Sukses

Dokter Sarankan Rapid Test atau PCR Sebelum Salat Idul Fitri

Tidak ada salahnya melakukan rapid test atau PCR sebelum salat Idul Fitri

Liputan6.com, Jakarta - Jika seseorang dapat mengikuti Salat Id berjamaah tanpa adanya kekhawatiran kondisi kesehatan maupun daya tubuh, maka ia diperbolehkan melakukannya namun tetap harus memerhatikan beberapa hal. Dilansir dari Antara, Dokter Umum yang mengambil Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia, Ichwan Zuanto, menyarankan untuk melakukan tes usap cepat (rapid test) atau tes usap PCR sebelum Salat Id berjamaah.

Rapid test tersebut dilakukan dengan tujuan untuk lebih meyakinkan diri sendiri bebas COVID-19. “Gunanya meyakinkan diri sendiri bahwa bebas dari COVID-19,” kata Ichwan.

Selain Rapid test, tempat dan jarak saat Salat berjamaah juga perlu diperhatikan. Usahakan untuk memilih tempat Salat di ruangan terbuka, seperti di lapangan, dengan jarak antar jamaah diatur dengan jarak kurang lebih 1,5 meter hingga 2 meter.

Jamaah Salat Idul Fitri harus pandai memilih tempat ibadah yang sudah menerapkan protokol kesehatan. Selalu pastikan tempat ibadah yang dipilih telah menyediakan tempat cuci tangan khusus, melakukan pengukuran suhu tubuh jamaah, dan membatasi kapasitas maksimal orang di dalam ruangan hingga 50 persen.

 

Simak Juga Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berwudu dari rumah

Setelah yakin diri sendiri bebas dari COVID-19 melalui Rapid test, usahakan juga untuk berwudu dari rumah, tujuannya untuk meminimalisir kegiatan membuka masker. Namun apabila sangat terpaksa masker harus dilepas untuk berwudu, maka lakukan dengan cara memakai dan melepas masker yang benar.

“Bawa hand sanitizer atau rutin cuci tangan di tempat yang tersedia, sebaiknya wudu langsung dari rumah masing-masing,” ujar Ichwan. Persiapkan seluruh alat ibadah yang dibutuhkan dari rumah, seperti sajadah, sarung atau mukena.

Berbeda dengan masa sebelum adanya pandemi, dimana jamaah dapat saling bersalaman setelah Salat, Idul Fitri di tengah pandemi COVID-19 seperti saat ini harus dijalankan dengan tanpa melakukan kontak fisik. Penting untuk menghindari sentuhan, baik itu bersalaman atau berpelukan dengan orang lain, atau benda-benda di sekeliling.

Hindari juga kerumunan orang. Ikhwan mengingatkan kembali kepada semua orang yang ingin melakukan ibadah Salat Idul Fitri untuk menilai mana yang lebih besar antara manfaat dan mudarat, lalu memilih keputusan terbaik demi kesehatan dan keamanannya.

 

Penulis: Rissa Sugiarti

3 dari 3 halaman

Infografis Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.