Sukses

Punya Masalah Penyumbatan Darah, Pakar: Konsultasi ke Dokter Sebelum Divaksin AstraZeneca

Punya masalah penyumbatan darah, pakar sarankan konsultasi ke dokter dulu sebelum divaksin AstraZeneca.

Liputan6.com, Jakarta Apabila seseorang punya masalah penyumbatan darah, dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi (paru) Erlina Burhan menyarankan, konsultasi dulu ke dokter sebelum divaksin vaksin AstraZeneca. Dalam hal ini, memeriksakan diri apakah aman atau tidak menerima vaksin AstraZeneca.

Upaya tersebut juga mengingat adanya kasus pembekuan darah terkait vaksin AstraZeneca yang dilaporkan di sejumlah negara. Walaupun laporan pembekuan darah ini terbilang sedikit dibandingkan jutaan orang yang sudah divaksin AstraZeneca.

"Soal pembekuan darah dari vaksin AstraZeneca, yang akhirnya dihentikan di beberapa negara, kasusnya hanya 4 orang dari 1 juta orang (yang divaksin). Jadi, rendah sekali," jelas Erlina saat temu media Apa Syarat agar Vaksinasi Ampuh Menghentikan Pandemi? pada Jumat, 21 Mei 2021.

"Tetapi kita tetap hati-hati bilamana seseorang merasa punya riwayat pengentalan darah, konsumsi pengencer darah, sakit jantung yang mungkin juga ada kelainan trombosit dan penyumbatan. Sebaiknya individu yang bersangkutan memeriksakan diri dulu."

Senada dengan Erlina, Juru Bicara Vaksinasi Reisa Broto Asmoro juga mengatakan, bagi yang masih ragu divaksin AstraZeneca sekaligus punya riwayat pengentalan darah dapat memeriksakan diri ke dokter dulu.

"Kalau masyarakat masih ragu divaksin AstraZeneca, terlebih lagi terkait punya riwayat pengentalan darah ya boleh melakukan pemeriksaan diri dulu," katanya.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kasus Pembekuan Darah Vaksin AstraZeneca

Kasus pembekuan darah vaksin AstraZeneca, salah satunya laporan terbaru dari Quebec, Kanada. Pada Kamis, 20 Mei 2021, Kementerian Kesehatan Quebec mengumumkan, ada empat kasus pembekuan darah yang dikonfirmasi terkait vaksin AstraZeneca.

Sejak awal kampanye vaksinasi COVID-19, sudah ada 8 kasus pembekuan darah akibat vaksin AstraZeneca yang salah satunya berakibat fatal. Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian, keempat orang itu menerima perawatan yang sesuai dan dalam kondisi stabil.

Tiga dari empat orang saat ini berada di rumah sakit, tetapi nyawa mereka tidak dalam bahaya. Orang keempat sedang memulihkan diri di rumah.

Pembekuan darah adalah reaksi merugikan potensial dari vaksin, tetapi risikonya tetap rendah.

Perlu dicatat bahwa kasus (gangguan) trombosit--yang berujung pembekuan darah--dianggap sebagai kemungkinan komplikasi dari vaksin AstraZeneca, tetapi kasus tersebut tetap jarang, yaitu sekitar satu dari 100.000 vaksin AstraZeneca yang diberikan selama dosis pertama.

Pada dosis kedua, risikonya jauh lebih rendah, yakni satu dari sejuta, demikian bunyi pernyataan Kementerian Kesehatan Quebec dikutip dari CBC.ca.

Pada 20 Mei 2021, lebih dari 500.000 dosis AstraZeneca telah diberikan di Quebec.

Kementerian Kesehatan mendorong siapa pun yang baru saja menerima vaksin AstraZeneca untuk mencari pertolongan medis jika dalam empat hingga 20 hari berikutnya mengalami keluhan. Di antaranya, sesak napas, nyeri dada, pembengkakan pada kaki, sakit perut.

Lalu sakit kepala parah atau sakit kepala yang berlangsung selama beberapa hari, penglihatan kabur, dan memar di kulit.

3 dari 4 halaman

Efek Pembekuan Darah Vaksin AstraZeneca Terbilang Sangat Jarang

Dalam jurnal berjudul, AstraZeneca vaccine: Blood clots are“extremely rare”and benefits outweigh risks, regulators conclude, investigasi oleh regulator Uni Eropa dan Inggris menyimpulkan, efek samping pembekuan darah AstraZeneca terbilang sangat jarang.

Bahwa vaksin AstraZeneca lebih banyak manfaat dibanding efek samping pembekuan darah yang terjadi. Komite Penasihat Vaksin Inggris telah memutuskan orang dewasa di bawah 30 tahun yang sehat dan tidak berisiko mengembangkan COVID-19 yang parah harus mendapat vaksin AstraZeneca.

“Kami tidak menyarankan penghentian vaksinasi apa pun untuk individu mana pun dalam kelompok usia apa pun. Kami menyarankan preferensi untuk satu vaksin daripada vaksin lain untuk kelompok kelompok tertentu dengan sangat hati-hati," ujar Ketua UK’s Joint Committee on Vaccination and Immunisation Wei Shen Lim.

Di antara lebih dari 20 juta orang yang telah divaksinasi dengan vaksin AstraZeneca di Inggris sejauh ini, 79 kasus pembekuan darah langka dengan trombosit rendah telah dilaporkan, serta 19 kematian, menurut data UK Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency.

Jumlah itu setara sekitar satu kasus per 250.000 orang yang divaksinasi AstraZeneca (0,0004 persen) dan satu kematian dalam jutaan. Ada manfaat potensial jauh melebihi potensi bahaya efek samping setelah divaksin AstraZeneca.

Sebagaimana jurnal yang dipublikasikan di The BMJ pada 21 Mei 2021 ini, pada orang berusia 20-29 tahun membuat mereka tidak memiliki risiko terkena penyakit COVID-19 yang parah. Namun, ada peringatan penting untuk data ini, termasuk menghindari perawatan intensif bukan satu-satunya keuntungan mendapatkan vaksinasi.

Wakil Ketua Joint Committee on Vaccination and Immunisation Anthony Harnden menekankan, vaksin AstraZeneca sangat aman dan efektif. "Ini penting untuk seluruh dunia, sungguh, karena akan ada negara di dunia, yang mana vaksin AstraZeneca adalah satu-satunya pilihan," tegasnya.

4 dari 4 halaman

Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.