Sukses

150 Juta Penduduk India Sudah Divaksin COVID-19

Sejauh ini India sudah memvaksinasi sekitar 150 juta orang atau sekitar 11 dosis vaksin per 100 penduduknya.

Liputan6.com, Jakarta  Sejauh ini India sudah memvaksinasi sekitar 150 juta orang atau sekitar 11 dosis vaksin per 100 penduduknya.

Menurut data The New York Times yang disampaikan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Tjandra Yoga Aditama, di dunia pada 1 Mei 2021 sudah lebih dari 1,13 milyar dosis vaksin disuntikkan.

Jumlah ini setara dengan 15 dosis per 100 penduduk dunia. Tentu distribusinya tidak lah merata. Sepuluh negara terbanyak memberikan vaksinasi COVID-19 per 100 penduduk negaranya secara berurutan adalah:

-Seychelles (130 dosis vaksin per 100 penduduknya)

-Israel

-U.A.E.

-San Marino

-Chili

-Bahrain

-Maldives

-Inggris

-Amerika Serikat

-Malta

Tjandra menambahkan, rekan-rekannya yang bekerja di WHO Asia Tenggara yang kantornya di New Delhi memang sudah mendapat vaksinasi yang pertama, dengan vaksin AstraZeneca buatan Serum Institute of India.

“Sekarang mereka sedang menunggu untuk waktu vaksinasi kedua, dan tentu ada juga kekhawatiran untuk ketersediaan vaksin mengingat kasus yang terus meningkat ini,” kata Tjandra melalui pesan teks kepada Health Liputan6.com, Senin (3/5/2021).  

Pemerintah India mengeluarkan strategi baru fase tiga vaksinasi COVID-19 yang menyebutkan bahwa mulai 1 Mei 2021 maka semua warga negara India yang berusia 18 tahun ke atas akan mendapat vaksinasi.

Hanya saja, pelaksanaannya belum terlalu lancar karena beberapa negara bagian belum dapat memulai fase tiga ini pada 1 Mei karena kelangkaan ketersediaan vaksin, yang mereka harapkan akan teratasi dalam beberapa hari ini.

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Situasi Lockdown India

Jumlah kasus COVID-19 di India sudah melewati 400 ribu orang dalam sehari selama beberapa hari terakhir. Walau sempat ada penurunan menjadi 392 ribu, lanjut Tjandra.

“Pagi ini kerabat saya dari New Delhi menyampaikan beberapa perkembangan terakhir dalam hari-hari ini.”

Pertama, sebenarnya situasi lockdown sekarang ini tidaklah seketat Maret hingga April 2020 tahun lalu, saat Tjandra masih bertugas di sana.

“Waktu itu kalau saya keluar rumah untuk sekadar jalan kaki di dekat rumah untuk dapat matahari pagi maka saya selalu membawa tas kosong, maksudnya kalau ditanya polisi maka saya akan jawab bahwa saya sedang mau pergi ke toko membeli makanan pokok.”

Kedua, dalam rangka kewaspadaan, sekarang kalau seseorang sedang ke luar rumah dan bertemu polisi dan menjawab akan pergi ke apotik atau toko obat, maka polisi dan petugas akan bertanya detail terkait penyakit, obat apa yang akan dibeli, dan bahkan pengecekan ke rumah dengan segala tindakan lainnya yang terkait.

Ketiga, sudah mulai ada berita terkait kemungkinan bentuk lockdown akan diperketat di hari mendatang.

Keempat, ada prediksi modelling dari beberapa pihak termasuk Indian Council of Medical Research (ICMR) bahwa gelombang kedua serangan COVID-19 di India sekarang ini akan mencapai puncaknya pada minggu pertama atau minggu kedua bulan Mei ini.

“Namun, sebagaimana teknik modelling epidemiologi maka tentu ada beberapa keterbatasan, khususnya karena masih ada berbagai variabel yang masih belum pasti perkembangannya (uncertainty),” tutup Tjandra.

3 dari 3 halaman

Infografis Indonesia Waspada Eksodus Tsunami COVID-19 India

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.