Sukses

Awal Mula Praktik Bedah, Lubangi Tengkorak dari Alasan Kesehatan Hingga Usir Iblis

Beginilah awal mula praktik bedah mulai dilakukan di dunia

Liputan6.com, Jakarta - Dulu praktik bedah belum seperti zaman sekarang. Memang belum diketahui bedah pertama menggunakan alat seperti apa. Akan tetapi pisau atau pengikis di zaman batu saja sudah cukup tajam mengiris daging.

Steve Parker dalam buku Medicine The Dafinitive Illustrated History menjelaskan bahwa bukti paling awal yang jelas dari operasi invasif adalah trepanning, yakni memotong atau mengebor melalui tulang tengkorak ke otak.

Trepanning, atau trephining terlibat dalam membuat bukaan di tempurung otak, biasanya di dahi atau bagian atas kepala. Ini mungkin telah dilakukan oleh orang-orang yang awalnya untuk tujuan keagamaan, ritual, atau terapeutik.

Dalam sebuah survei skala besar pada kerangka Neolitik, beberapa berusia lebih dari 7.000 tahun. Sekitar satu dari 10 tengkorak menampilkan bukaan penuh atau tanda-tanda ada upaya untuk membuatnya.

Dalam contoh paling awal, lubang-lubang tersebut memiliki tepi yang bergerigi dan tidak rapi akibat pemotongan dengan pisau dan pengikis batu, atau mungkin alat berbentuk pahat yang dipukul dengan batu palu.

Bentuk lubang memberikan bukti bahwa gigi dari kucing besar dan predator lainnya juga digunakan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Cerita para Ahli Bedah

Banyak ahli bedah di Mesir kuno, Yunani, Roma, Asia Barat, dan Cina akrab dengan trepanning dan menulis risalah tentang masalah ini.

Bukti praktik di Kashmir, India, ditemukan di tengkorak berusia 4.000 tahun dengan banyak lubang. Di Cina, dalam catatan penyembuhan ahli bedah Hua Tuo berusia 2000 tahun menunjukkan bagaimana dia mengusulkan untuk menyembuhkan sakit kepala Shao dengan 'membuka tengkorak', tawaran itu ditolak.

Ada bukti bahwa pada abad ke-17, trepanning sedang dilakukan hampir di setiap benua yang terpencil, termasuk lokasi seperti pulau-pulau Pasifik Polinesia dan Melanesia.

 

3 dari 5 halaman

Perkembangan Trepanning

Trepanning biasanya dimulai dengan memotong, melonggarkan, dan melipat kembali kulit dan jaringan yang memperlihatkan tengkorak. Kulit dan jaringan dapat dipasang kembali setelahnya. Sebuah lubang yang dibuat di tengkorak untuk mengungkapkan membran otak, dan dalam beberapa kasus korteks, atau permukaan abu-abu di otak.

Beberapa catatan menggambarkan pasien yang sangat 'mabuk' dengan alkohol, atau diberikan obat penenang herbal atau jamur dan obat penghilang rasa sakit alami selama operasi, tetapi banyak juga yang tidak dibius.

Meskipun risiko infeksinya tinggi, tanda-tanda penyembuhan tulang setelah operasi menunjukkan bahwa banyak pasien yang selamat dari prosedur tersebut.

Mekanisme trepan dengan rotasi tipe bor digunakan di Eropa pada periode abad pertengahan. Pada akhir tahun 1570-an, bor dengan roda gigi logam diadaptasi untuk mengubah berbagai bagian keras dan gerinda untuk menghasilkan lubang yang bundar dan bermata rapi.

Namun, cara ini melibatkan memegang trepan di satu tangan dan memutarnya dengan tangan lainnya---dan sulit untuk menjaganya tetap stabil. Untuk menstabilkannya, dibuat kerangka khusus yang dapat dipasang pada kepala.

Tahun 1600-an terlihat lebih banyak perkembangan, seperti adaptasi engkol tangan atau pegas jarum jam, gergaji bundar kecil yang dapat diputar pada poros tengah, dan pemotong lubang bermata gergaji yang membebaskan cakram tulang yang dipangkas dengan baik.

Metode lain melibatkan membuat lingkaran lubang kecil yang berjarak dekat, kemudian memahat tulang di antara lubang tersebut untuk membebaskan bagian tengahnya.

 

4 dari 5 halaman

Obati Luka Hingga Usir Iblis

Trepanning juga dilakukan untuk mengobati luka yang dalam, dan untuk menyembuhkan tulang tengkorak yang retak, tertekan, atau pecah dalam kecelakaan atau di medan perang.

Dalam budaya awal Amerika Selatan, trepanning mungkin telah digunakan dalam upaya untuk merevitalisasi seseorang yang telah meninggal - mungkin seorang pemimpin yang kuat - dengan membiarkan kekuatan baru untuk menghidupkan kembali dengan memasuki kepala.

Trepanning juga digunakan dalam budaya Eropa abad pertengahan sebagai obat untuk kondisi mental, seperti paranoia, depresi, dan gangguan bipolar - diyakini disebabkan oleh kerasukan setan.

Sebuah lubang di tengkorak dianggap sebagai jalan keluar yang sangat dibutuhkan iblis selama eksorsisme. Fragmen tulang yang diambil kemudian dapat bertindak sebagai jimat yang dikenakan oleh pemiliknya untuk mengusir iblis.

Trepanning mulai memudar dari pengobatan Barat pada abad ke-18. Perkembangan perawatan khusus untuk kondisi seperti epilepsi dan migrain, terutama pengembangan obat baru, menyebabkan menurunnya perawatan bedah.

 

5 dari 5 halaman

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.