Sukses

Perokok Berisiko 7 Kali Lipat Kena COVID-19, Dokter Paparkan Alasannya

Selain karena merokok menurunkan kekebalan tubuh, kecanduan merokok tanpa sengaja akan membuat seseorang lebih sering memegang mulut dengan tangannya yang bisa menghatarkan virus masuk ke tubuh.

Liputan6.com, Jakarta Kebiasaan merokok, baik konvensional maupun elektronik meningkatkan risiko terinfeksi COVID-19. Selain karena merokok menurunkan kekebalan tubuh, kecanduan merokok tanpa sengaja akan membuat seseorang lebih sering memegang mulut dengan tangannya yang bisa menghatarkan virus masuk ke tubuh.

Begitu disampaikan dokter spesialis paru Feni Fitriani Taufik dalam acara Webinar Hari Tanpa Tembakau Sedunia dengan tema “Commit to Quit”, ditulis Sabtu (13/6/2021).

Menurut Feni, merokok juga menyebabkan gangguan sistem imunitas saluran napas dan paru akibat asap rokok dan meningkatkan regulasi reseptor angiotensin-converting enzyme-2 (ACE2).

"Perokok yang sudah lama juga berisiko mengalami penyakit kronik seperti jantung, diabetes, PPOK yang disebut sebagai komorbid (COVID-19)," jelasnya.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hasil survei

Menurut survei online yang dipublikasikan pada Journal of Adolescent Health terhadap 4.351 orang usia 13-24 tahun pada bulan Mei 2020.

"Diagnosis COVID-19 lima kali lebih mungkin pada pengguna rokok elektronik, tujuh kali lebih mungkin pada dual-user (perokok elektronik dan konvensional), dan 6,8 lebih mungkin pada pengguna dual-user selama 30 hari terakhir. Gejala terlihat 4,7 kali lebih banyak pada pengguna dual-user selama 30 hari terakhir," kata Feni.

 

3 dari 4 halaman

Rokok elektronik dianggap aman?

Feni mengungkapkan, ada fakta lain terkait rokok elektronik yang dianggap aman. Nyatanya, rokok elektronik menyebabkan iritasi saluran napas, meningkatkan gejala pernapasan, meningkatkan risiko bronkitis, meningkatkan risiko asma, risiko penyakit bronkiolitis obliterans, dan risiko infeksi paru seperti pneumonia.

Penelitian-penelitian di laboratorium menunjukkan dampak rokok elektrik pada sistem paru dan pernapasan seperti:

1. Meningkatkan peradangan/inflamasi

2. Kerusakan epitel

3. Kerusakan sel

4. Menurunkan sistem imunitas lokal paru dan saluran napas

5. Peningkatan hipersensitif saluran napas

6. Meningkatkan tahanan jalan napas

7. Risiko asma dan emfisema.

8. Risiko kanker paru

4 dari 4 halaman

Infografis Kombinasi 3M Turunkan Risiko Tertular Covid-19 hingga 99,9 Persen

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.