Sukses

Apa Itu Penyakit Fisura Ani?

Fisura ani atau Fisura Anus (Anal fissure) adalah robekan kecil pada jaringan tipis dan lembab (mukosa) yang melapisi anus

Liputan6.com, Jakarta - Fisura ani atau Fisura Anus (Anal fissure) adalah robekan kecil pada jaringan tipis dan lembab (mukosa) yang melapisi anus.

Dilansir Mayoclinic, Fisura anus dapat terjadi ketika Anda mengeluarkan tinja yang keras atau besar saat buang air besar.

Fisura ani biasanya menyebabkan rasa sakit dan pendarahan saat buang air besar. Anda juga mungkin mengalami kejang pada cincin otot di ujung anus (sfingter anus).

Fisura anus sangat umum terjadi pada bayi muda tetapi dapat menyerang orang-orang dari segala usia. Sebagian besar fisura ani membaik dengan perawatan sederhana, seperti peningkatan asupan serat atau sitz bath (merendam area genital dan anus dengan air hangat).

Beberapa orang dengan fisura anus atau fisura ani mungkin memerlukan pengobatan atau kadang-kadang pembedahan.

Gejala

Tanda dan gejala fisura ani meliputi:

- Nyeri, terkadang parah, saat buang air besar

- Nyeri setelah buang air besar yang bisa bertahan hingga beberapa jam

- Darah merah cerah pada tinja atau kertas toilet setelah buang air besar

- Robekan yang terlihat pada kulit di sekitar anus

- Benjolan kecil atau tanda kulit pada kulit di dekat fisura anus

Kapan harus ke dokter?

Temui dokter Anda jika Anda mengalami nyeri saat buang air besar atau melihat darah pada tinja atau kertas toilet setelah buang air besar. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyebab

Penyebab umum fisura ani meliputi:

- Mengeluarkan tinja yang besar atau keras- Sembelit dan mengejan saat buang air besar

- Diare kronis

- Hubungan seks anus

- Persalinan

Penyebab fisura ani yang kurang umum meliputi:

- Penyakit Crohn atau penyakit radang usus lainnya- Kanker anus- HIV- Tuberkulosis- Sipilis

Faktor risiko

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena fisura anus meliputi:

- Sembelit. Mengejan saat buang air besar dan buang air besar yang keras meningkatkan risiko robekan

.- Persalinan. Fisura anus lebih sering terjadi pada wanita setelah mereka melahirkan.

- Penyakit Crohn. Penyakit radang usus ini menyebabkan peradangan kronis pada saluran usus, yang dapat membuat lapisan saluran anus lebih rentan robek.

- Hubungan seks anus.

- Usia. Fisura ani  dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih sering terjadi pada bayi dan orang dewasa paruh baya.

 

3 dari 3 halaman

Komplikasi

Komplikasi fisura ani dapat meliputi:

- Gagal sembuh. Fisura anus yang gagal sembuh dalam waktu delapan minggu dianggap kronis dan mungkin memerlukan perawatan lebih lanjut.

- Kambuh. Setelah Anda mengalami fisura anus, Anda cenderung mengalami fisura anus lagi.

- Robekan yang meluas ke otot-otot di sekitarnya. Fisura anus dapat meluas ke cincin otot yang menahan anus Anda tertutup (sfingter anus internal), sehingga fisura ani Anda lebih sulit untuk sembuh. Fisura yang tidak sembuh dapat memicu siklus ketidaknyamanan yang mungkin memerlukan pengobatan atau pembedahan untuk mengurangi rasa sakit dan untuk memperbaiki atau menghilangkan fisura.

Pencegahan

Anda mungkin dapat mencegah fisura anus dengan mengambil tindakan untuk mencegah konstipasi atau diare. Makan makanan berserat tinggi, minum cairan dan berolahraga secara teratur agar tidak mengejan saat buang air besar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.