Sukses

Waspada, Kebiasaan Makan dan Minum Ini Bahayakan Kesehatan Hati

Liputan6.com, Jakarta Apa Anda pernah memperhatikan makanan yang bisa berbahaya untuk hati Anda? Tanpa disadari makanan yang buruk buat hati (liver) membuat orang berpenyakit hati berlemak nonalkohol/nonalcoholic fatty liver disease.

Penyakit ini membuntuti kita secara diam-diam dalam jangka waktu yang lama. "Gejalanya tidak sering terlihat sampai hati benar-benar terganggu," kata Kristin Kirkpatrick, RD, yang telah menjadi ahli diet di Klinik Cleveland selama 20 tahun dikutip Eat This.

Kirkpatrick menjelaskan bahwa hati bisa menyimpan sejumlah lemak, tetapi jika lemak yang masuk lebih dari 10%, Anda bisa memiliki penyakit hati berlemak nonalkohol.

"Kebanyakan orang tidak akan mengetahui hal ini sampai mereka menjalani ujian tahunan, dan panel metabolik komprehensif (tes darah) mereka menunjukkan enzim hati mereka meningkat. Pada saat itu, dokter biasanya akan melihat penanda metabolik lain seperti kelebihan berat badan atau melihat apakah hemoglobin A1c mereka terlalu tinggi dan memutuskan, nah orang ini mungkin memiliki perlemakan hati," jelas Kirkpatrick.

Apa pun yang Anda makan dan minum, baik itu minuman manis, donat, minuman beralkohol, hingga obat-obatan, dapat memengaruhi hati. Karena salah satu pekerjaan utama hati adalah mendetoksifikasi dan memetabolisme apa yang masuk.

Berikut kebiasaan diet tidak sehat yang buruk bagi hati:

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Gula dan Minuman Manis

"Ada beberapa hal yang sangat jelas berkontribusi pada produksi lemak berlebih di hati dan gula adalah salah satunya," kata Kirkpatrick.

Menurut American Heart Association, orang Amerika mengonsumsi rata-rata 65 pon gula tambahan setiap tahun. Sumber terbesar adalah minuman manis seperti soda dan minuman olahraga, makanan penutup, minuman buah, permen, dan makanan penutup berbahan dasar susu.

Gula dan sirup jagung fruktosa yang tidak digunakan untuk bahan bakar tubuh disimpan sebagai lemak berlebih di sel hati.

2. Karbohidrat olahan

Kue, roti, bagel, donat, muffin, dan kue kering terbuat dari biji-bijian yang sangat halus. Roti putih, roti hamburger dan hotdog, adonan pizza, kerupuk, nasi putih, dan pasta semuanya terbuat dari tepung putih halus tanpa serat dan tambahan gula.

Menurut American College of Gastroenterology, makanan ini meningkatkan gula darah dan dapat menyebabkan resistensi insulin, yang diyakini menjadi penyebab utama infiltrasi lemak hati.

"Jika Anda dapat secara signifikan mengurangi karbohidrat dan gula olahan, itu mengarah pada pengurangan ketergantungan pada insulin dan kemudian membantu membalikkan kondisi pada tahap pertama NAFLD," kata Kirkpatrick.

Kirkpatrick memberi tahu pasiennya yang kelebihan berat badan, saatnya membersihkan pola makan dan menerapkan pola makan Diet Mediterania.

"Itu mungkin salah satu diet terbaik untuk menghindari penyakit hati berlemak," imbuhnya. 3. Makanan Olahan Hampir semua hal yang ada dalam kotak atau kaleng, merupakan makanan yang diproses dengan baik. Makanan ini biasanya tidak hanya mengandung karbohidrat olahan dan gula tambahan, tetapi juga sering mengandung garam.

Penelitian pada hewan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry menunjukkan bahwa asupan natrium yang tinggi dapat menyebabkan risiko tinggi kerusakan hati dan fibrosis.

 

3 dari 4 halaman

4. Daging Merah

Daging merah dan makanan lain yang tinggi lemak jenuh (makanan yang digoreng, susu murni, dan keju) dikaitkan dengan penyakit hati berlemak nonalkohol.

Sebuah studi di The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism membandingkan makan berlebihan dengan asam lemak jenuh dan makan berlebihan dengan asam lemak tak jenuh ganda selama delapan minggu. Hasilnya, terjadi penambahan berat badan yang serupa. Hanya saja konsumsi lemak jenuh yang lebih banyak meningkatkan kandungan lemak hati.

Demikian pula, sebuah studi tahun 2020 di Diabetes Care menemukan bahwa diet tinggi lemak jenuh memiliki efek kuat pada peningkatan tetesan trigliserida di hati.

5. Alkohol

Menurut Klinik Penyakit Hati Berlemak Universitas Michigan, peminum berat dapat merusak hati. Tetapi mengonsumsi minuman alkohol dalam jumlah sedang dapat menyebabkan akumulasi lemak tambahan di hati bagi orang-orang dengan penyakit hati berlemak nonalkohol.

Ahli hepatologi merekomendasikan pasien NAFLD menghindari alkohol sepenuhnya atau setidaknya meminimalkan alkohol hingga kurang dari 2 gelas sehari untuk pria dan 1 gelas sehari untuk wanita.

Menghilangkan kebiasaan diet yang buruk bagi hati dapat membantu Anda mencegah penyakit diam ini. Untuk hati yang sehat, kombinasi dari pengurangan konsumsi racun seperti alkohol, bahan kimia, pengawet, dan pestisida dalam makanan. Begitu juga gula, karbohidrat olahan, dan lemak jenuh. Selain itu, menghindari kelebihan berat badan.

"Setiap kali Anda bisa kehilangan 5 sampai 10 persen dari berat badan Anda, semuanya membaik," kata Kirkpatrick.

4 dari 4 halaman

Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.