epidemi.

“Dan apakah bisa masuk ke Indonesia? Potensinya sangat jelas ada dan tentu kita harus siap dengan lakukan deteksi dini dan melakukan perubahan perilaku yang lebih sehat dan bersih ini sangat penting dilakukan.”

“Upaya lainnya yaitu menyiapkan vaksin monkeypox yang saat ini tentu belum diperlukan dalam jumlah besar tapi setidaknya skenario persiapan vaksin menjadi salah satu hal penting.”

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sebaran Kasus

Hingga 30 Mei 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa kasus cacar monyet atau monkeypox sudah ditemukan di 23 negara non endemik.

Kasus-kasus ini ditemukan antara 13 hingga 26 Mei 2022 dengan rincian sebagai berikut:

-Argentina 1 kasus suspek

-Kanada 26 kasus konfirmasi dan 25-35 suspek

-Guiana Prancis (French Guiana) 2 suspek

-Amerika Serikat 10 kasus konfirmasi

-Uni Emirat Arab 1 konfirmasi

-Sudan 1 suspek

-Austria 1 konfirmasi cacar monyet

-Belgia melaporkan 3 kasus konfirmasi dan 3 suspek

-Czechia 2 konfirmasi dan 1 suspek

-Denmark 2 konfirmasi

-Finlandia 1 kasus konfirmasi

-Prancis melaporkan 7 konfirmasi

-Jerman 5 konfirmasi

-Israel 1 konfirmasi

-Italia 4 konfirmasi

-Belanda 12 konfirmasi dan lebih dari 20 suspek

-Portugal melaporkan 49 konfirmasi

-Slovenia 2 konfirmasi

-Spanyol 20 konfirmasi dan 64 suspek

-Swedia 2 konfirmasi

-Switzerland 1 konfirmasi

-Britania Raya dan Irlandia Utara 106 konfirmasi

-Australia melaporkan 2 kasus konfirmasi cacar monyet.

Total ada 23 negara non endemik yang melaporkan kasus cacar monyet dengan 257 kasus konfirmasi dan 117-127 kasus suspek yang dikonfirmasi laboratorium per 26 Mei. Dan, tidak ada kematian yang dilaporkan.

3 dari 4 halaman

Akan Ada Lebih Banyak Kasus

Situasinya berkembang pesat dan WHO memperkirakan akan ada lebih banyak kasus yang teridentifikasi seiring meluasnya pengawasan di negara-negara non-endemik, serta di negara-negara yang diketahui endemik yang belum lama ini melaporkan kasus.

Selain negara-negara non-endemik yang melaporkan kasus, WHO terus menerima update status wabah yang sedang berlangsung melalui mekanisme surveilans yang ditetapkan (IDSR) untuk kasus-kasus di negara-negara endemik di kawasan Afrika.

Penguatan laboratorium di negara-negara endemik merupakan prioritas untuk memungkinkan konfirmasi kasus monkeypox yang dicurigai.

WHO juga menyampaikan bahwa tindakan cepat untuk menangani hal ini harus fokus pada hal-hal berikut:

-Memberikan informasi yang akurat kepada mereka yang mungkin paling berisiko terkena cacar monyet.

-Menghentikan penyebaran lebih lanjut di antara kelompok berisiko.

-Melindungi petugas kesehatan garda terdepan.

Monkeypox sendiri adalah virus zoonosis (virus yang ditularkan ke manusia dari hewan) dengan gejala yang sangat mirip dengan yang terlihat di masa lalu pada pasien cacar, meskipun secara klinis tidak terlalu parah.

4 dari 4 halaman

Gejala Utama Cacar Monyet

Penyakit ini disebabkan oleh virus monkeypox yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus dari famili Poxviridae.

Nama monkeypox berasal dari penemuan awal virus pada monyet di Statens Serum Institute, Kopenhagen Denmark, pada tahun 1958. Kasus manusia pertama diidentifikasi pada seorang anak kecil di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.

Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) mengkonfirmasi bahwa kasus cacar monyet di AS sangat jarang, tetapi jika penyakit itu menularkan, tanda yang paling jelas adalah ruam. Namun, sebelum ini, ada gejala lain yang mudah terlewatkan yang bisa menandakan infeksi tersebut.

Faktanya, demam adalah salah satu gejala pertama cacar monyet, sering disertai dengan sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan, kata badan tersebut. Ruam yang menyakitkan umumnya muncul satu sampai tiga hari setelah demam, dengan lesi mulai datar, kemudian menjadi terangkat saat terisi nanah dan akhirnya rontok.

Virus cacar monyet ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak dekat dengan lesi, cairan tubuh, tetesan pernapasan, dan bahan yang terkontaminasi seperti tempat tidur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.